Bab 29

89.2K 11.3K 1K
                                        

Happy Reading *˙︶˙*)ノ



Flora baru saja sampai di sekolah namun lagi-lagi tatapan sinis dan jijik masih di layangkan kepadanya.

"Nggak tau malu banget anjing, masih datang ke sekolah"

"Jijik banget gue lihat muka dia, bawaanya itu pengen mutilasi"

"Coba aja kalo bunuh orang nggak dosa, gue udah lama tu bunuh cewek itu"

Cibiran masih saja di layangkan kepada Flora, dia hanya bisa diam menunduk.

Namun tidak lama ada seseorang yang melempar telur busuk padanya. Flora mendongak untuk melihat siapa pelakunya.

"Aduh bener ya dia itu punya lebih dari seribu wajah, ajarin dong caranya gimana" Ujar salah satu siswi yang sangat membenci Flora, dia adalah Vanessa.

"Nes, jauh-jauh lo dari dia. Nanti lo gatel terus kena virus"

Vanessa menoleh kepada temannya, "Aduh gue lupa, mana sekarang bau busuk lagi" Ujarnya sambil menutup hidung.

Vannesa kembali menatap Flora, "Flora lo tahu nggak satu sekolah punya kejutan sama lo. Maka dari itu siap-siap ya"

Vanessa mengangkat tangannya untuk mengaba-aba.

Siswa-siswi di sekolah itu memang berkumpul di dekat lapangan. Karena ketika memasuki kelas memang harus melewati lapangan terlebih dahulu.

Termasuk Ananta beserta kedua sahabatnya dan anggota inti Geng The Wolves yang menonton.

"Lio nggak ngerti ini kenapa pada ngumpul disini ya"

Ananta menoleh ketika Lio mengatakan dengan polosnya. Ananta menahan senyum ketika melihat wajah Lio yang menggemaskan.

Apalagi ketika pria itu mengemut permen milkita. Ananta kadang heran sendiri Lio setiap hari selalu mengemut permen apakah tidak sakit gigi. Meskipun Ananta pencinta permen karet juga namun tidak sampai setiap hari. Karena ya pasti ujungnya sakit gigi.

Apalagi ketika udah sakit gigi, rasanya dia selalu ingin menonjok pipinya dan tidak suka ada suara kebisingan. Sakit gigi itu enak sekali ketika hening, damai dan rebahan saja di kamar.

Ketika Ananta ingin mencubit pipi Lio yang menggemaskan itu, tangan dia langsung di genggam oleh seseorang.

Ananta mendelik sudah tahu siapa pemilik tangan itu.

"Ngapain?"

Ananta menoleh kepada Ezriel dan memutar bola matanya malas, "Mau cubit pipi Lio soalnya gemesin si" Ujarnya dengan jujur.

"Emang aku nggak gemesin?"

Ananta pura-pura seperti ingin muntah ketika mendengar pertanyaan dari Ezriel, "Gemes banget malah, gemesnya itu sampe pengen aku mutilasi terus di jadiin sop" Ujarnya dengan senyuman manis.

Ezriel menatap datar Ananta dan memalingkan wajahnya, "Sabar" gumam nya dengan nada lemah.

"Sepet gue lama-lama liat kalian berdua"

"Bodo, daripada lo jomblo nggak punya akhlak lagi" Ejek Ananta ketika mendengar ucapan Darel.

Ananta kemudian menatap ke arah depan lagi, dimana Flora yang sedang di bully habis-habisan.

Bahkan wanita itu di lempar tepung, telur busuk, air bekas pel, dan juga sampah.

Flora mengangkat wajahnya ketika disiram air bekas pel, "Kenapa? Kenapa kalian ngelakuin ini sama aku?"

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang