Bab 22

116K 13.5K 782
                                    

Lama-lama alurnya makin gaje hadeuh (இдஇ; )

Happy Reading Kawan ٩( ᐛ )و




Ananta masih menatap wajah Ezriel dengan cemberut hei dia itu sudah lelah bahkan keringat sudah bercucuran namun pria itu tidak mengasihani nya. Oh ayolah hukuman nya si tidak apa seperti ini tapi AC nya kenapa harus di matikan juga sehingga lihat sekarang dia berkeringat dan mana hari ini dia masih memakai baju seragam sekolah.

Ananta menurunkan sedikit kedua tangannya ketika melihat Ezriel menutup kedua matanya.

"Berani heh"

Ananta dengan refleks mengangkat satu tangan nya lagi dengan tegak dan tangannya yang satu lagi memegang telinganya.

Dia mengira Ezriel sedang tertidur rupanya cuman pura-pura.

Ananta mendengus tangan dia sudah pegal termasuk kakinya.

Posisinya dia itu tangan kanan dia angkat, tangan kirinya memegang telinga dan kaki kanan nya dia angkat. Itulah keadaaan Ananta sekarang ditambah keringat bercucuran.

Tapi tidak apa-apa ini lebih baik daripada dia diberi hukuman yang aneh-aneh.

Dia mendengus menatap Ezriel yang malah enak-enakan rebahan di kasur sedangkan dia harus menjalankan hukuman. Mana posisi nya yang tidak mengenakan lagi.

Ini merupakan hukuman kedua yang dia lakukan seperti itu yang pertama ketika dia memegang tangan Arga ketika di kantin waktu itu. Ada yang masih ingat kejadian itu ketika Ananta memberikan sampah. Ezriel marah karena Ananta memegang tangan pria lain.

Sekarang kesalahan dia yaitu malah menyemangati Lio ketika tadi tawuran, hei itu hanya masalah sepele, kekasih nya ini memang minta di serepet oleh becak.

Sedangkan Ezriel pria itu sedang memejamkan matanya sambil tersenyum tipis pasti sekarang gadisnya itu sedang mendumel atau menyumpah serapah dirinya.

Membayangkan wajah gadisnya yang sedang mendumel tidak jelas pasti lucu. Alasan dia berbaring dan memejamkan mata dia tidak ingin melihat gadisnya yang terlihat seksi ketika berkeringat seperti itu.

Salah Ananta sendiri sudah tahu ada tawuran malah mendekati dan menonton mana menyemangati bocah polos itu harusnya kan pacarnya. Ezriel mendengus ketika mengingat kembali kejadian itu.

Untung saja dia bukan tipe pria brengsek yang akan menghukum gadisnya dengan aneh-aneh. Ezriel membuka mata dan melirik Ananta yang masih melakukan hukuman nya itu.

Ezriel perlahan bangkit dan mendekati Ananta yang sedang menunduk sampai rambut panjangnya itu menutup wajah nya.

Ezriel sedikit menunduk dan menyelipkan rambut Ananta, pria itu tersenyum tipis ketika melihat Ananta yang sekarang malah sedang tertidur. Ezriel menggelengkan kepalanya bisa-bisanya sedang menjalankan hukuman malah tertidur.

Pria itu menggendong Ananta ala brydal style menuju kasurnya, menurunkan Ananta dengan perlahan.

Pria itu kembali merapihkan rambut Ananta, memandang wajah Ananta yang sedang tertidur pulas.

Ezriel masih memandang tidak lama pria itu tersenyum, kalau di pikir-pikir gadisnya ini semakin lama sifatnya semakin aneh namun dia tetap mencintai gadis aneh ini.

Sebelum pergi Ezriel menyempatkan untuk mengelus pipi gembul gadisnya dan mengecup kening Ananta sedikit lama.

Dia tahu pasti gadisnya ini kelelahan pulang sekolah seharusnya pulang malah menonton aksi tawuran, mengikutinya ke basecamp dan setelah itu dia malah memberikan hukuman pada gadisnya ini.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang