Bab 32

86.8K 9.9K 759
                                        

Happy Reading (๑'ᴗ')ゞ




Disinilah ketiga gadis itu berada di sebuah gudang yang terbengkalai, baru masuk saja sudah tercium aroma anyir dari darah.

Ananta dan kedua sahabat menatap datar Flora yang terkulai lemas di sebuah kursi dengan kedua tangan di ikat.

Mereka bertiga tertawa melihat keadaan Flora. Baju yang sudah terkoyak dan banyak merah-merah di sekitar lehernya.

"Gimana rasanya main sama mereka?" Tanya Keyra dengan datar.

"Key lo itu tolol apa gimana, udah pasti cewek kayak si Flora itu menikmati sentuhan dari para pria"

Bella mengangguk membenarkan jawaban Ananta, "Bener tu cewek haus belaian kayak si Flora udah pasti menikmati dan mendesah di bawah mereka"

Ananta mendekat dan mencengkeram dagu Flora dengan kuat, "Ugh gimana rasanya enak pasti? Udah pasti lah. Lagian mainnya bertujuh si mana 2 hari 2 malam nonstop lagi"

"Pasti lah Ta, nggak liat nih bibirnya aja sampe bengkak-bengkak gitu. Terus di lehernya aja banyak banget tanda merah"

Flora menatap sayu kepada Ananta dan kedua sahabat Ananta. Dia sudah tidak berdaya dan tidak bisa melawan. Tubuhnya itu masih sangat lemas. Apalagi tubuh dia itu baru saja di gilir oleh tujuh orang.

"Padahal ni gue nggak ada niat buat mereka main sama si Flora" Ujar Ananta membuat kedua sahabat nya mengeryit bingung.

"Iya ini kan suruhan Ezriel, si El juga nyuruh seseorang buat si Flora minum obat perangsang" Lanjut Ananta ketika melihat kebingungan dari kedua sahabatnya.

"Bukannya tersiksa dia malah menikmati anjir"

"Lo pasti masih mau ya 'kan?" Tanya keyra pada Flora.

Flora wanita itu menganggukkan kepalanya dan tersenyum dengan lebar.

Seketika mereka bertiga menatap datar Flora. Sudah mereka tebak pasti Flora sudah gila. Tadi nya yang lemas sekarang malah tersenyum lebar dan ketagihan ingin melakukan lagi.

"Jijik anjir"

"Inget kita hanya menyiksa bukan membunuh" Ingat Ananta sekali lagi.

"Lo pada bawa pisau 'kan?" Tanya Ananta.

Ananta membulatkan matanya ketika melihat mereka menunjukan sebuah pisau nya.

"Sabar-sabar" Ujar Ananta dengan nada lemah.

Ananta menatap miris mereka berdua, "Ngapain bawa pisau dapur sama pisau kue anjir. Lo kira ini mau ajang masak-masak sama potong kue"

"Gue nggak ada pisau yang lain, adanya cuman pisau dapur" Jawab Bella dengan polosnya.

"Di depan mata ada pisau kenapa harus cari yang lain" Jawab Keyra dengan santai.

Ananta mengangguk dengan lesu, persahabatan mereka memang tidak ada yang benar. Otaknya pada setengah-setengah. Termasuk dia sendiri.

Mereka sudah mulai dari menyayat pipi kanan dan kiri Flora. Disambung pada betis dan pahanya karena memang wanita itu memakai baju yang memperlihatkan pahanya.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang