Bab 43

51.7K 6.6K 317
                                    

Oh hip hip hura hura. Hola hola guys I'm back. Heheh

Btw kalian para readers asal mana ni?

➹Happy Reading➷

❀❀❀

Ananta sudah pulang dari rumah sakit sekitar tiga hari yang lalu. Kini dia sekarang berada diruang bawah tanah. Dan menatap datar gadis yang sedang terkulai lemas.

"Hai Tara mandi." Duduk di lantai dan menatap sambil tersenyum lebar.

Tara mendongak. Dia menatap wajah Ananta dengan tajam.

"Marah lo sama gue. Emang bener 'kan lo pasti nggak pernah mandi selama ini."

Ananta duduk bersila di depan Tara.

"Gimana kabar lo?"

"Lho, lho kok lo malah makin kerempeng si. Nggak di kasih makan lo selama ini. Apa gimana?"

Ananta menatap prihatin Tara. Tubuh Tara memang semakin kerempeng dari yang terakhir kali bertemu. Apa selama empat bulan ini dia tidak diberi makan.

"Mari kita berdua mengobrol dengan santai."

"Tapi sebelum itu lo pasti haus 'kan?" Lanjutnya dengan bertanya.

Ananta segera mengambil air minum untuk Tara. Dia kembali duduk di lantai dan menyodorkan air minum itu kepada Tara.

"Nah karena lo udah minum. Mari kita mengobrol dengan baik-baik dan tenang."

Tara diam dan menatap Ananta biasa. Namun jelas ada ketakutan yang terlihat dari matanya.

"Gimana lo udah dapetin Ezriel belom?"

"Ini semua salah lo! Gue nggak bisa dapetin Ezriel!"

Ananta tertawa hambar, "Aduh neng Tara. Nggak usah teriak-teriak lo mau tenggorokan lo sakit."

"Diem lo anjing!"

Ananta menggelengkan kepala nya, "Heh mata lo buta apa gimana. Nggak bisa bedain mana anjing mana manusia."

Ananta mengedarkan pandangannya. Dia bergidik ngeri ketika membayangkan dia yang berada disini sendirian. Sudah gelap, dingin dan ruangannya terlihat menyeramkan.

"Gue prihatin sama lo, semenjak kasus lo dorong gue. Orang tua lo nggak nyari lo sampai sekarang."

"Beneran?" Tanya Tara dengan sendu.

Ananta mengangguk mantap, "Heem. Ya kalo nggak salah si mereka nggak mau nganggap lo anak lagi. Bahkan udah dari dulu, orang tua lo itu pergi ke luar negeri."

"Tanpa ajak lo" Lanjutnya sambil diam-diam tersenyum smirk.

"Bohong! Lo pasti bohong 'kan Ananta! Jawab?! "

Mengedikkan bahu tak acuh, "Bodo amatlah lo mau percaya atau enggak juga."

"Tara."

Tidak pernah luput dari penglihatan Ananta bahwa gadis itu selalu tersenyum dan mengelus rambutnya sendiri.

"Oh iya" Lanjutnya sambil memangku dagu.

"Muka lo kok malah nambah makin cantik si."

Tara menatap Ananta berbinar, "Iya gue 'kan emang cantik." Sambil menyampingkan rambutnya ke sebelah dan kembali mengelus rambut.

"Rahasia lo apasi sampai bisa cantik gitu?"

Tara membenarkan posisi duduknya,"Gue dari dulu udah cantik. Makanya Ezriel suka sama gue." Ujarnya sambil malu-malu.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang