3. Bertemu Calon Suami

736 98 13
                                    

Hayyy semuanya....

Aku kembali lagi dengan cerita JenoKarina. Siapa nih yang udah nungguin????

Mumpung cerita ini gratis jadi kalian cuma diwajibkan untuk vote dan comment nya reader!!!

Semoga kalian betah yah!!!

Happy Reading

Seorang gadis tampak murung di depan cerminnya. Berkali-kali ia membuang napas kasar. Sungguh ia tak berpikir hal ini akan terjadi. Bagaimana bisa papanya sendiri menikahkannya dengan orang yang sama sekali tak ia kenal? Apalagi di usianya yang belum beranjak dewasa.

Ia jadi menyesali keputusannya untuk kembali ke sini. Padahal tujuannya ke sini adalah ingin bisa bertemu dengan lagi dengan papanya setelah sepuluh tahun berpisah. Baru saja kembali, ia sudah mendapat kabar yang tak ia inginkan.

Ingin sekali dirinya memberi tahu hal ini pada kakek dan neneknya di desa. Tapi, ia kembali berpikir. Ia tak mau kalau kakek dan neneknya itu akan khawatir dengan dirinya. Gadis itu juga sempat berpikir untuk kabur dan kembali ke desanya.

Sungguh ia tak memerlukan semua kemewahan ini. Ia hanya ingin bisa hidup tenang. Kalau dibandingkan dengan ini semua, ia lebih memilih untuk tinggal bersama dengan kakek dan neneknya.

Tapi tak yang bisa ia perbuat saat ini selain menerimanya. Mah kabur pun tak bisa. Lihat saja beberapa pengawal yang dipasang oleh papanya di depan pintu dan depan rumahnya. Sepertinya papanya itu kalau kemungkinan ia akan kabur.

'cklek'

"Karina"

Gadis bernama Karina itu segera menolehkan kepalanya pada sosok yang baru saja membuka pintu kamarnya.

"Lana, ayo masuk," ujar Karina

Lana segera masuk ke dalam dan menutup pintu kamar itu. Ia duduk di dekat Karina dan memandangnya dengan wajah sendu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Karina

'grep'

Bukannya menjawab, Lana malah memeluk erat tubuh Karina. Karina pun sedikit tertegun dengan pelukan itu.

"Kenapa kau tiba-tiba memelukku?" tanya Karina seraya memeluk Lana balik.

"Kau yang sabar yah. Aku udah denger tentang papamu yang memintamu untuk menikah. Maaf yah Karina, aku enggak bisa buat apa pun untuk dirimu," papar Lana dengan suara terisak.

Karina langsung melepas pelukan itu dan menghapus jejak air mata pada Lana. Karina menggeleng lemah. Melihat Lana yang menangis untuk dirinya, membuat hatinya terenyuh. Lana memang sedari dulu seperti itu. Ia sangat sayang padanya. Bahkan, ketika Karina pergi ke desa sepuluh tahun lalu, ia menangis keras. Ia mendengar kalau Lana sampai sakit karena terus menangisi kepergiannya. Lana sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri. Lana sangat baik terhadapnya.

"Lana, kau enggak perlu minta maaf. Ini bukan kesalahanmu. Mungkin ini udah menjadi takdirku. Lagipula selama ini aku enggak pernah bisa berbakti pada papa. Mungkin dengan cara ini, aku bisa sedikit berbakti padanya," jelas Karina dengan senyuman.

"Kau bisa aja berbakti dengan cara lain, Karina. Kau enggak harus mengorbankan masa depanmu hanya untuk berbakti pada papamu. Aku takut kalau calon suamimu itu adalah seorang orang tua yang jelek dan mesum. Aku khawatir kau akan kenapa-kenapa," lirih Lana dengan sesenggukan.

'cklek'

Pintu kamar Karina terbuka kembali dan menampilkan wajah sedih dari bibi Ani. Karina yang melihat itu langsung saja memeluk tubuh bibi Ani.

YOUNG MARRIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang