9. Menjadi Pelayan

674 82 4
                                    

Hayy semuanya....

Aku kembali lagi dengan cerita JenoKarina yang paling fenomenal!!!!

Jangan lupa untuk vote dan comment nya yah!!!

Mumpung cerita ini gratis loh!!!

Happy Reading

"Karina, kau yakin enggak mau kita anterin pulang?"

"Enggak usah. Aku mau mampir ke toko buku dulu. Kalian duluan aja," tolak Karina

"Baiklah, kau hati-hati yah. Kita pulang dulu."

"Iyah, kalian juga hati-hati," balas Karina seraya melambaikan tangannya.

Sesaat setelah mobil milik Winter menjauh, Karina segera berjalan menuju halte bus. Jika saja ia masih tinggal di rumah papanya. Mungkin dia akan mau diantar pulang oleh Winter. Tapi, sekarang dia tinggal di apartemen. Parahnya lagi itu bersama Jeno. Bagaimana reaksi temannya itu jika tahu kalau dirinya tinggal satu atap dengan Jeno?

Tak mungkin juga ia bakal pulang dengan Jeno. Suaminya itu mana mau mengajaknya pulang bersama. Ketika di sekolah aja, Jeno seperti tak menganggapnya ada. Karena Jeno sudah memperingatinya untuk tak mengatakan pada siapa pun mengenai hubungan mereka yang sebenarnya. Tak perlu dibilang pun Karina juga tak mau mengakui hubungannya dengan Jeno. Bisa-bisa ia akan diserbu oleh para fans fanatik itu.

Karina mengeluarkan earphone di dalam sakitnya dan mulai memutar MP3 itu. Karina menutup mata menikmati alunan permainan piano itu. Ia sangat suka permainan piano klasik yang begitu menenangkan hatinya itu. Kepalanya pun ikut bergerak mengikuti alunan piano tersebut. Sampai ia tak sadar ada seseorang yang sedari tadi memandanginya.

Karina terkesiap begitu seseorang mengambil salah satu earphone di telinganya. Lebih terkejut lagi ketika melihat sosok itu.

"Danbi - Are You Not Happy After Leaving."

"Kau mengetahuinya?" tanya Karina dengan pandangan terkejut.

"Aku juga suka instrumen piano seperti ini. Apalagi jika kau mendengarkan yang Danbi - Want Rain. Itu juga bagus tau."

"Wah, aku juga suka yang itu. Sumpah, nada piano bercampur dengan rintikan hujan. Itu sangat menenangkan hati," timpal Karina tersenyum lembut ke arah depan.

Cantik

"Namamu Karina Vamana kan?"

"Iyah. Kalau kamu?" tanya Karina

"Kau enggak tau siapa aku? Padahal kita udah ketemu di sekolah. Bahkan aku ini teman kelasmu tau."

"Aku tau karena kau yang menyelamatkan diriku dari pembullyan itu. Tapi aku enggak ingat siapa namamu," timpal Karina

"Baiklah. Aku akan memperkenalkan kembali diriku. Namaku Jeremy Savero. Panggil aja Jeremy. Mantan ketua OSIS," jelas Jeremy mengulurkan tangannya.

Karina membalas uluran tangan itu. Mereka saling melempar senyuman. Tanpa mereka sadari ada dua orang sedang menatap ke arah mereka.

"Kau mau pulang kan?" tanya Jeremy

"Iya"

"Kalau gitu aku antarin pulang ya?" ajak Jeremy

"Eh?! Enggak usah. Aku lagi tunggu bus aja. Lagi bentar ada kok," tolak Karina

Tak mungkin ia menyuruh Jeremy untuk mengantarnya ke apartemen.

"Aku enggak apa-apa kok. Lagian, anggap aja ini bantuan dari teman kelas," timpal Jeremy

"Beneran aku enggak apa-apa pulang sendiri. Nah, itu busnya udah dateng. Aku duluan yah," pamit Karina seraya menaiki bus itu.

YOUNG MARRIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang