11. Penghinaan

577 76 7
                                        

Hayy semuanya!!!

Aku kembali lagi dengan cerita JenoKarina yang paling fenomenal!!!

Semoga kalian semakin mendukung cerita ini yah!!!

Jangan lupa untuk vote dan comment nya yah!!!

Happy Reading

"Baiklah, anak-anak semuanya. Kalian pelajari lagi bagian silang aljabar itu ya."

"Baik Pak!"

Selepas guru mereka mereka keluar, siswa-siswa itu langsung berbondong keluar dari dalam kelas untuk mengisi perut mereka karena tenaga mereka sudah habis akibat terus memikirkan angka-angka yang menurut mereka tidak jelas itu.

Beda halnya dengan Karina yang terlihat sangat menikmati pelajaran tadi. Ia bahkan berkali-kali dipuji karena kepintarannya menyelesaikan soal di depan. Bukan hanya Karina, Jeremy yang notabene-nya juara umum sekolah itu juga diberikan pujian dari sang guru.

Sampai-sampai mereka dijuluki oleh guru mereka sebagai King and Queen of Mathematich. Teman kelasnya pun setuju karena hal itu. Tapi karena hal itu, Jeno mendelik tajam.

"Karina, kita ke kantin yuk," ajak Winter

"Ayo!"

Winter maupun Giselle serempak menggenggam tangan Karina untuk berjalan bersama. Kadang Karina heran, kenapa dua orang cantik di sampingnya ini mau berteman dengannya. Bukannya ingin berprasangka buruk. Dia cuma ingin mengantisipasi saja. Tapi, melihat sikap dua anak ini membuat Karina sedikit menaruh kepercayaan.

Baru akan keluar dari pintu kelas, suara yang membuat Karina jengah terdengar.

"Hei, pelayan! Kau mau ke mana?!" teriak Jeno yang membuat beberapa penghuni kelas yang tak keluar menoleh.

Karina seketika menghentikan langkahnya. Ia tahu kalau dirinya lah yang dipanggil oleh Jeno.

Jeno segera menarik tangan Karina untuk berbalik menghadapnya. Sehingga pegangan dari Winter dan Giselle lepas.

"Au!"

Karina sedikit meringis karena tarian Jeno yang cukup kencang.

"Hei, Jeno! Bisa enggak sih pake cara baik-baik?! Enggak perlu tarik tangan gitu," protes Winter

"Kau diam! Aku enggak berurusan denganmu! Aku punya urusan dengan pelayanku ini," ketus Jeno memandang tajam Winter.

"Hei, kau itu jangan belaga ya! Seenaknya bilang Karina itu pelayanmu. Kau pikir ini zaman apa?!" geram Giselle

"Kenapa kalian yang sibuk sih?! Dianya aja enggak protes kok?!" protes Jeno

"Karina, jangan mau digituin sama cowok brengsek ini. Tolak aja," suruh Winter

Jeno mendelik tajam atas perkataan Winter.

"Emm, kalian duluan aja yah. A-Aku ini memang pelayan dari Jeno," cicit Karina menunduk.

Sumpah! Dia amat malu sekarang. Bukan hanya dipandang oleh seluruh siswa di kelas itu. Ia lebih malu saat Winter dan Giselle mengetahuinya.

"Apa?! Kau bercanda ya?! Hei, Jeno! Kau apakan Karina?! Enggak mungkin dia mau jadi asistenmu kalau kau enggak paksa. Iya kan?!" geram Giselle

"Terserah! Aku enggak peduli kalian mau ngomong apa. Ayo!" sahut Jeno seraya menarik tangan Karina keluar dari kelas dengan paksa.

Giselle dan Winter memandang geram pada Jeno.

"Ihh, dasar cowok brengsek! Apa yang harus kita lakukan untuk menolong Karina?" keluh Winter

"Aku khawatir banget tau dengan keadaan Karina. Kita susul aja yuk," ucap Giselle

YOUNG MARRIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang