21. Membantunya Belajar

576 63 13
                                    

Hayy semuanya!!!

Aku kembali lagi dengan cerita JenoKarina yang paling fenomenal!!!

Ada yang masih kangen kah??

Jangan lupa untuk vote dan comment nya yah!!!

Happy Reading

"KALIAN SEMUA HENTIKAN!"

Sontak mereka semua berhenti kala mendengar suara menggelegar dari ketua Osis SMA Cakrawala. Semua sampah yang mereka genggam sontak tak jadi mereka lempar kembali.

Jeremy memandangi satu persatu wajah para siswa itu. Ia berdecih pelan.

"Apakah ini cerminan dari anak Cakrawala?! Mem-bully orang seenak kalian! Kalian pikir, kalian siapa yang berhak melakukan semua ini?! Aku enggak habis pikir dengan kalian semua. Hanya karena omong kosong doang, kalian semua langsung percaya aja gitu?! Terus apa tadi, kalian mau aja disuruh-suruh sama Jeno?! Hanya karena dia salah satu penyumbang dana terbesar di sekolah ini, kalian langsung takut sama dia?!

Asal kalian semua tau, kalian enggak perlu takut sama dia. Kalau dia buat salah, tegur aja! Dia enggak akan berani keluarkan kalian dari sekolah ini. Mau tau kenapa?! Orang tuanya tak akan membela jika anaknya yang bersalah. Coba saja jika kalian enggak percaya," murka Jeremy dengan tangan yang ia lipat di dadanya.

Jeremy kembali menatap para siswa itu satu persatu. Ia menggelengkan kepalanya sambil tertawa sinis.

"Apa kalian merasa hebat dengan mem-bully orang lain?! Jawab!" bentak Jeremy

Mereka hanya diam dan tak ingin berkomentar jauh. Mereka memang akan sangat patuh pada sang ketua Osis Cakrawala yang terkenal akan ketegasannya. Karena jika Jeremy sudah bertindak melaporkan suatu kejahatan, pasti semua guru akan menganggapnya benar.

"Kenapa kalian diem aja?! Enggak punya mulut untuk ngomong?! Tadi hebat banget caci orang, sekarang giliran aku tanya kalian malah diem kayak gini. Mana suara hebat kalian tadi?! Mana?! Kenapa kalian enggak bersuara lagi?! Oh, kau saja! Lia Vamana, ayo jawab! Apa kau merasa hebat udah menghina orang?! Apa kau merasa dirimu itu sempurna jika menghina orang?! Jujur, kau itu enggak ada apa-apanya dibanding Karina. Kau jauh berada di bawah dirinya!" geram Jeremy dengan tatapan tajam.

Wajah Lia sontak sangat terkejut mendengar perkataan Jeremy. Hatinya sangat sakit hingga air mata mulai keluar dari matanya.

"Lia! Kau enggak apa-apa?! Hei, Jeremy! Jangan gini dong! Lia itu cewek tau, masa kau bentak gitu?!" protes Yeji yang memeluk Lia.

"Kau ini jangan membelanya, Jer! Dia itu emang salah, makanya kita buat kayak gini," ujar Yuna

Jeremy hanya memandang datar pada dua gadis itu.

"Terus kenapa kalau dia cewek?! Kalau dia buat salah, aku enggak boleh tegur gitu?! Heh, jangan ngaco! Kalau salah tetap salah! Apalagi dia itu saudaranya Karina. Apa dia enggak ada hati nurani sedikit?! Kalian semua yang ada di sini jangan harap bisa kabur, aku sudah menandai wajah kalian satu persatu. Kalian akan masuk ke ruang BK setelah ini," tegas Jeremy seraya membantu Karina bangkit dari duduknya.

"Giselle, ayo!" ajak Winter menarik tangan Giselle untuk mengikuti langkah Jeremy.

Jeremy membawa Karina ke depan toilet wanita.

"Ehm, sebentar yah. Aku akan belikan seragam baru untukmu," celetuk Jeremy

"Enggak perlu Jeremy," celetuk Winter yang datang dengan Giselle.

"Karina, kau pakai aja seragamku yang ini. Ini masih lumayan baru kok. Lagian, tubuh kita hampir sama ukurannya," jelas Giselle memberikan sebuah paper bag pada Karina.

YOUNG MARRIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang