4. Hari Pernikahan

811 90 5
                                    

Hayyy semuanya....

Aku kembali lagi dengan cerita JenoKarina yang paling fenomenal!!!

Jangan lupa untuk vote dan comment nya!!!

Mumpung masih gratis yah!!!

Jadi Hargailah aku yang telah meluangkan waktuku untuk membuat cerita ini!!!

Happy Reading

Hari pernikahan adalah hari yang paling bahagia untuk pasangan yang saling mencintai. Di situ terdapat bukti ketulusan hati yang mereka miliki. Semua orang pastinya akan berbahagia pada hari itu.

Tapi, tentu saja itu tak berlaku bagi Karina. Saat ini ia sudah mengenakan gaun putih yang cukup cantik. Wajahnya pun sudah di make up dengan sempurna. Jika saja ini terjadi saat umurnya memang sudah cukup untuk melakukan pernikahan, pastinya ia akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia.

Namun, apa jadinya jika umurnya baru menginjak 16 tahun. Karina bahkan tak pernah sekalipun memikirkan tentang cinta dan pacaran. Walaupun di desanya ia dijuluki sebagai bunga desa karena parasnya yang cantik.

Jika saja ia memiliki kesempatan untuk kabur dari ini semua. Apalagi tadi dia diberitahu kalau pernikahan ini rahasia. Jadi hanya keluarganya dan keluarga dari calon suaminya saja yang tahu.

Berkali-kali ia menghela napas kasar.

'cklek'

Pintu kamar rias itu terbuka dan menampilkan sosok Emily dengan senyum manisnya. Karina hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Karina, kamu cantik sekali hari ini. Kamu benar-benar sangat mirip dengan Helena. Syukurlah, karena kamu ada di sini, saya bisa jadi mengingat Helena terus," papar Emily seraya mengusap wajah Karina.

Karina merasakan tatapan sendu di wajah wanita paruh baya itu.

"Apa Nyonya sangat mengenal Mama saya?" tanya Karina

Emily mengangguk lemah.

"Helena itu sahabat saya sejak masa SMA. Dia itu primadona di sekolah kami. Dia sangat baik dan pintar. Dia selalu tersenyum ramah pada siapa pun. Saya sangat menyayanginya," jelas Emily

Karina jadi merasakan dadanya sakit karena merindukan sosok Mamanya.

"Oh ya, kamu jangan panggil saya 'Nyonya' dong. Saya kan lagi bentar akan menjadi orang tuamu juga. Panggil saya 'Mama'. Oke," pinta Emily dengan senyuman.

Karina merasakan hatinya menghangat. Emily terlihat sangat baik. Ia jadi merasakan kehadiran Mamanya di sisinya.

"Iyah Mama"

Emily tersenyum senang ketika Karina menyebutnya 'Mama'.

'cklek'

Pintu kamar rias itu terbuka kembali dan menampilkan sosok Harris.

"Karina ... Oh, ada Nyonya Witton di sini rupanya," celetuk Harris

"Tuan Vamana, saya ke sini ingin menyapa menantu saya dulu," ujar Emily

"Oh, begitu. Acara akan segera di mulai. Ayo Karina," jelas Harris

Karina menarik napasnya dalam-dalam. Ia segera berdiri dari duduknya dan berjalan bersama Papanya. Emily mengikuti dari belakang.

Saat sampai di sana, ia melihat tidak terlalu banyak yang hadir. Hanya Freya dengan Lia. Beserta Jeno dan Papanya, Gavin. Benar-benar tertutup. Ia jadi ingin agar Bibi Ani dan Lana ada di sini untuk mendukungnya.

Karina pum diarahkan untuk duduk di samping Jeno. Di depan mereka sudah ada seorang penghulu. Karina melihat wajah dingin dari calon suaminya itu. Karina sangat yakin jika calon suaminya itu tak ingin terlibat di sini. Ia pun juga merasakan hal yang sama.

YOUNG MARRIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang