Chapter 30🖤🖤ř

186 23 0
                                    

Hari berikutnya, pada pukul 09:30 am.

Pagi hari yang sejuk.

Mentari pagi terlihat menampakkan diri dengan malu-malu dari balik gumpalan awan lembut yang mengambang pada atmosfer pada beberapa jam yang lalu.

Sama seperti hari sebelumnya.

Tidak ada keanehan apa-apa dari sang Surya. Matahari masih terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Jika matahari terbit dari sisi barat maka tidak akan ada yang bisa melihat deretan kalimat ini lagi.

Satu kata untuk itu 'the end'.

"Kenapa bisa ada ular di kamarku?."

Pertanyaan terucap dari seseorang yang baru saja muncul dengan ular di tangannya. Kaki jenjangnya melangkah perlahan menuju ruang santai, berharap bisa menemukan seseorang yang bisa dimintai jawaban. Siapa tahu di mengetahui apa yang sedang terjadi di mansion tua ini hingga bisa ada hewan liar masuk?.

Sssh…sssh…sssh….

Di pertengahan jalan menuju ruang santai. Sosok figur seseorang menghampirinya.

Seorang pria jangkung namun tidak setinggi dirinya, orang itu adalah Graphite yang memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan entah apa maksudnya.

"Kau ingin apakan ular itu, Kuroto? Kenapa juga dengan kakimu itu?."

Dari yang Graphite lihat.

Cara berjalan Kuroto terlihat berbeda dengan biasanya. Pria jangkung itu biasanya berjalan dengan langkah tegas yang tidak ingin dibantah, namun sekarang pria gendeng yang sayangnya ganteng itu berjalan pincang.

Apa tadi Graphite mengakui jika Kuroto memiliki wajah yang tampan?.

Iya benar! Memangnya kenapa?.

Dia bukanlah Kazumi yang memiliki sifat narsisme yang sudah mendarah daging yang selalu menganggap dirinya lebih tampan dari pria manapun! Graphite itu apa adanya.

Akan jujur disaat yang tepat.

Namun dia akan diam jika tidak memungkinkan. Dibilang peka juga tidak, namun jika dibilang tidak peka juga tidak. Graphite sudah mengetahui semuanya tanpa perlu mencari tahunya terlebih dahulu.

Dia hanya bertanya untuk memastikannya saja.

Mencocokkan hipotesis miliknya dengan fakta sebenarnya.

Dia hanya bicara jika diperlukan dan akan diam jika diabaikan.

Cukup simpel bukan?.

"Jawaban pertanyaan yang pertama, ular ini ada di dalam kamarku dan Kiriya. Lalu untuk pertanyaan yang kedua, tadi aku terjatuh dan membuat kakiku keseleo karena yang membangunkan ku bukan Kiriya melainkan ular ini." Jelas Kuroto panjang kali lebar kali tinggi sama dengan balok.

"Apa salah satu dari kalian ada yang memelihara ular ini?." Imbuh Kuroto yang berwajah masam.

Tangan besarnya mencengkram kepala ular dan menunjukannya tepat di depan wajah Graphite, sangat dekat!.

Hanya berjarak satu inci saja dari wajah Graphite.

Sontak saja Graphite refleks langsung menarik kepalanya mundur.

Apa-apa pria sinting ini?!.

Memperlihatkan sih boleh-boleh saja…tapi kenapa Kuroto menunjukkannya tepat di depan wajahnya?! Jika sampai ular itu menyemburkan bisanya bisa gawat, sialnya jika itu terjadi maka matanya lah yang akan menjadi korban pertama dari kegendengan pria yang sayangnya adalah salah satu temannya!.

Ghanatva....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang