Chapter 83 🖤ř

89 5 0
                                    

"Haciihhh!."

Crack!.

Sento tidak sengaja memecahkan gelas, pandangannya terasa mengabur dengan kepala yang terasa pusing membuatnya harus bertumpu pada tembok.

Kedua pipinya yang memerah juga badan yang menghangatkan dia dengan susah payah kembali ke kamarnya.

"Eh?!...."

Tiba-tiba saja tubuhnya melayang ketika melihat siapa pelaku yang dengan seenaknya membopongnya, Sento hanya bisa pasrah.

"Ryuga turunkan aku...."

Tidak ada jawaban malah Banjou membawanya kembali ke dalam kamar dan membaringkan Sento keatas ranjang dengan perlahan.

"Tidur." Pintanya sambil menaikkan selimut sebatas leher.

"Tapi-."

"Tidur."

"Hufhh...." Tidak berselang lama akhirnya Sento terlelap dengan damai.

Banjou menangkup pipi hangat Sento lalu mendaratkan satu kecupan singkat pada salah satu pipi hangat tersebut.

Ini sudah dua hari sejak Sento terkena demam dan suhu tubuhnya bukannya membaik malah semakin meninggi.

Biasanya Sento hanya memerlukan setengah hari istirahat juga pria kelinci itu sudah dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. Hal yang sama juga pernah terjadi sebelumnya, dulu sekali ketika Sento pertama kali terkena peluru.

Pria kelinci terserang demam selama beberapa hari.

Banjou keluar dari kamar itu, setelah beberapa saat kemudian dia kembali sambil membawa baskom berisi air juga sebuah kain yang tersampir di pinggirannya.

Dengan telaten Banjou mengelap tubuh atletis sang submissive tanpa melibatkan nafsu yang menggebu begitu melihat pemandangan yang menggiurkan didepan mata.

Setelah selesai ia pakaikan pakaian baru yang nyaman dan tidak lupa menempelkan plester penurun panas pada kening pria cantik itu.

Cupp.

"Cepatlah sembuh bunny…." Gumamnya.

...

"Umm...hemm…."

Lenguhan lembut yang dibarengi kelopak mata yang mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya baru terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

Seluruh tubuhnya sudah terasa mendingan setelah beristirahat beberapa jam, demamnya juga sudah turun.

Sento menoleh ke belakang dan mendapati Banjou yang masih terlelap dengan kondisi tubuh yang bertelanjang dada.

Lengan kekar itu memeluk pinggangnya dengan posesif, rasanya sangat hangat dan nyaman juga terasa aman disaat yang bersamaan...Sento ingin terus menikmati kenyamanan yang diberikan sang dominan.

Namun harus dia urungkan karena perutnya yang keroncongan minta diisi.

Dengan perlahan pria kelinci itu memindahkan lengan besar tersebut darinya namun bukannya lepas justru dekapan Banjou malah bertambah erat membuat Sento tidak bisa bergerak.

Setelah berusaha selama beberapa menit akhirnya dia bisa terbebas dari lilitan penuh posesif tersebut.

Pria manis itu membuka isi lemari pendingin untuk mencari apa masih ada yang bisa dia makanan.

Karena kebanyakan dari mereka memiliki kebiasaan makan diluar yang disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka pergi dalam waktu yang lama.

Ghanatva....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang