Chapter 65🖤 🖤🖤ř

130 11 3
                                    

"Guys aku punya tebak-tebakan nih!." Ucap Kiriya tiba-tiba.

"Apa itu?." Tanya Kuroto sebagai respon.

Dia yang paling pertama memberikan respon ketika belahan jiwanya itu mengungkapkan idenya. Katakanlah jika dia terlalu mencintai kekasihnya itu, itu memang kenyataannya. Dibandingkan dengan hubungan percintaan teman-temannya, hanya mereka berdua saja yang mulus seperti jalan tol.

Tidak ada drama.

Semuanya aman tanpa kendala seperti jalan raya bebas hambatan.

Hanya saja mereka berdua seringkali berdebat ringan, itu sedikit memberikan bumbu pada hubungan mereka berdua yang selalu lancar-lancar saja tidak seperti pasangan yang lain.

Walaupun mereka semua tidak di atap yang sama tapi bukan berarti mereka semua mendapat kedamaian dalam hal merajut kasih.

Seperti halnya pasangan pria jangkung pendiam dan pria manis picik. Parado dan Houjo Emu yang dimeriahkan oleh tingkah Emu yang suka bermain-main dan Parad yang terlalu kaku untuk menunjukkan perasaannya.

Pasangan kedua yaitu pria kelinci dan naga berotot yang cukup unik namun penuh gairah.

Sama seperti kelinci yang dikenal sebagai simbol kesuburan, Kiryuu Sento maupun Banjou Ryuga melakukan tindakan asusila di manapun mereka berada. Pasangan tidak tahu malu itu memang cukup harmonis namun mereka terlalu memendam perasaan masing-masing.

Dan pasangan yang terakhir yaitu bajingan egois dan bocah polos.

Pasangan yang bersatu hanya karena nafsu, ironis memang. Hanaya Taiga yang dibutakan oleh dendam dan hawa nafsu membuat pria itu tidak segan-segan melakukan hal kejam. Kuroto merasa miris dengan Kagami Hiiro yang mendapatkan nasib malang karena pria egois itu.

Saki selalu melindungi sepupunya kapanpun dia bisa, namun yang lebih menyebalkan lagi…Kuroto ingin sekali menghajar pria bermarga Hanaya itu.

Kenapa pria itu tega sekali menyakiti makhluk manis dan mengemaskan seperti Hiiro?.

Padahal anak itu tidak salah apa-apa.

"Kenapa hasil dari penjumlahan 10+8=6?."

"Bukannya jelas-jelas hasilnya 18 kenapa jadi 6?." Bingung Graphite.

"Cobalah untuk berpikir! Bukankah kau memiliki otak yang cerdas? Otak itu digunakan untuk berpikir bukan hanya di jadikan pajangan saja!." Ketus Kiriya dengan tajamnya.

"Walaupun aku buruk dalam berhitung tapi aku tidak sebodoh itu!." Kesal Graphite tidak terima.

"Dibilangin kok malah nyolot!."

"Kau saja yang memberikan tebak-tebakan tapi tidak masuk kedalam logika!."

"Palingan IQ milikmu saja yang rendah! Orang soal mudah begini saja tidak tahu!."

"Kalian berdua stop!." Sento menengahi perdebatan dua orang tersebut sebelum berakhir dengan adegan berdarah di pagi hari yang cerah ini.

"Jawabannya jam." Lanjutnya dengan tatapan malas.

"Jam?." Beo Graphite.

"Coba kau perhatikan jam yang berputar, pada jam digital akan menunjukkan angka 18 setiap kali jarum jam biasa akan berhenti bentar di angka 6 (pm)." Jelas Sento panjang lebar.

Pria cantik itu menjelaskan dengan gerakan tubuh yang terlihat seperti seorang guru yang sedang menjelaskan tentang waktu pada anak-anak muridnya.

"Oooh eh? Iya juga ya." Ucap Graphite sambil menganggukkan kepalanya baru sadar akan hal itu.

Ghanatva....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang