Chapter 47🖤 ř

134 12 0
                                    

Bruk!.

"Akh!…" Aoi Ichiro menjatuhkannya ke atas ranjang sampai kepalanya terbentur headboard dengan kencang.

Untung saja tempat itu empuk namun kepalanya tetap saja terasa sakit.

Aoi Ichiro mengungkung tubuh Hiiro pada headboard. Pria itu menatap mesum wajah cantik dibawah kungkungannya itu.

"Anak yang nakal hem?." Gumamnya sambil menjilat sudut bibirnya sensual.

Pria itu dengan rakus mencium bibir pink sosok manis di bawahnya dengan agresif.

Dengan tangan yang tidak bisa diam itu mulai masuk kedalam pakaian yang Hiiro kenakan, jari-jari panjang itu menelusuri setiap lekuk tubuh cantik sang submissive dengan perlahan.

Gerakannya terhenti pada area pantat bulat yang berisi.

Dengan kencang pria itu menarik kaki Hiiro hingga tubuh mungil itu terbaring terlentang di bawahnya.

Tubuh Hiiro yang memiliki pahatan otot-otot yang terbentuk dengan cantik di tubuh mulusnya menambahkan kesan seksi, tubuhnya memang terlihat sangat mungil jika berhadapan dengan Taiga yang memiliki otot bisep yang menggoda.

Hiiro akan terlihat mungil begitu berdiri bersebelahan dengan Kuroto maupun Parad yang memiliki tinggi badan puluhan centimeter lebih tinggi darinya.

Kenapa dua orang itu sangat tinggi?.

Sepertinya yang paling pendek diantara mereka hanya Hiiro dan Kiriya saja.

Kiriya lebih pendek kurang dari 2 inci lebih pendek dari Hiiro.

Bahkan Saki yang merupakan wanita saja memiliki tinggi 3 inci darinya, wanita cantik itu memiliki tinggi yang sama seperti Emu.

Ketiga wanita yang lain juga lebih 2 inci dari Hiiro.

Hiiro bahkan sempat menangis ketika menyadari tingginya hanya sebatas mata Saki.

Ciuman agresif itu kini berpindah pada perpotongan leher Hiiro yang mulus tanpa noda.

Aoi Ichiro membuat beberapa tanda kepemilikan pada leher jenjang itu sambil salah satu lengannya melepaskan celana pendek yang Hiiro kenakan dengan sekali tarikan.

Pria itu menanggalkan satu persatu pakaiannya sendiri hingga hanya menyisakan celah dalam yang menjadi satu-satunya kain yang membungkus benda tegang pada selangkangannya tersebut.

Hiiro mendekatkan wajahnya pada telinga pria itu dan membisikkan sesuatu sebagai awal permainan mereka.

"Good night…."

Pria manis itu segera menyuntikkan obat bius yang dia dapatkan dari Sento.

Dia menyuntikkannya pada bagian leher pria itu hingga membuat tubuh besar tersebut ambruk menimpanya, pria manis itu berusaha mencoba mendorong tubuh besar tersebut namun apalah daya, itu samasekali tidak bergerak bahkan satu inci saja tidak.

Brak!.

Pintu ruangan didobrak dengan paksa hingga terbuka lebar.

Di bingkai pintu terpampang tiga sosok figur yang sangat Hiiro ingat.

Itu Emu dan dua orang pria lain bersamanya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Parad dan Taiga yang merupakan pelaku pengrebekan.

Pemandangan yang terpampang jelas pada indra penglihatan itu cukup ambigu dan tentunya berhasil menciptakan kesalahpahaman bagi mereka yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya.

"Oh bisakah kalian membantuku menyingkirkan dia dariku?." Pinta Hiiro sambil memasang wajah datarnya.

Taiga menarik kasar pria asing tersebut hingga terjatuh membentur meja.

Ghanatva....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang