Chapter 2🖤🖤ř

266 15 5
                                    

"Jadi ini yang namanya pantai?." Pertanyaannya polos itu mengeluar dari bibir tipis Hiiro.

Manik jernih itu tampak berbinar-binar memantulkan pemandangan hamparan pasir putih yang berpadu kontras dengan birunya air laut, suara deburan ombak yang menyapa indra pendengarannya juga sensasi geli dari pasir pantai yang kakinya pijak tanpa alas membuatnya kagum.

Hiiro berlari lebih dekat dengan bibir pantai sampai kakinya bisa merasakan dinginnya air laut yang bergerak menghempas membasahi bibir pantai.

Saki terkekeh geli melihat tingkah sepupunya terlihat sangat gembira bermain air di pinggiran pantai.

Sepupunya itu terlihat seperti anak lima tahun yang baru pertama kali diajak ke pantai walaupun ini juga kali pertama mereka, tapi Saki cukup terhibur dengan tingkah laku sepupu manisnya itu.

"Hati-hati jangan terlalu jauh." Peringat Saki dengan suaranya yang lembut.

"Iya!." Teriak Hiiro semangat.

Taiga ikut bermain bersama sekaligus mengawasi Hiiro takut bocah itu bermain terlalu jauh. Kiriya juga Emu tidak kalah senangnya bermain genangan air asin besar itu bersama Hiiro dengan riang gembira, jika dilihat-lihat ketiganya terlihat seperti anak kecil.

Sebuah ombak mengguyur mereka berempat, membuat keempatnya ikut tersapu ombak. Kuroto yang tidak terlalu jauh segera menarik Emu dan Kiriya agar tidak terbawa arus air, sedangkan Taiga dan Hiiro tidak sempat ia tolong terbawah oleh ombak. Saki yang melihatnya segera berlari namun Graphite cegah, wanita itu menangis sejadi-jadinya saat Hiiro mulai menjauh dari bibir pantai.

Banyak orang ikut mencari keduanya namun belum juga membuahkan hasil hingga hari bergantian pun tanda-tanda keduanya tidak ditemukan.

Entah mereka masih hidup atau mati tidak ada yang tahu.

Pagi hari yang sangat cerah, matahari bersinar dengan riang gembira menghibur cakrawala menghilangkan sisa-sisa kelamnya juga dinginnya malam dengan sinarnya yang hangat dan banyak mengandung vitamin yang bagus untuk tulang.

"Ughh…." Lenguhan lembut terdengar dari seorang pemuda yang baru saja sadar dari tidurnya.

"Dimana? Dimana aku?." Itu Hiiro.

Dia masih terlalu linglung untuk mengingat apa yang baru saja terjadi kemarin, mata indahnya melirik setiap sudut kamar yang terlihat cukup elegan.

"Akhirnya kau bangun juga." Seorang pemuda lain membuka pintu kayu dengan pelan lalu menutupnya kembali.

"Siapa?." Hiiro mengernyit bingung.

"Aku Alain." Ucap pemuda itu yang diketahui bernama Alain.

" Ucap pemuda itu yang diketahui bernama Alain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makanlah."

Alain memberikannya sup ikan, tidak Hiiro yakin jika itu adalah sup sirip hiu. Kenapa orang asing ini memberikannya makanan mahal ini? Seakan mengerti dengan tatapannya, Alain menjawab dengan sangat santai.

Ghanatva....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang