Chapter 66🖤🖤ř

135 11 1
                                    

Hening.

Tidak ada seorangpun yang berusaha susah payah untuk sekedar mencairkan suasana.

Suasana semakin memanas saat orang yang meminta mereka berkumpul di sini memaksa mereka semua untuk memakai pakaian yang dia pilih.

Saki menatap Sento dengan tatapan horornya sedangkan si empunya hanya tersenyum lebar dengan ekspresi wajah tanpa dosa.

Nico, Poppy dan Misora hanya menatap dengan pandangan datar.

Poppy bahkan rela meninggalkan acara hariannya yang sangat berarti baginya hanya karena dia mengira akan ada sesuatu yang penting…tapi apa-apaan semua ini?!!.

Emu hanya menatap Saki dengan pandangan seram takut kena hajar lagi seperti tadi pagi…sampai sekarangpun luka yang diberikan oleh wanita itu masih terasa berdenyut nyeri begitu dia menatap wanita cantik bersurai panjang tersebut.

'sudah aku duga….' batin Kiriya.

Wajah pria itu terlihat sangat tertekan.

Hiiro hanya menonton dalam diam sambil terus menikmati es kopyor timun suri yang tadi dia buat sebelum Kiriya menyeretnya, dia menikmati hasil karya karyanya itu dengan khidmat tanpa memperdulikan atmosfer yang mulai berubah memanas.

Kiriya menatap anak itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Hiiro dengan wajah polosnya menatap Kiriya, kemudian bocah itu dengan begitu santai menawarinya dengan gestur tubuh namun Kiriya yang paham hanya menggelengkan kepalanya.

"Bisa kau jelaskan ini maksudnya bagaimana? Jika jawabanmu tidak memuaskan bersiaplah…." Tanya Saki lebih terdengar seperti ancaman dari pada sebuah pertanyaan.

Wanita itu menatap Sento dengan senyumannya yang manis.

Terlalu manis sampai-sampai membuat hampir semua orang yang berada di sana merinding karena aura wanita itu yang begitu menakutkan.

Semua orang akan dibuat ketakutan oleh keberadaan wanita cantik itu, termasuk Sento yang merupakan pelaku dari suasana horor ini.

Pria kelinci itu sudah berkeringat dingin namun dia menutupi wajah ketakutannya itu dengan senyumnya yang lebar.

"Aku hanya ingin membuka mulut seseorang." Sento berusaha mengatur nada suaranya agar tidak terlalu terdengar bergetar.

"Tinggal kau buka saja apa susahnya!." Sembur Saki tepat di depan wajah pria kelinci itu.

Dia bahkan mencengkram kerah baju Sento dan menatap si empunya dengan mata memicing tajam, siap untuk menelannya hidup-hidup.

"Aku sudah melakukan berbagai macam permainan namun semuanya tidak membuahkan hasil." Sento memalingkan wajahnya.

Pria cantik itu berusaha tersenyum walaupun batinnya bergetar hebat karena ketakutan.

Dia bahkan hampir menagis karena saking takutnya.

"Terus untuk apa kau menyuruh kami memakai ini hah?!!!." Saki dengan penuh emosi melempar satu setel pakaian tersebut ke lantai.

"Aku ingin bantuan kalian." Tatapan mata Sento kini berubah lelah.

"Kenapa tidak kau lakukan sendiri saja!." Kesal Saki.

Wanita itu sudah sangat kesal.

Kesal karena sepupu manisnya diperkosa dua orang pria dan sekarang sepupunya dan dia disuruh memakai pakaian yang jelas-jelas kekurangan bahan itu!.

Hell no!.

Mau kau menatapnya dengan tatapan anak anjing sampai matamu lepas pun Saki tidak perduli.

"Aku tidak tahu apa orientasi seksual miliknya jadi aku perlu bantuan kalian." Pria kelinci itu menggaruk belakang kepalanya canggung.

Ghanatva....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang