BAB : Pelangi Dibukit Sekolah

631 77 9
                                    

"kenapa wajahmu babak belur seperti ini,apa kamu berantem di sekolah" ucap mamaku dengan mengompres luka di pipiku

Aku yang saat itu tengah duduk di sofa tamu " aduh, pelan pelan ma sakit, tadi Dani terpleset lalu terjatuh di tangga"

" lagian kalau jalan itu matanya di liat, kalau begini kan mama juga yang repot" ucap mamaku dengan memasang muka cemberutnya

Mama mengobati luka yang diberikan oleh Tomy, aku tidak bercerita tentang apa yang ku alami di sekolah tadi karena aku tidak ingin menimbulkan masalah baru,jadi aku lebih memilih diam saja.

"Yasudah mama sudah siapkan makan siangmu, ayo makan dulu, oh iya bagaimana sekolah mu hari ini"

" Baik ma, ma, Adrian sudah berbicara Denganku, dia bilang sekarang kita sudah bisa jadi teman"

" Iya bagus kalau begitu kamu harus memahami dia ya sayang, Adrian memang punya sikap seperti itu,dia tidak mudah bergaul dengan siapapun" sahut mama dengan menyodorkan nasi  dipiring makan siangku.

Seketika tiba-tiba terlintas di pikiranku bagaimana ya keadaan Adrian sekarang,apa Paman Agus akan memarahinya saat mendengar kalau tadi disekolah habis berantem dengan Tomy.

****
Keesokan harinya

Bel berbunyi aku diantar mamaku kesekolah dengan menaiki motor yang baru saja dia beli dan aku segera turun dari motor  berwarna merah itu. pipiku yang saat itu ditempeli hansaplast karena luka yang disebabkan oleh Tomy kemarin masih terasa sakit, aku melangkah untuk segera memasuki kedalam kelas namun terdengar suara Adrian memanggil ku dari arah belakang"

"Dani" panggil dia dari arah belakangku dan berlari menghampiri ku,

"Eh Adrian, bagaimana lukamu apa masih terasa sakit"

"Tidak apa-apa, bagaimana denganmu" ujar dia menatap ku dengan mata indahnya,

"Aku juga baik baik saja,hanya ada rasa ngilu sedikit di pipiku"

Kami pun segera masuk dan mengikuti mata pelajaran, Miss Yuni yang saat itu sedang menjelaskan mata pelajaran IPA terlihat Adrian tidak fokus dengan apa yang diajarkan oleh Miss Yuni,aku melihat wajah Adrian dengan penuh penyesalan, bel berbunyi dan kini saatnya para murid untuk  beristirahat, aku menutup buku memasukan ke dalam tas ku,dan aku bertanya pada adrian apa ada hal yang menganggu pikirannya,

"Hey Adrian, apa kamu baik baik saja" ucapku dengan menoleh ke arahnya.

Dia tak menjawabnya dan hanya menundukkan kepalanya

"Adrian, apa ada masalah,cerita aja mungkin aku bisa membantu"

"Aku di hukum oleh ayahku" sahut dia dengan menundukkan kepalanya dam memasang wajah kekecewaan,

" Saat aku pulang ayahku bertanya kenapa wajahku penuh luka, aku menjawab kalau aku berantem sama Tomy, ayahku marah dia memukul ku tanpa mau mendengarkan penjelasan ku, dan sekarang aku dihukum oleh dia aku tidak diberi uang jajan selama 2 Minggu"

"Adrian aku benar-benar minta maaf ya, karena aku kamu di hukum ayahmu "

ucap aku dengan memegang tangan kanannya

"tapi kamu tenang aja aku akan kasih semua uang jajan aku ke kamu"

"Aku sedih bukan karena tidak di beri uang jajan, tapi sejak dulu ayah hanya menyayangi kak Dika, ayah tidak pernah menyayangiku sekecil apapun masalah yang aku buat ayah tak segan segan menghukum ku,aku merasa aku bukan seperti anaknya"

"Jangan berfikir seperti itu, Dani aja sering kok di kasih uang jajan sama paman Agus , Dani percaya sebenarnya ayah Adrian sangat sayang sekali sama Adrian" ucapku dengan memberi dia semangat,

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang