BAB : Pelangi Terakhir Di Akhir November

373 46 26
                                    

Duar,,,,,,, Sambaran suara petir terdengar begitu kencang diatas langit, awan hitam berkabut dan rintik rintik gerimis mulai membasahi seluruh kota Surabaya. dengan tangan kanannya Adrian kembali menutup pintu gereja seusai berdoa tadi, dia keluar dari tempat ibadah suci tersebut. Adrian mengangkat wajahnya ke arah langit dan terlihat hujan mulai turun, Adrian mengambil ponsel yang dia kantongi lalu dia membuka isi foto galerinya, dia kembali melangkahkan kakinya menuju sebuah toko yang bertuliskan apotik farmasi 88.

"permisi, maaf mau tanya apa disini menjual obat ini" ucap Adrian dengan menunjukkan foto gambar obat yang ada di hpnya kepada salah satu penjaga di apotik

Apoteker itu melihat dengan seksama memperhatikan gambar yang Adrian tunjukkan dan matanya melirik tajam ke arah Adrian dan dia pun bertanya

"Maaf pak, apa bapak ada surat keterangan dari dokter, karena obat ini dosisnya sangat tinggi jadi kita memerlukan alasan dan keperluan  untuk apa bapak membeli obat ini?"

"Begini mbak, teman saya sakit keras dokter biasanya memberikan obat ini namun kemarin obat tersebut jatuh pas sewaktu pulang dari rumah sakit, jadi saya berinisiatif ingin mencari disini, apa mbak bisa membantu" tanya Adrian pada wanita berkerudung biru tersebut

Penjaga apotik itu masih menatap Adrian dengan penuh tanya, dia masih ragu ragu dengan jawaban yang Adrian berikan

"Jadi bagaimana mbak, apa disini ada"

" Tunggu Sebentar ya pak"

Apoteker itu meninggalkan Adrian di depan pintu masuk, terlihat wanita berkerudung itu menghampiri temannya di belakang dan berkonsultasi, dan selang beberapa saat wanita itu kembali menghampiri Adrian.

"Baik pak, kami menjualnya bapak butuh berapa"

"Saya butuh sebotol"

"Baik tunggu sebentar ya pak"

"Iya mbak"

Apoteker itu kembali meninggalkan Adrian di depan pintu dia berjalan masuk gudang untuk mencari stock obat tersebut

"Bapak,,,, silahkan" panggil wanita itu dari kasir

"Ini pak untuk obatnya" apoteker itu memasukkan obat tersebut ke dalam kresek

"Jadi totalnya berapa mbak" tanya Adrian

"170 ribu pak"

Adrian meraih dompet di saku kanannya dan memberikan total uang tersebut pada penjaga apotik itu

" Pak saya ingatkan kembali dosis obat ini sangat tinggi, jika diminum terlalu banyak maka akan sangat fatal akibatnya, saya sarankan bapak hati hati dalam menggunakan obat ini" kembali apoteker itu menerangkan dengan jelas pada adrian

"Baik saya mengerti mbak" Adrian mengambil obat yang disodorkan oleh penjaga apotik tersebut dia melangkahkan kakinya keluar dari toko apotek itu

Adrian kembali melangkahkan kakinya ke seberang jalan untuk membeli selembar kertas putih dan sebiji pulpen berwarna hitam setelah membeli keduanya dia menuju rumah sakit. Hujan semakin deras Adrian mempercepat langkah kakinya kembali ke kamar ruang inap untuk menemui Dani.

Krekkk,,,dengan tangan kanannya Adrian membuka pintu kamar yang bertuliskan angka nomer 09, terlihat Dani hanya terbaring  sendirian diatas ranjangnya tanpa ditemani oleh ibunya, Adrian menarik kursi berwarna coklat tersebut yang tertata rapi berdampingan dengan meja, lalu dia duduk di samping ranjang Dani, dia meletakkan obat tersebut diatas meja. perlahan Adrian menarik nafasnya dan Sepatah kata Adrian ucapkan, dia mulai bercerita tentang kesah keluhnya.

"Hay,,, Dani boleh nggak aku cerita, cerita kita yang dulu"  Adrian mengambil telapak tangan Dani dan mengelus elus

"Sudah hampir 1 bulan ya kamu menginap di rumah sakit ini tak terasa waktu cepat berlalu ya"

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang