BAB : Benih Benih Dosa

272 34 8
                                    

"pak kita sudah tiba di jalan Kertajaya no 149, mau turun di mana?" Tanya supir taksi blue bird itu

"Coba maju sedikit pak, di depan ada toko elektronik UFO"

Aku melihat keluar jendela kaca taksi mobil yang aku tumpangi, terlihat hujan masih mengguyur dengan derasnya, aku memperhatikannya setiap toko dan jalanan mencari keberadaan Adrian.

"Sudah pak, kita sudah tiba di depan toko elektronik UFO" supir blue bird itu memberhentikan mobilnya tepat di depan toko elektronik itu

"Yasudah turun disini saja pak"

Setelah aku membayar aku segera turun dari taksi itu, air hujan terus jatuh membasahi kota Surabaya ini, aku berjalan menyusuri tiap tiap ruko untuk mencari Adrian

"Adrian,,," aku berteriak teriak sembari mencarinya

"Adrian,,,"

Aku terus melangkah ditengah derasnya hujan mencari Adrian

"Pak permisi numpang tanya, apa bapak liat orang yang ada di foto ini" dengan membuka galeri foto di hpku aku bertanya pada seorang lelaki yang sedang meneduh di tepi ruko

"Maaf saya nggak lihat mas"

"Baik terima kasih"

Aku kembali berjalan ke arah ruko kosong di sebelah

"Permisi mbak maaf mengganggu, apa mbak liat orang yang ada di foto ini" aku kembali bertanya pada orang yang sedang meneduh

"Maaf mas saya ngakk lihat"

Aku kembali mencari menuju ruko yang kosong di sebelahnya lagi, dengan tubuh yang sudah sangat basah kuyup aku terus berjalan ditengah derasnya hujan mencari Adrian.

"Adrian"

"Adrian"

"Dimana kamu"

"Adrian" aku terus berteriak memanggilnya

Semua ruko sudah aku kelilingi dan  setiap ada orang yang sedang meneduh aku datangi lalu bertanya, namun semua sia sia aku tidak berhasil menemukan dimana Adrian berada. Aku terus berjalan di tengah derasnya hujan, rasa penyesalan dan kekecewaan begitu membanjiri perasaan ku, aku berdiri di tepi jalan dengan rasa keputusasaan yang Begitu dalam, hujan semakin deras membasahi tubuh ku dari ujung rambut hingga ujung kaki

"Adrian,,, maafkan aku" aku menangis bersama air hujan yang membasahi pipiku

Namun saat aku sedang berdiri di tepi jalan dengan hujan yang masih membasahi ku terasa pundakku di tepuk oleh seseorang dari belakang, perlahan aku menoleh ke arah belakang, aku begitu terkejut dan juga senang karena yang menepuk bahuku adalah Adrian

"Dani,,," dia memanggilku

"Adrian,,," aku langsung memeluknya

Suara petir menyambar begitu kencang, dan hujan semakin tambah lebat, aku memeluknya dengan tubuhku yang begitu basah kuyup

"Adrian,,, maafkan aku, maaf sudah membuatmu menunggu"

"Tak apa-apa, aku akan tetap menunggu mu sampai kamu datang menemui ku"

"Adrian maafkan aku, maaf sudah membuat mu kecewa"

"Sut,,,,tak apa" dengan tangannya yang mengelus elus punggungku dia memaafkan ku

Hujan ini menjadi saksi akan kisah ku dengan dia, dilema yang kami rasakan membuat kita berdua mengerti apa arti penungguan yang sebenarnya, aku melepaskan pelukan ku dengan pandangan mata yang begitu tulus aku menatap kedua bola mata Adrian

"Adrian,,, aku sangat menyesal membuat mu menunggu terlalu lama, sekali lagi maafkan aku, maafkan aku"

"Hey,,,SUTT" Adrian menutup bibirku dengan satu jari telunjuknya

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang