BAB : Hubungan Yang Di Haramkan

185 33 7
                                    

"Anita ada apa,siapa tadi yang menelfon mu" tanya Tante Evi pada mama

Mama yang saat itu sedang di landa kekhwatiran menjawab pertanyaan dari Tante Evi

"Bu Evi, Adrian barusan telfon kalau Dani jatuh pingsan di rumah sakit"

"Astaga, bagaimana bisa" dengan terkejut paman Agus menyahutnya

" Bu Evi, pak Agus sebenarnya tujuan saya datang kesini ingin menayangkan sesuatu,apakah bapak Agus dan Bu Evi punya kenalan dokter ahli bedah kepala yang sangat handal"

"Dokter ahli kepala, untuk siapa Anita" tanya Tante Evi dengan menarik kedua alisnya keatas dan memasang wajah penuh tanya

"Sebenarnya,,, sebenarnya,,," ucap mama dengan suara gugup ragu ragu dan mata melirik Kenan ke kiri seolah olah ingin mengatakan atau tidak

"Sebenarnya apa Anita" paman Agus menyahutnya

"Bu Evi, paman Agus, sebenarnya saya sudah janji dengan Dani, saya tidak ingin mengatakan ini tapi saya terpaksa harus mengatakannya"

"Kenapa dengan Dani Anita, dia baik baik saja kan" rasa penasaran Tante Evi semakin menggebu-gebu

"Dani,,,Dani,,,Dani mengalami hal yang sama seperti ayahnya Bu Evi"

"Apa maksudmu Anita, mengalami apa" ucap kembali paman Agus dengan suara meninggi dan semakin penasaran apa yang di maksudkan mama

"Dani,,,Dani,,,,Dani terkena kanker otak buk,,, "

Hihihihi,,,suara Isak tangis mama mewarnai ruang tamu ini, melihat mama menangis tersedu sedu Tante Evi berdiri dari duduknya dan menghampiri mama untuk menenangkannya

"Sabar ya Anita" Tante Evi mengelus elus pundak mama

"Buk Evi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan" mama pun memeluk Tante Evi dengan erat dengan kesedihan nya yang tak bisa ia tahan

"Sudah, sudah," Tante Evi mengelus elus pundak mama yang saat itu dia tengah memeluknya, Tante evi terus mencoba menenangkan mama dari tangisnya yang begitu tersedu-sedu.

"Kalau begitu kita kerumah sakit sekarang ya, pa, papa disini saja atau mau ikut" tanya Tante Evi pada suaminya yang duduk dihadapan nya

"Papa ikut aja, ayo kita siap siap kerumah sakit sekarang" paman Agus berdiri dari kursi Sofanya.
Mama melepaskan pelukan nya dari Tante Evi, dengan tisu yang dia ambil diatas meja dia mengusap air matanya yang membanjiri di kedua pipinya

"Anita,  kuatkan hatimu ya aku disini akan ada untuk membantu mu" ucap kembali Tante Evi dengan memberi mama semangat diapun mengajak mama berdiri dari duduknya dan beranjak melangkah ke mobil untuk menuju rumah sakit.

Adrian yang baru tiba dirumah sakit memakirkan mobilnya di halaman paling ujung, dengan perasaan cemas dia berlari ke resepsionis dan menanyakan di mana ruangan ku berada

"Selamat siang sus, pasien atas nama Dani Affandi dirawat di ruang mana ya" tanya Adrian kepada suster yang tengah duduk di kursi ruang pendaftaran

"Oh atas nama bapak Affandi ya, Pasien sekarang berada diruang UGD" sahut perempuan berseragam putih itu

"Baik sus Terima kasih"

Dengan sangat tergesa-gesa Adrian kembali berlari menuju ruang UGD perasaan Takut dan khawatir membakar hatinya, saat tiba di ruang UGD Adrian melihat ku sudah bangun dan sedang berbicara dengan dokter dengan posisiku duduk bersandar di dipan kasur, dengan cepat Adrian membuka pintu ruang UGD dia menghampiri ku yang saat itu dokter sedang menjelaskan saran yang dia berikan

"Dani,,,"

tanpa mengetuk terlebih dahulu Adrian dengan cepat membuka pintu itu berlari menghampiri ku

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang