"Dani bangun" ucap Adrian dengan menatap ku diatas spring bed yang kami tiduri,
Aku membuka kelopak mataku dan menutup kembali "memang jam berapa sekarang" sahutku dengan rasa ngantuk yang masih tertahan,
" Sudah jam tujuh lewat 10 menit,ayo bangun nanti kamu terlambat kerja"
"Huaaa,,,aku meregangkan tanganku keatas dan menguap" hmmm ternyata sudah pagi, padahal aku masih belum puas tidur"
"Heh,tadi malam kamu ngorok, kencang banget lagi suaranya"
Aku membalikan tubuhku kearahnya dan menatap matanya" masak sih, perasaan aku tidur nggak pernah ngorok deh"
"Besok besok,coba sebelum tidur kamu rekam,pasti kamu tertawa kamu kalau ngorok kayak suara anak sapi, ha-ha-ha,"ucap Adrian dengan membuka senyum lebarnya
"Ih, ini ngeledek ya" ucapku dengan memukul tubunya dengan guling yang ku pegang
" eh tapi serius loh,mukamu terlihat lucu kalau lagi mengorok, kayak marmut lagi kelaparan"ucap Adrian dengan menjulurkan lidahnya dan semakin mengejekku,
"Ih ini, ngeledekin" Adrian bangun dari tempat tidurnya,dan aku menghantamnya dengan guling yang aku pegang
" nggak kena, nggak kena, nggak kena" ucap adrian yang semakin mengejekku,
aku dan Adrian saling memukul dengan guling yang kami pegang, kami bermain main diatas kasur layaknya anak kecil,
"Pukul aku kalau bisa,wekkkk" dengan menjulurkan lidahnya dia semakin menantang ku
"Ihhh,,,, awas ya,,." Sahutku yang saat itu Adrian tengah mencoba lari dari pukulan ku, namun saat dia mencoba berlari dari serangan ku dia terpeleset ,aku segera berlari untuk segera menangkapnya agar dia tak terjatuh, aku meraih tangannya dan kutarik tubuhnya,tanganku yang saat itu menahan pinggang nya dan wajahku mengarah di kedua bola matanya, kami terdiam dan saling menatap dek,dek,dek,dek, terdengar suara jantungku berdetak begitu kencang.
Aku tidak tahu apa yang aku rasakan tapi aku pernah merasakan ini sewaktu aku bermain hujan hujanan saat bersama Adrian dulu sewaktu kecil, perasaan yang aku rasakan saat ini tak jauh beda dengan yang kurasakan saat Adrian mengajakku bermain hujan sesaat setelah melihat indanya pelangi di bukit sekolah dulu.
Aku dan Adrian saling menatap, kedua bola mataku tertuju tajam di ke dua bola matanya,"Tok,,,tok,,,tok" Adrian,Dani bangun nak, ayo sarapan mama sudah siapkan sarapan" ucap mama dengan mengetuk pintu kamarku.
Adrian yang tengah diam dalam dekapanku, mengerakkan wajahnya dan lekas berdiri,tanganku yang saat itu menahan pinggang nya kulepaskan.
"Eh,sorry,,," ucapku dengan tersipu malu
"Baiknya kita mandi lalu sarapan, aku juga ingin segera kembali ke hotel, ibuku pasti sedang menungguku" adrian dengan memalingkan wajah merahnya,
Aku pun mengambil handuk yang tergantung di jemuran lalu segera mandi,setelah mengenakan baju kerjaku dan jam tangan di lengan kiriku, aku segera menemui mama dan adrian yang tengah duduk di meja makan,
"Kamu lama sekali mandi,ayo lekas sarapan nanti kamu terlambat lagi kayak kemarin" ucap mama dengan mengoleskan selai di rotinya,
Aku menarik kursi dan duduk di depan Adrian " Adrian apa perlu aku antar menuju hotelmu"
Adrian yang saat itu mengaduk teh di cangkirnya "tidak perlu, aku naik taksi saja, lagian nanti kamu terlambat jika mengantar ku,oh iya bik, kira kira nanti jam berapa bibi mau bertemu mama dan papa"
"Jam delapan malam aja, oh iya Adrian ngomong-ngomong kapan kamu akan menempati rumah kamu" tanya mama
"Belum tau pasti sih bi,soalnya rumah yang dulu aku tempati besar dan ada beberapa pintu yang rusak karena sudah sangat lama tidak terawat,mungkin butuh waktu 4 mingguan tukang selesai memperbaiki semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Bulan November (End)
RomanceKisah tentang dua sahabat yang menjalin pertemanan dari sejak kecil, namun mereka terpaksa berpisah di karenakan keadaan yang memaksa, setelah 14 tahun berlalu mereka akhirnya dipertemukan kembali. Dani tokoh utama dalam peran ini menyimpan rasa cin...