BAB : Amarah

193 35 7
                                    

" tunggu bentar mama turun dulu"

sahut mama sembari melepaskan sabuk pengaman yang mengikat di dadanya ia pun turun dari mobil untuk membuka gerbang yang terkunci. Gerbang pun terbuka aku melajukan mobilku masuk ke arah garasi memakirkan dengan sangat rapi. Aku turun dari mobil yang sudah ku parkiran menuju pintu yang tengah mama buka,

"Huh,,,, sayang sekali dihari ulang tahun Dika harus menyaksikan ayah dan adiknya bertengkar" sahut mama duduk di sofa sembari meletakkan tasnya di atas meja.

Aku yang baru masuk dan duduk di sofa Melepaskan sepatuku dan menaruh ke dalam rak sepatu menyahut nya

" Ya mama tau sendiri paman Agus dan Adrian dari dulu mereka memang tidak pernah cocok"

" Iya sih, tapi mama terkadang melihat Adrian kasian juga, Adrian selalu saja salah di mata pak Agus"

" Ya kita sebagai orang terdekat mereka harus memberi nasehat untuk mereka, yaudah ma aku mau masuk ke kamar dulu ya"

akupun melangkahkan kakiku menulusuri tangga menuju kamarku. sejenak aku duduk diatas kasurku dan mengingat kejadian tadi saat paman Agus meminta Adrian untuk kembali ke Amerika, baru saja aku dan Adrian bahagia tapi kini masalah baru mulai lagi, aku mengambil ponsel yang aku kantongi, membuka WhatsApp ku untuk menanyakan keadaan Adrian sekarang,

"My Bee, apa kamu baik baik saja"

chat yang baru saja ku kirimkan, aku meletakkan ponselku diatas kasur sembari menunggu balasan dari Adrian.
aku pergi sejenak ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi untuk segera tidur, setelah 15 menit berlalu aku keluar dari kamar mandi dan mengecek chat yang ku kirim untuk Adrian tapi dia masih belum membalasnya, aku kembali mengirim chat ke Adrian lagi

"My Bee???????"

Terlihat tanda centang biru yang baru terbuka, dan Adrian segera membalas pesanku,

"Sebenarnya tidak begitu baik, maaf aku baru bisa membalas chatmu"

"Jadi bagaimana apa kamu masih marah dengan ayahmu"

Adrian hanya membuka pesan dari ku dan tak membalasnya, mendengar kondisi Adrian saat ini yang kurang baik aku semakin khawatir chat dariku pun masih belum dia balas aku pun memutuskan menelfon dia melalu panggilan video.

Tut,,,,Tut,,,,,Tut,,,,, berkali kali aku menelfonnya dia masih belum mengangkat nya, dan aku mencoba terus menghubunginya sampai dia mengangkat video call dariku, Tut,,,,Tut,,,,,Tut,,, akhirnya Adrian pun mengangkat video call dariku.

Dup,,,,jedap,,,,jedup,,,, terdengar suara musik DJ yang begitu keras dan terlihat di layar ponselku lampu diskotik kelap kelip begitu menyinari, aku melihat Adrian yang sudah mabuk sempoyongan diatas meja bar dengan tangan kanannya memengang botol bir.

"Adrian,,,kamu dimana" aku berteriak menatap layar handphone ku

"Adrian,,," aku kembali meneriakinya

Adrian mengangkat kepalanya yang saat itu tertidur diatas meja bar 

"Oh iya my bee,,,ada apa kamu kangen sama suamimu" sahutnya dengan mata setengah tertutup dan kepalanya yang sempoyongan.

dia pun kembali menjatuhkan kepalanya ke atas meja bar. Adrian sudah tak sadarkan diri dia sepertinya sudah mabuk Berat karena mengkonsumsi alkohol yang begitu banyak, saat layar kamera Adrian mengarah ke dinding yang bertuliskan " sky fly bar" aku segera mencari tahu dimana cafe itu berada, setelah ku telusuri dimana wilayah cafe tersebut aku segera bersiap siap menuju cafe tersebut, aku mengakhiri video call ku dengan Adrian, aku pun berganti baju dan lekas menjemput Adrian ke cafe tersebut.

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang