BAB : Air Mata Hujan

527 75 15
                                    

"Good morning everyone, how are you today" sapa Miss Yuni kepada para murid yang akan mulai mengajar.

"I'am good Miss Yuni" serentak semua murid menjawab bersama,

Adrian yang ketika itu duduk di sampingku aku sempatkan untuk bertanya, mengenai kemarin,

"Adrian, apa ayahmu marah lagi, karena kemarin aku mengajakmu bolos sekolah"

Dia menoleh wajahnya kearah ku "iya dan sekarang aku dihukum tidak boleh pergi kemanapun kecuali ke sekolah"

Aku menghembuskan nafasku "Andrian aku minta maaf ya untuk kedua kalinya kamu dihukum hanya gara gara aku"

Adrian kembali menyahutnya "tidak apa apa kawan,yang penting kita bisa tertawa bersama"

Adrian membuka senyuman lebarnya, nampak begitu tulus senyum indahnya, hubungan ku dan Adrian semakin dekat,kami berdua selalu bersama sama kemanapun kita pergi, dulu sikap Adrian yang begitu dingin dan sombong sekarang berubah total. semenjak aku dekat dengannya dia lebih giat belajar lebih banyak bicara dan mulai jarang mendapatkan nilai nol,berbeda jauh dengan sikap dia dulu. Aku turut senang melihat perubahan sikap Adrian,entah kenapa aku merasa sangat bahagia di dekatnya seolah olah ada seseorang yang menjagaku seperti ayah menjagaku dulu.persahabatanku dengan Adrian begitu erat tak terasa 2 tahun kita saling bersama. Saat ini aku dan adrian sudah duduk di kelas 6 semester awal tinggal beberapa bulan lagi melaksanakan ujian dan lulus, selama 2 tahun aku dan adrian belajar bersama bahkan kita tidak mau duduk di bangku terpisah saat naik kelas 5 dan 6 kita tetap duduk berdampingan,aku begitu bahagia bisa dekat dengan dia hingga tiba saatnya aku menemukan kata-kata
"di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan" dan pada akhirnya aku harus berjumpa dengan kata-kata itu

"Dani, aku bawakan buku rumus matematika,ini ayahku membelikan bulan lalu,disini banyak rumus yang akan ada di jawaban ujian semester kelulusan nanti" ucap Adrian dengan memberiku buku itu

"Seperti nya aku tidak perlu,kamu bisa menyimpannya untukmu sendiri"

Dia menaruh buku di dalam tas ku, "ambil saja aku yakin kamu sangat membutuhkannya nanti,oh iya Dani aku punya sesuatu untukmu"

"Sesuatu apa Adrian"ucapku dengan sigap

Adrian membuka resleting tasnya dan mengeluarkan sesuatu

"Coba ulurkan tanganmu"

Aku dengan cepat mengulurkan tanganku ke arahnya, dengan tiba-tiba Adrian memakaikan ku gelang rantai berwana perak tua,

"Apa ini Adrian" ujar ku dengan melihat gelang yang terpasang ditanganku,

"Kamu pakai ya,aku juga memakai nya" ucap dia dengan menunjukan gelang yang dia pakai juga ditangan kanannya,

Gelang berwana perak dihiasi gambar Doraemon ini terlihat sedikit longgar di ukuran tangan kanan ku, aku masih tidak mengerti mengapa tiba-tiba adrian memberiku gelang ini, namun apapun alasan itu, aku sangat senang menerimanya. Seminggu semenjak Adrian memberiku gelang ini dia terlihat sangat murung, aku tidak mengerti apa yang terjadi pada dia, aku mencoba mencoba bertanya apa yang sedang terjadi namun dia
tak menjawabnya dan hanya diam saja, dia sangat terlihat murung dan lebih suka menyendiri, sikapnya sekarang lebih sensitif dan tak seceria dulu.

"Anak anak jangan lupa ya di kerjakan PR nya,dani bisa kamu memimpin doa sebelum kita pulang" ucap Miss Yuni menyuruhku untuk membaca doa bersama,

Aku pun mulai membaca doa bersama sesuai dengan kepercayaan masing-masing, murid murid berdiri dari bangkunya bersiap menuju parkiran untuk segera menemui orang tua mereka yang sedang menunggu menjemputnya, Adrian yang duduk di sampingku berdiri meninggalkan bangkunya tanpa mengucapkan satu kata apapun, dan ini tak biasanya dia bersikap seperti ini kepadaku, biasanya sebelum dia menuju ke depan gerbang dia selalu mengajakku untuk berjalan menuju depan gerbang bersama,

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang