BAB : Kata maaf Darinya

185 35 6
                                    

"permisi,  pesanan atas nama ibu Evi, bapak Adrian, dan bapak Dani" ucap Seorang waiters sedang memegang nampan berisi kopi diatasnya

"Iya mbak silahkan, taruh saja" Adrian menyahut waiters itu

Waiters itu menaruh ketiga minuman yang sudah Adrian pesan sebelumnya, terlihat cappucino caramel tertulis di cup coffe dan itu adalah coffe favoritku

"Saat kamu dalam perjalanan kemari aku sudah memesankan coffe ini untukmu, aku memesan cappucino caramel karena aku tahu ini adalah coffe favoritmu" Adrian memberikan coffe tersebut dan pipet untukku

" Terima kasih Adrian"

"Tante Evi sebelumnya saya mohon maaf atas ketidaksopanku"

Tante Evi yang saat itu tidak memandang wajahku saat aku berbicara dengannya dengan wajahnya yang masih murung dia melihat ke arah cermin di sebelah kananya

"Tante Evi, saya tahu saya tidak berhak mendapatkan permintaan maaf dari Tante, tapi Dani mohon tolong jangan membenci Adrian Tante" aku menundukkan kepalaku saat berbicara dengannya meminta mohon agar Tante Evi tidak marah lagi pada adrian

" Iya benar, kamu tidak berhak mendapatkannya" dengan suara dinginnya Tante Evi memutar wajahnya kearahku, aku yang masih tertunduk takut tak ada keberanian untuk menatap mata Tante Evi

"Harusnya Tante, harusnya Tante yang meminta maaf sama kamu, maafkan sikap Tante yang kemarin kasar sama kamu"

Aku mengangkat wajahku yang tertunduk kearah meja dengan perasaan yang terkejut aku kembali bertanya pada Tante Evi

"Tante, apa maksud Tante"

Tante Evi melebarkan senyum di bibirnya, dia memegang tanganku yang saat itu diatas meja, Dengan mengelus elus tangan kananku Tante Evi kembali menyahut

"Maafkan Tante sudah membentak Dani kemarin, apa Dani mau memaafkan Tante"

Aku yang sangat terkejut dengan perkataan Tante yang meminta maaf
Padaku masih belum bisa mempercayainya

"Tante, jadi apa Tante sudah bisa memaafkan ku" ucapku dengan wajah yang tergiang-giang bahagia

Tante Evi menarik senyumnya lagi dan menundukkan-nundukkan kepalanya " iya nak"

Aku begitu lega mendengarnya serasa duri yang menancap di kakiku sudah terlepas, aku menarik telapak tangan Evi ke bibirku, aku mencium nya berulang ulang sebagai tanda terima kasihku sudah mau memaafkanku.

"Terima kasih Tante" aku tak berhenti-henti mencium tangannya

"Sudah dan, sudah" Tante Evi menyahut nya

"Dan sekarang mama juga sudah mau menerima kita" ucap Adrian yang duduk di sebelah ku

Perlahan aku memutar wajahku ke Adrian dengan sangat terkejut

"Apa maksudnya adrian" tanyaku dengan sedikit bingung

"Selain mama sudah memaafkan kita, mama juga merestui hubungan kita"

Aku yang masih kebingungan dengan perkataan Adrian, aku kembali menanyakan pada Tante Evi

"Tante jadi ini maksudnya"

"Iya Tante sudah memikirkannya, Tante menyadari kalau kebahagiaan seseorang itu tidak bisa di paksakan, Tante tidak bisa menghalangi Adrian untuk mencari kebahagiaannya" ujar kembali Tante Evi dengan senyum ramahnya ke arahku

"Tante, terima kasih banyak"

Aku begitu bahagia saat Tante Evi menerimaku kembali, aku tidak menyangka hal baik ini akan terjadi, selama perjalanan menuju kesini aku berfikir Tante Evi akan sangat murka kepadaku mungkin dia akan menyuruhku untuk menjahui adrian dan memutuskan tali persaudaraan dengan mama, namun semua berbalik arah, Kini rasa takutku yang membebani pikiran ku sudah lenyap.

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang