Aku masuk ke dalam toilet dan duduk sejenak diatas kloset keramik berwarna putih itu, aku ke toilet bukan karena aku sedang ingin buang air kecil namun pikiranku begitu sangat terkejut saat paman Agus meminta Adrian untuk bersungguh-sungguh menjalin hubungan dengan Laura, kini batinku benar benar sangat di uji saat semua orang meminta Adrian untuk segera melamar Laura, tak banyak yang bisa aku lakukan, ya mungkin memang ini jalan cerita yang harus aku lalui jika aku mencintai seseorang yang bahkan dalam bayangannya pun aku tak akan bisa memiliki dia seutuhnya, aku sudah menyadarinya dari awal dan entah mengapa ini sangat terasa sakit saat orang dari masa lalunya datang bersama dan duduk bersama di hadapanku. Aku terbangun dari closed yang aku duduki, aku membuka pintu yang aku kunci dari dalam toilet namun aku sangat terkejut melihat Adrian sudah berdiri tegak menungguku diluar di depan pintu toilet. Aku mencoba tak menghiraukannya, aku membuang pandanganku dari dia dan mencoba melewati nya namun saat aku melewatinya dia menghadangku menahan tanganku,
"Dani,,,,," tanganya menahan lengan kiriku
Aku terdiam dan tak menjawabnya aku menarik kembali lengan ku agar terlepas dari genggaman nya, namun Adrian kembali menahan lenganku dan dia menarik ku ke dalam pelukannya,
"Dani,,,,maafkan aku, tolong jangan diam seperti ini"
Adrian pun semakin mendekapku dalam pelukannya kedua tangannya menahan badanku agar aku tak melepas dari dekapannya dan dia pun mencium ujung kepalaku, aku sendiri tak tahu apa yang aku rasakan, perasaan cemburu dan gelisah yang setiap kali aku rasakan saat mengingat nama laura
"Tolong beri aku sedikit waktu, aku hanya ingin kamu memberiku beberapa waktu untuk mengatakan pada Laura,,,dani,,,aku hanya ingin bersamamu " Adrian semakin memelukku dengan perasaan hangatnya.
Aku masih terdiam membisu,tak tau apa yang harus aku katakan padanya,
" Tak apa,,,aku tidak marah, aku hanya kesal pada diriku sendiri" sahut ku
Aku melepaskan pelukan dari Adrian
"Sebaiknya kita kembali ke meja makan,mereka sedang menunggu tidak baik kalau kita meninggalkan mereka" sahutku kembali
"Dani,,,,,tolong jangan seperti ini,aku merasa aku kehilangan diri kamu yang dulu"
"Adrian,aku mengerti apa yang kamu rasakan, aku tahu dari itu aku tidak ingin memaksa mu untuk selalu bersamaku, semua orang menginginkan Laura bersama mu, ayah dan ibumu menginginkan kamu berada di sampingnya, dan aku hanyalah seseorang yang berada ditengah kalian, jadi tak apa, aku menyadari di mana posisi ku saat ini berada"
"Tapi aku mencintaimu,,,aku hanya ingin,,,,,,"
Dengan cepat aku memotong saat Adrian berbicara dengan ku "Adrian sebaiknya kita segera kembali ke meja makan, aku permisi dulu" ucapku dengan memasang raut wajah kekecewaan dan nada suara kekesalan,
Aku keluar dari toilet dengan memasang wajah emosional yang begitu tak karuan, aku kembali duduk di tempat kursi ku dan Melanjutkan makan malam ku. Aku memang kesal saat ini dengan Adrian tapi ini juga bukan kesalahnya karena rasa cemburuku aku tanpa sadar menumpahkan semua kekesalanku padanya.aku pun menyesali perbuatanku karena sudah bersikap kasar terhadapnya.
"Terima kasih ya Dani, Anita sudah mengundang kami untuk makan malam" ucap paman Agus berdiri dari kursinya
"Aku harap pak Agus menyukai hidangan yang kami buat, mohon maaf jika masakan kami tidak enak" mama menjawab sahutan paman Agus
"Makanan kamu paling the best, harusnya kamu dapat gelar chef Anita" ujar Tante Evi dengan senyum
"Ah buk Evi ini,,,bisa saja"
"Kalau begitu kami mohon pamit dulu ya, sekali lagi terima kasih sudah mengundang kami untuk datang"
Akupun berdiri dari kursiku untuk mengatar mereka keluar pintu, adrian yang saat itu terlihat wajahnya begitu murung aku datang menghampiri nya saat dia berjalan akan keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Bulan November (End)
RomanceKisah tentang dua sahabat yang menjalin pertemanan dari sejak kecil, namun mereka terpaksa berpisah di karenakan keadaan yang memaksa, setelah 14 tahun berlalu mereka akhirnya dipertemukan kembali. Dani tokoh utama dalam peran ini menyimpan rasa cin...