BAB : Malam Tanpa Bintang

205 35 8
                                    

"berapa pak " tanyaku pada supir grab yang baru berhenti di depan rumah,

"43 ribu mas"

Aku mengeluarkan uang di dompet dan memberikannya sejumlah uang 50 ribu

"Kembaliannya ambil aja ya pak"

"Terima kasih banyak mas"

Aku menekan gagang pintu mobil grab tersebut, kakiku melangkah keluar dari mobil grab yang aku pesan dari hotel tadi. Aku beranjak membuka gerbang rumah yang tak terkunci, terlihat pintu rumah terbuka lebar sepertinya mama sudah menyambutku dari tadi

"Ma,,," aku memanggil mama sembari melepas sandalku saat akan memasuki ke dalam rumah, namun saat aku sedang akan masuk mama, Tante Evi dan kak Dika sudah menunggu kedatanganku di sofa tamu. Dengan senyumku aku menyapa mereka

"Siang Tante, siang kak Dika"

Kak Dika hanya menarik senyumannya saat aku menyapa dia, sedangkan Tante Evi sama sekali tak memandang ku saat aku sedang menyapanya. Suasana ruang tamu begitu sunyi aku melihat wajah Tante Evi begitu pucat matanya berwarna merah dan sedikit bengkak seperti usai menangis

"Nak duduk sini"

Sahut mama menyuruhku untuk duduk di sampingnya, aku melangkah dan duduk di samping mama.
melihat suasana yang begitu sunyi ini, dengan memberanikan diri aku sempatkan bertanya

"Ma,,, ada apa ini?"

Dengan bingung aku bertanya dan ntah kenapa tiba-tiba perasaan ku tidak enak.

"Nak, Tante Evi dan kak Dika dari tadi nungguin kamu, mereka ingin berbicara sama kamu"

Aku melihat ke arah Tante Evi yang duduk di hadapan ku, matanya masih berwarna merah dan terlamun dalam pandangan hampanya

"Tante,,, Tante baik baik saja" tanyaku

Tante Evi hanya diam saja, aku semakin curiga sepertinya ada suatu hal yang ingin dia sampaikan

"Tante,,, " aku memanggilnya

"Kedatangan Tante kemari karena ada yang ingin Tante bicarakan" dengan wajah yang Masih terpasang lesu Tante Evi menjawab

"Tante tahu, Dani Sangat mencintai Adrian dan adrian juga mencintai dani"

Semua orang terdiam saat Tante Evi berbicara menggunakan suara yang sedikit lemas, aku menatap wajahnya ketika Tante Evi berbicara dengan serius

"Tapi satu hal yang harus Dani ketahui Dani dan adrian adalah seorang Pria, lambat laun kalian harus mempunyai keturunan dan harus siap menjadi seorang ayah karena itu adalah kodrat seorang pria" Tante Evi kembali melanjutkan pembicaraannya

"Tante tahu Dani sangat mencintai Adrian, begitu pun juga dengan Tante, Tante sangat mencintai adrian, Tante akan mati jika kehilangan Adrian"

"Jadi kedatangan Tante kemari untuk apa" aku bertanya

Wajah Tante Evi yang saat itu sedang menatap ke arah jendela perlahan dia memutar kedua bola matanya, dengan matanya yang masih berwarna merah dia kembali berbicara dengan ku

"Tante hanya ingin yang terbaik buat Adrian, Tante ingin Adrian kembali ke jiwa prianya, Dani tolong hentikan hubungan mu dengan adrian"

Dan benar, prasangka burukku berbicara dan inilah yang terjadi, aku membuang pandangan ku ke arah Tante Evi, tanganku begitu bergetar saat mendengar Tante Evi memintaku untuk menyudahi hubungan ku dengan Adrian

"Tante tahu ini akan sulit, tapi biarkan Andrian kembali ke jalan yang benar, biarkan dia pulang kerumah dan berbaikan lagi dengan ayahnya"

Aku terdiam bola mataku berlarian ke kanan ke kiri saat Tante Evi memandang ku. Tante Evi menaruh tas ke pangkuannya, tangannya meraih selembar kertas dari dalam tas tersebut, lalu dia menunjukkan padaku.

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang