Minggu 07.45Mataku terbangun dari tidurku, sinar matahari yang mencoba masuk melalui jendela yang tertutupi oleh gorden berwarna abu abu meredupkan ruangan kamarku. Aku membuka mataku melihat ke arah jarum jam alarm yang berdiri di meja tepat di sebelah ku, terlihat jarum jam berhenti di angka 8.
Adrian yang tengah tidur nyenyak memelukku dari arah belakang layaknya guling dengan tangannya yang mendekap erat di perutku perlahan aku mencoba membangunkanya untuk mengajaknya sarapan.Setelah semalaman aku dan Adrian berada di tepi pantai untuk menenangkan batin kita yang tergores dia memutuskan untuk tidak pulang dan memilih untuk menginap dikamarku. Hatiku begitu tenang saat ketika bangun pagi disambut oleh pelukan hangat darinya.
terasa hangat, sehangat matahari yang menyinari bumi ketika pagi menjelang."Adrian, bangun" aku mencoba membangunkanya dengan menepuk tanganya yang tengah memelukku.
Terlihat Adrian tak mendengarku, dengan matanya yang masih tertutup ia terlihat sangat lelah, akupun membiarkannya untuk beberapa saat, aku membalikkan tubuhku yang terlentang di atas kasur menghadap ke arahnya.
alisnya yang begitu hitam melebat, hidungnya begitu mancung membuatku selalu terpana oleh ketampanannya. bagiku saat ini Adrian adalah seseorang yang paling sempurna yang pernah datang di hidupku. Selain fisiknya yang sempurna, hatinya juga sangat sempurna.
Terima kasih tuhan engkau sudah menghadirkan seseorang yang begitu sempurna untukku walaupun di penghujung usiaku yang sudah mulai rentan."Tok,,,tok,,,tok,,,Dani bangun nak,ayo sarapan ajak Adrian juga ya nak" pintu terketuk dari luar dan suara mama memanggil ku untuk turun sarapan yang sudah dia siapkan.
"Iya ma, aku sudah bangun" sahutku
"Mama tunggu di bawah ya nak"
Mama pun turun kembali ke lantai bawah menungguku dan Adrian di meja makan, aku masih memandangi wajah Adrian yang begitu tampanya.
Emuachh, aku mencium bibirnya yang saat itu dia masih terlelap dari tidurnya sebagai ucapan selamat pagi untuknya.
Aku terbangun dari tidurku lalu berdiri melangkahkan kakiku menuju toilet yang terletak di pojok kiri bersebelahan dengan lemari.
aku membasuh wajahku dan berkumur kumur menggunakan Listerine, hari ini Adrian ada disini pagiku sedikit berwarna Karena dia ada disampingku saat aku terbangun.aku ingin terlihat lebih rapi saat dia bangun melihatku. aku mengambil sisir yang terletak di fastavel perlahan aku menyisir rambut ku dengan rapi di depan cermin yang terpaku di dinding.
Namun terjadi lagi, pemandangan buruk merusak pagiku. Saat aku menyisir rambutku terlihat begitu banyak gumpalan rambut yang menyangkut di sela sela sisir. Aku mengambil gumpalan rambutku, hari semakin hari banyak rambutku banyak yang mulai rapuh, aku meraba ujung kepala terasa begitu halus kulit kepala ku karena sudah banyak rambut yang mulai rontok.
Aku letakkan kembali sisir yang aku pegang tadi, aku tersenyum di depan cermin dengan memberikan semangat pada diriku sendiri. Hari ini hari Minggu Dimana adalah hari liburku aku tak ingin merusaknya terutama Adrian ada disini sekarang. Aku membuka pintu toilet dan melangkahkan kakiku untuk bersiap siap sarapan.
"Adrian, ayo bangun" aku menepuk tepuk pahanya
"Hemmm" dengan mata yang masih tertutup ia menyahutnya
"Adrian ayo bangun" Adrian masih tak mau membuka Matanya
Emuachh, bibir ku menyentuh pipi kanannya
"Ayo bangun udah ngakk ngantuk lagi kan"
Seketika Adrian membuka matanya lebar-lebar saat aku mencium nya tadi
"Selamat pagi" ucapku mengucapkan selamat pagi untuknya
"Selamat pagi juga, huah" dengan mulutnya menguap lebar dan tangannya yang dia regangan kan ke atas dia kembali menyahutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Bulan November (End)
RomanceKisah tentang dua sahabat yang menjalin pertemanan dari sejak kecil, namun mereka terpaksa berpisah di karenakan keadaan yang memaksa, setelah 14 tahun berlalu mereka akhirnya dipertemukan kembali. Dani tokoh utama dalam peran ini menyimpan rasa cin...