BAB : Nyanyian Di Malam Hari

244 40 7
                                    

Aku dan Adrian melangkah keluar dari resto menuju parkiran untuk segera pulang, sama sebelum yang dia lakukan tadi adrian membukakan pintu mobilnya untukku, aku hanya tersipu senyum melihat tingkahnya malam ini, Adrian mengantarku pulang kerumah dengan memutar musik kesukaannya di mobilnya," izinkan aku aku pergi dulu yang berubah hanya tak lagi kumilikimu kau masih bisa melihatku kau harus percaya kau tetap teman baikku" bibirnya ikut menyanyi mengikuti lirik lagu yang dia putar

"Pamit....dari tulus, lagu favoritmu tu" sahutku pada Adrian

Adrian sejenak berhenti bernyanyi dan menjawab sahutan ku, " suka saja sih, maknanya dalam, oh iya kalau boleh tau ibumu masih berstatus janda ya,kenapa bibi ngakk cari pendamping lagi"

Aku yang saat itu bersandar di kursi dan mataku mengarah jendela mobil 

"semenjak kepergian ayah, mama hanya focus untuk merawat ku, sebenarnya banyak pria yang suka sama mama dan ingin melamarnya tapi mama menolak, ngak tau kenapa mama memutuskan untuk hidup menjanda"

" Ya mungkin bibi sudah mengikat hatinya untuk 1 orang saja dan tak mau tergantikan,yaitu ayahmu"

" Aku sudah pernah bilang ke mama jika dia ingin menikah aku setuju saja, tapi mama tetap bersikukuh dengan pendiriannya"

"Tapi terkadang aku juga kasian melihat mama kesepian pernah waktu itu aku tinggalin mama sendirian selama 3 hari karena di kantor kita mengadakan liburan bersama ke Bali"

"Ya mau gimana lagi bibi juga Sudah nyaman dengan kesendiriannya, kadang ada beberapa orang lebih suka sendiri demi menjaga hatinya untuk orang yang paling dia sayang, ya, walaupun orang itu telah tiada"

Adrian pun memutar mobilnya ke arah kanan dan berhenti tepat di depan rumah.

"ya,,,,,,kita sudah sampai perlu aku bukakan pintunya" Ucap Adrian

Aku melepas sabuk pengaman yang terpasang di dadaku

"tidak perlu aku bisa membuka sendiri, kalau begitu aku turun dulu ya" aku pun membuka pintu mobil namun saat aku mencoba membuka pintu Adrian meraih tanganku dan menahannya

"Dani,,,," dia memanggil ku dengan menahan lengan tangan kananku yang saat itu aku sedang mencoba membuka pintu mobil

Aku memutar kepalaku dan menoleh kearahnya " iya Adrian "

Tanpa ada kata dan tanpa ucapan Adrian dengan cepat mendekatkan bibirnya ke arah bibirku, dengan cepat dia menciumku, aku sejenak terdiam dan terkejut tak menyangka Adrian dengan sangat tiba-tiba menciumku, perlahan dia melepaskan bibirnya yang saat itu menempel di bibirku dengan suara pelannya dia mengatakan

"Terima kasih untuk waktunya malam ini" ucapnya menatapku dengan matanya yang begitu tajam, seketika aku tak mampu untuk menjawabnya bibirku tak bisa kugerakan, jantung ku berdetak kencang. Aku menundukkan kepalaku dan menarik senyuman di bibirku, perasaan bahagia yang begitu dalam yang aku rasakan saat Adrian menciumku, aku kembali membuka pintu mobil dan keluar, tanpa sepatah kata aku tak mengucapkan kata apapun untuk Adrian,entah aku yang terlalu senang atau aku yang begitu grogi, aku kembali menutup pintu mobil dan Adrian membuka pintu kaca mobilnya.

"selamat malam my bee, mimpi indah ya"

aku masih tertunduk malu dengan senyum senyum tipis yang terpasang di pipiku,aku hanya mengangguk angguk kan kepalaku sebagai jawaban iya untuk Adrian, Adrian pun melajukan kembali mobilnya dan aku melambaikan tangan ku kearahnya.

"hati hati selamat malam"

ucapku pada Adrian mengucapkan selamat tinggal, aku berjalan sempoyongan serasa mabuk saat Adrian mencumbuku tadi, entah kenapa ciumannya kali ini begitu sangat dalam aku rasakan, aku mengetuk pintu dan mama membuka pintu rumah

Pelangi Di Bulan November (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang