4.TENTANGNYA

656 73 5
                                    


   Siang ini pak Jamal sedang menjelaskan pelajaran Matematika. Dan saat ini juga kelas cukup senyap dari suara tapi bukan kerena semua murid memperhatikan pak Jamal yang sedang menjelaskan. Tpi mereka lebih menahan rasa pusing di kepalanya karena pelajaran matematika. Ditambah lagi rasa kantuk mulai melanda karena jam dinding yang di depan kelas yang terasa bergerak lebih lambat. Seperti Zara saat ini matanya memperhatikan pak Jamal di depan dan tangannya yang penuh dengan makanan siap mendarat di mulutnya saat pak Jamal lengah. Ada Rey yang sedari tadi aku lihat dengan berulang kli menguap. Ada Richi yang menatap pak Jamal dengan pandangan kosong, ntah kemana sekarang fikirannya berada. Dan kemudian ada Betrand, seakan tak peduli adanya pak Jamal ia tidur dengan menampilkan wajah damainya. Tanpa aku sadari aku terus memandangi wajahnya hingga tiba-tiba di a membuka matanya menatap diriku yang sedari tadi menatapnya. Dia menaikan alisnya seakan isyarat untukku kenapa memandanginya seperti itu. Hingga tiba-tiba terdengar gebrakan meja. braaakkk...
"Betrand jangan tidur kamu".
Betrand pun menegakkan punggungnya dengan malas. Kemudian aku mendengar Zara yang terbatuk-batuk karena tersedak.
"ya ampun, neeeeth... Gue kesek cilok sakit banget tenggorokan gue"
"kok bisa? " . Bisa-bisanya dia makan cilok dikelas.
"gue kaget tdi pas pak Jamal gebrak meja, jadi ciloknya refleks masuk tenggorokan, malah ciloknya besar banget lagi. "
Jika tidak ingat masih ada pak Jamal di kelas, pasti aku sudah tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata Zara tadi.

45 menit kemudian.....

    Bel pulang akhirnya berbunyi pertanda berakhir juga pelajaran Pak Jamal. Semua siswa sudah bersiap untuk pulang tak terkecuali aku.
"Zar loe mau bareng gue gk? ".
"gk deh, gue bareng Anneth soalnya. Oiya loe tdi knp telat masuknya?"
"biasalah si Alex cari masalah, ban motor gue di kempesin jadinya gue minjem motor mang ujang. "
"motor astutinya mang ujang? Hahahha", Betrand mengangguk.
"bentar, jdi tdi loe ngajak pulang bareng naik motor mang ujang?"
"iya kenapa? Biar sekali kali loe ngerasain naik motor nya mang ujang, kapan lagi cobakan? Hahahah".
"wah parah sih loe, untung tdi gue nolak. "
"hahahaa.... Yaudah gua duluan ya Zar, Ann gua duluan".
"oke". Aku menganguk padanya, ada rasa kaget saat Betrand memangilku Ann saat ia pergi. Selama ini gak ada orang lain yang memanggilnya Ann kecuali keluarganya dan Al.
"yuk neth... "
"eh iya Zar"
"loe ngelamun? Ayok pulang loe mau tidur disini? "
"ya gk lah Zar, yaudah yuk"

  Aku dan Zara sudah berada di dalam mobil bersama papi dan mami. Saat di petengahan jalan Zara menarikku agar mendekat ke arah jendela mobil.
"eh, neth lihat deh itu betrand kan? Beneran make motor mang ujang dia hahahaah.... "
Dan benar saja aku melihat betrand menggunakan motor lama dengan kecepatan yang terbilang rendah. Tapi dapat kulihat tidak ada rasa malu dalam dirinya dia cukup percaya diri membawa motor itu dengan tersenyum ke arahku dan Zara yang hanya bisa tertawa melihat tingkahnya.
"woy ngapain loe? "
"gowes sepeda ini"(memperagakan gerakan mendayung sepeda).
"hahaha...awas mogok tu motornya mang ujang".
"klo mogok tinggal di panggul, susah amat"
"hahaha yaudah gua sama Anneth duluan"
"yoi... 👍"
"itu tadi siapa Zar? Lucu ya anaknya" tanya mami Anneth.
"oh itu temen sekelas aku sama Anneth tan, emang gitu anaknya rada kocak tan".
"papi juga pernah ketemu dia pas kita pindahan kemarin, anaknya ramah dan sopan juga mi."
Tiba-tiba Zara melihat kearahku sambil tersenyum.
"wah neth lampu hijau nih hahah... "
"apaan sih Zar." entah knp jantungku tiba-tiba berdegub kencang saat Zara mengatakan hal yang mungkin hanya sebuah candaan.

"bibirku mengatakan tidak tpi otakku terus memikirkan mu dan jantungku berdetak karenamu"   (dee)

Al & AnnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang