HAI GUYS, Apa kabar semuanya???
HAPPY NEW YEAR
Al & Ann akhirnya update lagi nih.
Happy reading guys... 💙💜Di ujung lapangan Faith sedang memperhatikan Betrand yand tertawa lepas dengan seseorang. Terlihat sangat dekat, ia belum pernah melihat Betrand menatap seseorang wanita sedalam itu entah padanya atau pada Zara sahabatnya.
"kalau diliahatin terus yang ada hati loe bisa hancur berkeping-keping tau gak", suara seseorang menyadarkan Faith dari lamunannya.
"bukan urusan loe, gue mau ngelihatin terus atau gak itu hak gue".
"gak usah sok kuat kali, kita itu sama tau gak, sama-sama bertepuk sebelah tangan. Kitanya suka Betrand eh Betrandnya suka sama tuh cewek".
Faith memutar tubuhnya menghadap Sinta, "apa loe bilang? Kita sama? Loe salah, lo sama gue itu beda tau gak, bedanya Betrand masih ada perhatian sama gue dia masih nganggep gue ada, sedangkan loe? Ngomong sama loe aja kayanya dia males apa lagi perhatian yang ada halu loe makin tinggi tau gak. So, loe harus sadar kalo loe sama gue itu beda level. Jadi, jangan pernah sama-samain gue sama loe, loe inget itu", Faith pergi meninggalkan Sinta yang masih mematung di pinggir lapang dengan wajah memerah karena emosi.Bel pulang pun berbunyi Anneth dan Betrand pun bergegas menuju kelas untuk mengambil tas dan pulang.
"udah bel pulang, ke kelas yuk", ajak Anneth pada Betrand.
"ngapain ke kelas? ".
"ya ngambil tas dong terus pulang, ayok", menarik tangan Betrand.
"gak ah, aku mau di sini aja sama kamu".
"dih, gak ada ayo Betrand panas ini", paksa Anneth menarik tangan Betrand ke kelas.
"sini, panaskan?", tiba-tiba Betrand menarik tangannya dan meletakkan kedua tangannya di atas kepala Anneth.
"kamu ngapain? ".
"tadi katanya panas, ini aku payungin biar gak kepanasan kamunya".
"ya gak gitu juga Betrand, malu tau di liatin yang lain. Turunin gak tangannya? ".
"kalo aku gak mau gimana? ".
"oh gak mau okey", tiba-tiba Anneth berlari meninggalkan Betrand.
"yah Ann kok lari sih".
Betrand pun bergegas mengejar Anneth menuju kelas mereka. Di dalam kelas terlihat siswa yang lain sedang membereskan buku mereka untuk bergegas pulang.
"nah ini dia anak dua baru nongol dari mana sih neth, katanya tadi loe mau ke toilet. Terus baliknya sama si kunyuk ini lagi", tanya Zara pada Anneth.
"dih mana ada kunyuk seganteng gue sembarang loe kalo ngomong".
"iyalah gak ada, orang loe yang paling ganteng di antara para kunyuk".
"wah, bener-bener loe ya Zar. Sini loe nih rasain nih keringet gue".
"dih najis tau gak ,awas loe jangan deket-deket bukan mukhrim tau gak", Zara berlari berlindung kepada Anneth.
"eh eh kalian apaan sih, Betrand berhenti gak aku bilang", Betrand pun berhenti setelah Anneth memberikan tatapan tajam padanya.
"udahlah daripada kalian berdua berantem mendingan kita makan bakso ke warung bakso deket sekolah itu".
"warung bakso yang baru buka itu?"
"iya Rey, gue denger kata anak-anak yang makan di situ sih kalo baksonya enak,cobain yuk".
"loe ya chi, klo soal makan cepet bener dapat infonya".
"yaelah, Bet loe kaya baru kenal si Richi aja. Richi itukan moto hidupnya hidup untuk makan bukan makan untuk hidup".
"terus aja terus orangnya gak ada di sini kok. Jadi pada mau gak nih ngebaksonya".
"hahaha, yaudah yuk. Kalian ikut juga kan?", tanya Rey pada Zara dan Anneth.
"loe gimana neth?".
"aku ikut kamu aja Zar, biar ada temen pulang".
"yaudah berarti kita ikut ya, gue udah lama banget nih gak makan bakso".
"okey", Anneth menganggukan kepalanya pada Zara.
Mereka pun bergegas pergi menuju warung bakso yang maksud oleh Richi. Anneth berboncengan dengan Betrand sedangkan Zara dengan Rey. Saat sampai ditempat terlihat di dari luar warung bakso itu sangat ramai pengunjung baik yang makan di tempat atau dibawa pulang.
"wah gila ini mau makan bakso apa pada antri sembako, rame bener", kaget Zara melihat ramainya pembeli bakso.
"ck lama banget, nanti keburu gak kedapatan tempat kita".
"si Richi kalo soal makanan gak pernah selow".
"udah Zar si Richi emang gitu dari dulu jadi gak usah kaget".
"gak kaget sih Rey cuma rada malu".
"loe baru sekali Zar, apa kabar gue sama Rey yang sering nongkrong sama dia. Yaudah yuk masuk".
Mereka pun masuk ke warung bakso tersebut dan memesan makanan. Jika di lihat warung ini sama saja seperti warung bakso lainnya tidak ada yang istimewa hanya terdapat speaker untuk memutar lagu agar pengunjung tidak merasa bosan ntahlah dengan rasa baksonya yang bisa membuat pembeli rela antri seperti itu.
"biasa ajakan gak ada yang spesial tapi kok bisa rame kaya begini", kata Betrand memulai pembicaraan.
"hush kamu gak boleh begitu tau gak, bisa ajakan yang kaya Richi bilang kalo emang bakso di sini itu enak makannya pembeli rela antri".
"masa sih Ann, baru seminggu buka loh".
Akhirnya bakso pesanan mereka sampai. Richi dengan cepatnya langsung menyantap bakso tersebut.
"yaampun chi doa dulu kali, langsung disamber aja tuh bakso".
"kelamaan Rey, gue udah keburu laper nih", mereka berempat hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat Richi makan tanpa berdoa terlebih dahulu. Setelah berdoa dan menyantap bakso mereka secara tiba-tiba saling menatap satu sama lain.
"rasanya b aja gak sih? Atau lidah gue yang udah kaku", kata Betrand memulai pembicaraan dengan berbisik.
"kalo lidah kamu kaku berarti lidahku mati rasa dong, ini punyaku gak ada rasanya sama sekali tau gak", kata Anneth secara berbisik juga.
"Rey Zar punya loe berdua gimana? ".
"kayanya lidah gue mati rasa juga deh kaya Anneth, loe Rey?".
"gue berasa makan bila tepung pake air mineral tau gak".
Mereka pun secara bersamaan menatap Richi yang menyantap baksonya dengan lahapnya.
"chi, seenak itukah menurut loe? ", tanya Rey pada Richi penasaran.
"Yaiyalah, ini bakso bakalan gue jadiin langganan pasti? ", Karna penasaran Betrand langsung mencoba bakso punya Richi dan sudah pasti rasa sama seperti miliknya.
"Gila sih chi lidah loe terbuat dari apa sih. Nih bakso gue buat loe aja", Betrand menyodorkan mangkuk baksonya.
"punya kita juga nih chi abisin sekalian", kata Anneth sambil menyodorkan mangkuk miliknya, Zara dan Rey.
"serius nih, tapi yang bayar tetep kalian kan?".
"iya loe tenang aja abisin dah tu bakso", jawab Rey .
"ya dengan senang hati kalau begitu".
"gila chi itu lambung apa tong sampah sih?", tanya Zara .
"bandargebang, kalau tong sampah kekecilan buat lambung Richi yang bisa nampung segala makanan", jawab Betrand asal.
"bodo amat yang penting gue kenyang".
Richi pun akhirnya selesai menghabiskan 5 mangkok bakso tersebut hanya dengan waktu kurang dari setengah jam dan mereka pun memutuskan pulang. Namun setelah berpisah jalan dengan Richi mereka berempat pergi ke caffe dekat komplek terlebih dahulu.
"sumpah ya sampai sekarang itu gue masih gak percaya kalo si Richi bisa dengan lahapnya makan tuh bakso tau gak", ucap Zara tak percaya.
"ya bisa-bisa aja kali Zar, loe kan tau mulut Richi gimana".
"iya sih Rey, tapi kan itu bakso hambar banget pokoknya gak enak banget tau gak", Zara sambil meminum jus jeruknya.
"tunggu, mungkin gak sih itu terjadi karena si Richi gak berdoa dulu tadi".
"jadi maksud kamu bakso kita hambar karena berdoa dulu Ann? ".
"gak gitu Betrand, jadi aku pernah baca kalo banya pedagang itu pake penglaris supaya dagangannya laku".
"ih gak boleh gitu loh Ann, pencemaran nama baik loh itu".
"gak salah sih Bet kalo Anneth ngomong begitu, loe bayangin aja deh yang antri beli baksonya itu banyak banget tau gak. Udah gitu yang merasa baksonya gak enak itukan kita berempat", kata Rey pada Betrand.
"oh iya, tadi gue juga lihat ada benang merah di pergelangan kaki pedagangnya. Dan dari yang pernah Denger kalo pedagang yang peke penglaris itu ada benang merah di kakinya".
"aku juga ngelihat tau Zar, kaki sebelah kanan kan? ".
"iya neth sebelah kanan".
"anjjiiiiiirrrrrr...", suara Betrand mengambil alih percakapan mereka.
"kenapa loe?", tanya Rey kaget.
"gue baru searching tentang penglaris dan loe tau apa yang gue baca Rey".
"loe baca apa emangnya? ".
"gue baca kalo penglaris pedagang makanan itu ada dari baca-bacaan, makhluk yang ngeludahin makanan yang bakalan kita makan sampai ada yang bikin gue mual itu ada yang kolor di masukin ke dalam dandang Rey. Loe bayangin Rey kuah bakso yang masuk ketenggorokan gue itu terbuat dari kaldu kolor Rey".
"gak ada akhlak loe, gue mau makan nih".
"eh Zar baca doa dulu kalo mau makan biar gak diludahin setan".
"eh iya neth, hampir aja gue lupa".
Setelah cukup lama berada di caffe mereka pun bergegas pulang. Betrand mengantarkan Anneth kerumahnya sedangkan Rey mengantar Zara. Sebenarnya bisa saja Zara pulang bersama Betrand karena rumah mereka yang berjarak cukup dekat. Tapi Betrand tak akan rela jika Anneth harus pulang berboncengan dengan Rey. Walaupun Rey adalah temannya tetap saja ia tak rela jika bukan karena hal mendesak.
"makasih ya Betrand udah nganterin sampai ke rumah".
"iya santai aja, akunya juga senang kok nganterin kamu pulang dan memastikan kamu aman sampai rumah".
"kamu nyariin apa sih kok celingak-celinguk begitu?".
"orang tua kamu mana?",tanya Betrand turun dari motornya.
"mau ngapain nyariin mereka".
"mau pamitlah masa mau ngelamar kamu".
"apaan sih, Papi belum pulang kalau Mami mungkin ada di dalam ", tiba-tiba Mami Anneth keluar dari rumah.
"Ann kok baru pulang? Itu temennya kok gak di ajak masuk sih".
"gak usah tante ini saya cuma mau pamit pulang tadi eh tantenya udah keluar duluan".
"Beneran gak mau masuk dulu?".
"lain kali deh tante, yaudah saya pamit ya tan. Aku balik ya Ann", Betrand pun menyalakan motornya dan pergi menjauh dari rumah Anneth.
"siapa Ann? ".
"temen mi".
"temen apa demen".
"ih,mami udah ketularan papi nih. Dahlah Anneth mau ganti baju"."nikmat diawal sesat diakhir". (BPPO)
BERSAMBUNG......
KAMU SEDANG MEMBACA
Al & Ann
Novela Juvenil"Al janjikan akan balik kesini lagi??? Al janji kita akan ketemu lagi??? ". ucap anak perempuan mengangkat jari kelingkingnya kepada anak lelaki tersebut. "iya, Al janji kita akan ketemu lagi, Al janji bakalan temuin Ann lagi." ucap anak lelaki it...