"gimana bisa aku gak ngenalin kamu? Orang yang selama ini aku tunggu, orang yang berhasil buat aku selalu rindu. Bisa-bisanya kamu buat aku terus tenggelam dalam kenangan, di saat kamu tau aku siapa. Kamu jahat Al, aku gak akan biarin kamu pergi lagi, aku gak mau mengenang masalalu sendirian....aku mau sama kamu".
Anneth masih tetap memandangi foto anak kecil tersebut. Ia masih tak menyangka, seseorang yang ia tunggu selama ini ternyata telah berada di dekatnya. Bagaimana bisa ia tak mengenalinya, padahal setiap sikap dan sifatnya masih tetap sama.Di pagi hari, di lorong Rumah Sakit terlihat sepasang suami istri berjalan kearah ruangan Betrand dengan wajah cemas. Mereka langsung memasuki ruangan Betrand sesampai di depan ruangan.
"Betrand... ", perempuan itu langsung menghampiri Betrand yang berada di tempat tidur. Sedangkan Alex dan Oma terlihat kaget dengan kedatangan mereka.
"Frans...", Oma berjalan mendekat ke arah pria tersebut dan memeluknya.
"ma, mama baik-baik aja kan? ", tanya pria itu membalas pelukan Oma.
"Ayah... ", mata pria itu beralih ke arah Alex dan melepas pelukannya dengan Oma. Pria itu melihat istrinya yang masih memandangi Betrand yang belum juga terbangun dari tidurnya.
"ikut ayah keluar! ", perintah pria itu sambil berjalan keluar, sedangkan Alex mengikutinya dari belakang. "Apa lagi ini Alex? Apa lagi masalah yang kamu buat? ".
"maaf yah".
"sudah berapa maaf yang kamu katakan sama ayah lex? Kamu selalu minta maaf tanpa kamu sadari apa kesalahan kamu lex. Kamu lakukan ini lagi lex, kamu bawa nyawa Betrand dalam bahaya lagi lex,kamu bawa dia kedalam masalah kamu lagi lex", pria itu menghela nafas menahan amarah dan rasa kecewanya.
"Alex gak punya niat bawa Betrand ke dalam masalah Alex yah. Alex juga gak tau kalau Betrand datang kesana".
"kamu tau kenapa dia lakukan itu lex? Itu dia lakukan karena dia peduli sama kamu, tapi kamu dengan ego kamu sendiri Lex", mendengar apa yang ayahnya katakan membuat Alex semakin bersalah atas segala perbuatannya pada Betrand selama ini.
"Alex minta maaf Ayah, maaf karena Alex terlalu egois dan mau menang sendiri, maaf karena Alex sering buat ayah dan orang di sekitar Alex susah dan khawatir, maaf Ayah, tapi Alex benar-benar gak bermaksud membuat nyawa Betrand dalam bahaya", Alex menangkupkan tangannya dan jatuh berlutut di depan Ayahnya, air matanya tak henti mengalir membasahi pipinya.
Melihat anaknya berlutut di depannya, mengingatkannya pada kejadian sepuluh tahun yang lalu di mana Alex juga terlihat ketakutan dan merasa bersalah karena telah meninggalkan Betrand sendirian yang membuat Betrand hampir kehilangan nyawa.
Frans yang tak tega pun mengangkat pundak anaknya untuk berdiri, "kamu dan Betrand itu sangat berharga untuk ayah, kalian adalah nyawa ayah. Ayah mungkin akan hancur jika suatu saat ayah kehilangan kalian".
"maaf yah, mulai sekarang Alex akan dengerin semua yang katakan sama Alex", Alex memeluk ayahnya menumpahkan segala penyesalannya.Di tempat lain Anneth yang sedang berada di sekolah terlihat sangat gelisah. Saat ini ia merasa waktu berputar sangat lambat, ia merasa jarum jam tak lagi berputar dengan benar.
"loe kenapa sih Neth? Gue lihatin loe gelisah mulu dari tadi".
"gelisah? Gue biasa aja gak ada yang gelisah Zar", Anneth berpura-pura memperhatikan bu Siska yang sedang menjelaskan di depan kelas.
"gak gelisah gimana? Loe tu dari tadi duduknya grasak grusuk tau gak? ".
"itu...eee.. Gue lagi pusing, gak ngerti gue sama penjelasannya bu Siska".
"tumben banget loe pusing sama pelajaran bu Siska? atau jangan-jangan loe pusing mikirin hal lain, loe mikirin Betrand ya? ".
"dih, siapa yang mikirin Betrand? Gue beneran pusing sama pelajaran bu Siska kok".
"masa sih? Gue gak percaya".
"terserah loe deh Zar", Anneth memalingkan wajahnya kearah lain untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lainnya dari Zara.Setelah beberapa jam berlalu, bel pulang pun berbunyi. Seluruh siswa bergegas membereskan prralatan sekolahnya tak terkecuali Anneth dan Zara.
"Zar, loe nanti ke Rumah Sakit kan? ".
"iya, tapi gue balik ke rumah dulu kayaknya".
"loh kok gitu Zar? Kenapa gak langsung dari sekolah aja sih? ".
"emangnya loe mau ke Rumah Sakit begini? Lagian mau sore kita kesana juga gak masalah kali".
"ya masalah dong Zar, temen lagi sakit tu harusnya dijenguk".
"loe kenapa sih Neth? Dari tadi kayaknya cemas banget. Loe kangen ya sama Betrand? Hayo ngaku".
Ia akui saat ini ia sedang benar-benar mencemaskan Betrand atau lebih tepatnya merindukannya. Ia ingin segera tau bagaimana keadaan Betrand sekarang.
"apaan sih Zar, teman kan emang seharusnya begitu. Emangnya loe gak kangen sama Betrand? ".
"Gak, gue biasa aja sih. kayanya di sini yang kangen Betrand itu cuma loe deh neth. Lagian, masa loe mau ketemu calon mertua masih pake baju seragam? ", Zara menaik turunkan alisnya menggoda Anneth.
"hah, calon mertua? Calon mertua siapa? ", tanya Anneth bingung.
"ya calon mertua loe lah masa calon mertua gue. Semalem itu mang Ujang cerita kalau Ayah sama Bunda Betrand bakalan sampai Indonesia itu pagi, jadi kemungkinan mereka udah ada di Rumah Sakit sekarang".
"di Rumah Sakit? ".
"iya, di Rumah Sakit. Kenapa? ".
"gak apa-apa", bagaimana mungkin ia mengatakan pada Zara kalau saat ini ia gugup untuk bertemu dengan kedua orang tua Betrand yang ada ia akan semakin di ledeki oleh Zara begitu caranya.
"yaudah yuk balik, yang ada kita ke Sorean lagi kerumah Sakit gara-gara nungguin loe bengong di sini".Sesampai di depan rumahnya, Zara pun turun dan meninggalkan Anneth di dalam taksi.
"nanti gue yang ke rumah loe atau loe yang kesini neth?".
"gue aja kesini sekalian berangkat, jadi loe cepetan jangan sampai gue udah di sini loe belum siap".
"oke, emosian banget sih, bye".
"bye", taksi pun pergi membawa Anneth yang di dalamnya meningggalkan kediaman Zara.BERSAMBUNG......
KAMU SEDANG MEMBACA
Al & Ann
Novela Juvenil"Al janjikan akan balik kesini lagi??? Al janji kita akan ketemu lagi??? ". ucap anak perempuan mengangkat jari kelingkingnya kepada anak lelaki tersebut. "iya, Al janji kita akan ketemu lagi, Al janji bakalan temuin Ann lagi." ucap anak lelaki it...