8. HUJAN

599 75 2
                                    

Setelah Zara dan Rey pergi aku menoba memesan ojek online. Namun nihil tidak ada yang merespon akhirnya aku menunggu taksi yang mungkin saja lewat. Hingga tiba-tiba seseorang mengagetkan ku.
“Ann,  lagi nunggu siapa? Zara nya mana”.
“eh Betrand kaget tau, itu Zara tadi udah duluan bareng Rey katanya ada yang mau dicari”.
“terus kamu sama siapa pulangnya?”
“paling naik ojek online atau klo gak taksi”.
“mau bareng aku aja gk?”.
“emm,  gk usah deh aku nunggu taksi aja”.
“okey”. Kulihat dia menyenderkan badanya kedinding sambil menatapku.
“kamu lagi ada yang di tunggu?”.
“ada, aku nungguin kamu”.
“gk usah Betrand aku bisa sendiri kok, kamu kalo mau duluan juga gk apa-apa”.
“ya gk mungkinlah aku ninggalin kamu dalam keadaan begini, lagian nih ya sekolah udah gk ada orang terus udah mau hujan juga nnti kalo kamu di culik gimana?”.
“kamu apaan sih, siapa yang mau nyulik aku coba? Yaudah kamu duluan aja sana”. Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh yang menandakan akan turun hujan sebentar lagi.
“tuh kan Ann udah mau hujan, aku antar kamu pulang . Ini paksaan ya bukan permintaan ayo”. Katanya menggenggam tanganku berjalan ke arah parkiran motornya.
“ini gk apa-apa kamu antar aku pulang? Nnti ngerepotin kamu lagi”.
“aku gk ngerasa direpotin, nih kamu pake jaket aku biar gk kena gerimis”. Di berikannya jaketnya padaku lebih tepatnya dia memakaikannya.
“kamu gimana? Nnti kamu kedinginan lagi”.
“aku cowok Ann lagian aku udah pake helm jadi aman, ayo naik”. Betrand membantu memegang tanganku saat naik motornya yang cukup tinggi itu.
“udah,ayo”, namun tak ada pergerakan dari motornya.
“blm, kamu belum pegangan nnti klo jatuh gimana? ”, dengan ragu-ragu aku berbegangan pada bahunya.
“ini dah pegangan ayok”. Dia hanya tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
“difikir aku tukang ojek apa? Hahaha”.

Motor pun melaju membelah jalan raya yang di guyur hujan sore ini. Cukup banyak ku lihat orang yang berteduh di pinggir jalan. Betrand sedari tadi tak pernah diam menunjukan tempat makan langganannya, seperti warung sate,  Batagor dan masih banyak lagi. Pembicaraanku dan Betrand yang random membuat waktu berjalan lebih cepat, sampai aku tak sadar kami sudah sampai di depan rumahku. Tunggu, darimana dia tau rumahku?.
“kamu kok tau rumahku?”.
“hari itu lihat kamu pas baru pindah, aku fikir tadinya bidadari pas dideketin ternyata masa depan,”.
“gombal banget sih”.
“hahhaha, yaudah aku balik ya,bye”.
“iya, makasih ya ,bye”. Betrand pun pergi melajukan motornya. Aku pun bergegas masuk ke rumah tapi saat berjalan aku tersadar masih memakai jaket Betrand. Saat akan memanggilnya tapi dia sudah tak terlihat lagi. Baiklah, aku akan mengembalikannya besok di sekolah.

Aku saat ini berada di kamar, cuacanya terasa sangat dingin karena terkena hujan saat pulang tdi. Itu adalah pertama kali aku hujan-hujanan setelah sekian lama. Terakhir kali aku hujan-hujanan saat bersama Al. Waktu itu dia memakaikan ku topinya padaku agar mau diajak bermain hujan.
"Ann ayo main hujan".
"gk boleh Al nnti demam ".
"gk apa-apa Ann, kamu nanti pake topi aku aja biar kepalanya gk kena hujan".
"terus kamu pake apa? "
"akukan laki-laki Ann gk papa, oke".
Kami pun bermain hujan mengelilingi taman. Saat itu adalah hal yang paling dirindukan, bisa bermain tanpa mengenal waktu. Al aku rindu...

To be continued......

#kamu dan hujan menyatu dalam sebuah kenangan yang tak ingin terlupakan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Al & AnnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang