12. BERISIK

546 68 5
                                    


"gimana perasaan loe sama Betrand?",tanya Zara padaku.
"perasaan aku ya seneng".
"senang aja? Nothing spesial gitu? ".
"klo itu aku juga gk tau, tpi yang pasti aku ngerasa nyaman aja sama dia kaya yang udah kenal lama zar. Kenapa kamu kok tiba-tiba nanya kaya begitu?".
"ya...gk apa-apa neth, gue cuma ngeliat klo Betrand ada sesuatu sama loe."
Cukup lama aku dan Zara menghabiskan malam ini membicarakan hal-hal random yang terlintas di kepala kami. Dari anak ayam peliharaan Zara semasa kecil sampai kejahilan Zara pada Betrand. Hampir tengah malam orang tua Zara datang menjemputnya pulang. Dan setelah Zara pulang aku pun bersiap-siap untuk tidur, tpi sebelum tidur aku terlebih dahulu membereskan buku yang akan ku bawa ke sekolah besok.

Pagi ini aku sudah berada disekolah yang belum terlalu ramai oleh para siswa. Hari ini aku pergi sendiri diantar papi sedangkan Zara katanya ia masih mengantuk dan akan pergi agak siang. Saat berada di dalam kelas tiba-tiba Sinta datang dan menghampiri mejaku.
"loe bisa biasa aja gk sih di depan Betrand? Bisa gk usah sok cantik depan Betrand?". Kata Sinta dengan nada tak suka padaku.
" aku biasa aja kok, gk ada yang sok cantik".
"ya klo gitu gk usah deket-deket sama Betrand , gue gk suka anak baru kaya loe kecaperan sama Betrand. Jadi, jauh-jauh deh loe dari Betrand".
"Emangnya kamu siapanya Betrand sih ? Pacarnya? Bukankan, jadi kamu gk ada hak ngelarang aku deket sama Betrand. Oiya kayanya yang sering kecaperan sama Betrand itu kamu deh bukan aku. Klo aku sih gk perlu caper juga Betrand udah perhatian sama aku".
Ntah keberanian dari mana yang kudapat sehingga keluar kata-kata seperti itu. Ataukah karena terlalu sering bersama Zara sehingga kata-kata itu keluar dengan sendirinya.
Sedangkan Sinta seperti kalah berdebat Ia pun pergi dari mejaku dan duduk di kursinya. Namun tatapannya masih tetap mengarah padaku seperti yang akan membunuh hanya dengan tatapan. Sedangkan aku langsung mengalihkan pandanganku ke depan kearah pintu menunggu Zara yang sampai saat ini belum terlihat batang hidungnya.
Zara datang saat lima menit lagi bel masuk berbunyi. Ia terlihat mengomel saat berjalan ke dalam kelas yang di ikuti Betrand di belakangnya.
"gk ada otak loe ya bawa motor, klo gue Jatoh terus mati di jalan emangnya loe mau tanggung jawab apa? ". Omel Zara saat masuk ke dalam kelas.
"yaelah Zar jatuh juga kebawah gk ke atas, lagian klo mati kan tinggal dikubur susah amat". Balas Betrand yang berada di belakangnya. Zara yang mendengar jawabat itu langsung berbalik arah dan menendang kaki Betrand.
"rasain tuh, lagian gampang banget tu mulut loe ngebacot". Kesalnya pada Betrand
"sakit tau Zar, yang penting kan loe sampai ke sekolahnya aman kagak terlambat juga repot amat sih. Bukannya makasih juga loe". Kata Betrand yang kesakitan karna tendangan Zara.
"heh mendingan gue terlambat dari pada jantung gue copot karena loe ajak ngebut kaya tadi. Nyawa gue rasanya mau ikut terbang juga tdi tau gk".
"lah kok loe nyalahin gue sih ,yang maksa mau nebeng tadi siapa? Loe kan? Ini nih makannya gue malas nebengin loe, repot tau gk. Gue ngebut salah terus klo loe terlambat juga gue yang loe salahin".
"kalian kenapa sih datang-datang malah ribut? ". Tanyaku pada mereka.
"si Betrand tuh neth mau mati ngajak-ngajak".
"dih gue gk ada ngajak loe, loe nya aja yang maksa minta ikut".
"ya klo gk karena terpaksa juga gue males kali".
"udah Zar cepetan sini duduk bentar lagi guru datang". Kataku menarik tangan Zara untuk duduk.
"kamu yang sabar ya Betrand. Zara emang gak tau diuntung anaknya, kamu udah baik sama dia juga tetep disalahin". Kata Sinta dengan nada manjanya sambil mengelus lengan Betrand.
Betrand memutar badannya kearah Sinta, " loe tau apa tentang Zara? Loe gk tau apa-apa, jadi loe gk ada hak buat ngejudge Zara".
"sorry bet maksud gue gk kaya gitu".
"terus maksud loe apa? Gk usah sok peduli sama gue klo ujung-ujungnya loe cuma mau jelekin temen gue. Mau gimanapun Zara sama gue dia tetep sahabat gue, gue harap loe paham maksud gue".
Betrand pun pergi meninggalkan kelas. Sedangkan aku dan Zara hanya bisa terdiam mendengar perkataan Betrand pada Sinta. Sesuatu hal yang tak pernah terfikirkan olehku bahwa Betrand akan mengatakan kata-kata seperti itu pada orang yang menjelekkan Zara. Padahal seperti yang diketahui bahwa Zara dan Betrand seperti anjing dan kucing yang tiada hari tanpa bertengkar. Namun, hari ini aku mengetahui sisi lain dari seorang Betrand, ia tidak akan rela jika orang lain berbicara buruk tentang temannya.


BERSAMBUNG..........

#kau akan terlihat rendah walau sudah menjatuhkan untuk tetap tinggi. Karena langit tak pernah menjatuhkan bumi untuk terlihat tinggi.



Al & AnnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang