21. SAKIT

583 79 4
                                    

Anneth pun berjalan keluar lapangan menuju kelas. Saat ia memasuki kelas terlihat Zara tertidur bertumpuan tangan di atas meja dengan tenang dan damai. Sedangkan Anneth harus merasakan badannya terasa remuk dan kakinya juga lemas karena harus keliling lapangan sekolah.
Anneth pun berjalan menuju mejanya dengan agak berisik agar Zara terbangun dari tidurnya.
"loe bisa gak usah berisik gak sih Rey? Gue ngantuk nih", mata Zara tetap terpejam.
"gue Anneth bukan Rey,bangun loe", mendengar suara Anneth spontan Zara menegakkan kepalanya.
"Anneth!!! Loe dari mana aja sih gue nungguin loe dari tadi tau ".
"gara-gara loe Zar gue jadi telat, bisa gak sih kalo mau ngasih tau sesuatu itu gak mendadak".
"ya sorry neth, gue kesiangan tadi".
"tapi seenggaknya loe jangan ninggalin gue dong Zar, gak setia kawan loe emang".
"iya sorry jangan ngambek dong, kalo loe ngambek gue mau nyontek sama siapa", Zara tersenyum.
"Ooh jadi selama ini loe temenan sama gue karena mau nyontek. Ok, cukup tau ya Zar", Anneth memalingkan wajahnya.
"becanda neth baper amat, udah deh jangan ngambek lagi".
"ya loe cari gara-gara udah tau kaki gue pengel karena dihukum pak Dito".
Zara melihat kaki Anneth, "belum lepas juga kok kakinya masih amanlah ".
"oooh jadi doain kaki gue lepas nih ceritanya, dih parah si Zara".
"bencanda neth, dah ini tadi ada catatan Sejarah dari Pak Adi loe salin deh minggu depan di periksa".
"thanks Zar".
"oiya neth btw loe tadi berangkat sama siapa? Ojek? ".
"oh itu gue tadi berangkat bareng.... ", belum sempat Anneth menjawab pertanyaan Zara tiba-tiba terdengar suara teriakan Richi yang di gendong masuk dipunggung Betrand.
"HAI GUYS ABANG RICHI DATANG...!!!!".
"loe sekali lagi teriak gue banting loe ya, budek telinga gue lama-lama".
"hehehe sorry Beth".
"tuh kursi loe, turun!!! kebanyakan dosa loe Chi berat banget tuh badan".
"eh,sekate kate tu mulut, gue mah anaknya baik, rajin menabung, berbakti pada orang tua mana ada dosanya".
"dih pd amat jadi orang loe, dasar beban keluarga".
"loe tuh yang beban hidupnya banyak bener".
Betrand pun pergi menuju kursinya untuk duduk. Rey pun mendekat pada Betrand saat Betrand yang telah duduk dikursinya.
"Bet loe kok masih disini, Gak ke sekolah Cendrawasi ?".
"gak Rey tadi gue dah nyuruh Ridwan kesana duluan buat ngurusnya, jadi gue nanti berangkat bareng loe sama anak-anak yang lain".
"oh, okey".
Setelah Rey pergi tanpa sengaja Betrand dan Anneth saling menatap dan tersenyum.
"capek gak?", tanya Anneth.
"gak kok udah biasa", Betrand tersenyum pada Anneth.
Zara yang melihat tingkah Betrand dan Anneth lantas menyenggol lengan Anneth. "neth, jangan bilang loe tadi berangkat bareng Betrand? ".
"emang bareng Betrand, kenapa? ".
"ketemu dimana? Loe chat dia? ".
"gaklah, tadi dia habis beli sarapan terus lewat didepan rumah terus dia ngajak berangkat bareng".
"ooooh, jadi ada hikmanya dong loe gue tinggal tadi jadinya loe bisa berangkat bareng Betrand, cie cie hahhaha".
"apaan sih Zar, yaudahlah gue mau nyalin tugas dulu".

Setelah beberapa menit berlalu bel istirahat pun berbunyi. Anneth dan Zara pun bergegas pergi ke kelas sebelah untuk mengajak Naura dan Nashwa pergi ke kantin. Namun, saat akan keluar dari pintu kelas, Anneth melihat Faith masuk ke kelasnya mengampiri Betrand dan menariknya keluar dari kelas.
"Neth!!! Loe liatin apa sih? Serius banget?".
"eh, gak kok Zar, gak liatin apa apa kok".
"bener??? ".
"iya Zara, yaudah yuk ke kelas Naura sama Nashwa".

Bahkan saat telah berada di kantin pun Anneth masih mengingat Faith yang menarik Betrand tadi. Cemburu??? Tidak!!! Mana mungkin Anneth cemburu emangnya siapa Betrand??? Dia itu cuma teman gak lebih jadi kamu gak boleh cemburu Neth!!! Tapi, perilaku dan perhatian Betrand selama ini padanya membuat ia berfikir bahwa Betrand menyukainya. Tapi Faith??? Bukan kan Betrand juga perhatian padanya??? Bahkan pada Zara juga.
"AAAAHHHH TERSERAH!!!!", tanpa sadar Anneth tariak begitu keras di kantin membuat semua orang menatapnya Aneh.
"Neth loe kenapa??? Masih waraskan???".
"eh sorry...sorry... Gue ke toilet bentar".
"perlu gue temenin gak Neth??? ".
"gak usah wa, gue bisa sendiri kok, bentar ya".
Saat selesai dari kamar mandi Anneth berniat kembali ke kantin menemui temannya. Namun, saat melewati taman belakang sekolah ia melihat dua orang tengah berpelukan. Faith dan Betrand berpelukan entah kenapa tiba-tiba saja dadanya terasa sakit dan tanpa sadar air matanya tumpah. Saat Anneth ingin berniat pergi ke kelas Sinta berada di depannya.
"Anneth loe nagis kenapa? ".
"gue gak kenapa-kenapa, bisa minggir gak gue mau lewat".
"sensi amat sih Neth? Loe ngelihatin apa sih?". Sinta pun kebelakan penasaran apa yang membuat seorang Anneth menangis." oh, udah gue bilang dari awal kalo loe itu harus menjauh dari Betrand. Liat sekarang apa yang terjadi? Loe cuma nangis Neth".
"GUE BILANG MINGGIR!!!" nada suara Anneth mulai meninggi.
"okey, silahkan", Sinta tersenyum meremehkan.

Anneth berjalan dengan cepat menuju kelasnya dengan sesekali menyeka air matanya namun air matanya tak kunjung berhenti. Anneth dengan cepat menuju kursinya agar temannya tak mengetahui bahwa ia menangis dan untung saja kelasnya sekarang sedang sepi. Anneth pun meletakkan kepalanya bertumpukan tangannya dan tasnya.

BERSAMBUNG......

#"Akan sangat menyenangkan jika aku terus ada di sisinya, tapi ternyata alasannya tersenyum bukan karenaku, tapi karena orang lain"

Al & AnnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang