20. GARA-GARA ZARA

485 77 4
                                    


Pagi ini  Anneth sudah di buat kesal oleh Zara yang secara tiba-tiba menelphonnya untuk memberitahu ia akan pergi dengan ayahnya menggunakan motor. Dan akhirnya ia mau tak mau harus menunggu ojek karena papi nya sudah pergi sedari tadi pagi. Lima belas menit Anneth menunggu ojek online tapi sampai sekarang belum ada yang merespon sedangkan sebentar lagi bel masuk.
"belum dapet juga ojeknya Ann? ", mami Anneth menghampirinya yang terlihat belum juga mendapatkan ojek.
"belum nih mi, Ojeknya belum ada yang ngerespon gimana nih mi Anneth bisa telat kalo begini caranya. Lagian si Zara kenapa ngasih taunya mendadak banget sih kalo ginikan mendingan Anneth bareng papi tadi".
"Kalau belum ada juga mendingan kamu naik angkot dari depan komplek aja neth".
"mepet banget mi, Anneth jalan kedepan aja udah habis berapa menit".
Saat Anneth sedang bicara dengan maminya, tiba-tiba ada motor yang berbalik arah dan berhenti di depannya. Jika di lihat motornya tak asing bagi Anneth, sampai sang pemilik motor membuka kaca helmnya dan membuyarkan lamunannya.
"Anneth, kok belum berangkat?".
"Betrand? Kamu kok bisa di sini? ".
"tadi habis beli sarapan di ujung, kamu kok belum berangkat jam segini? ".
"gara-gara Zara ini. Kamu mau ke sekolah kan? Aku nebeng ya? ".
"eh, yaudah nih helmnya pakai", seperkian detik Anneth terdiam melihat helm yang Betrand berikan padanya. Helm yang katanya ia siapkan hanya untuknya.
"woy!!! Malah diam, ayo udah telat kita".
"eh iya iya.. ".
"kita berangkat dulu tante", kata Betrand permisi pada mami Anneth.
"iya, hati-hati ya jangan ngebut".
"gak bisa gitu mi, ini harus ngebut kalau gak kita bisa telat".
"yaudah hati-hati ya nak Betrand bawa motornya".
"siap tante, kita berangkat ya tan".
"bye mi".
Betrand pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju ke sekolah.
"Betrand, ini jalannya gak bisa lebih cepat lagi ya? Kita udah telat ini".
"bisa sih, tapi kalau aku ngebut takutnya kamu jatuh lagi. Yang ada nanti aku diomelin sama mami kamu".
"Yaudah ngebut aja, aku gak bakalan jatuh kok". Betrand pun menarik gas motornya dan membuat badan Anneth hampir oleng. Karena kaget Betrand pun menghentikan motornya.
"tuh kan kamu hampir jatuh. Makannya kamu pegangan Ann".
"ini udah pegangan Betrand", memperlihatkan pegangannya pada bagian belakang jaket Betrand.
"dikira lagi main kereta apian apa? Kalau naik motor itu pegangannya gini", Menarik tangan Anneth dan melingkarkannya di pinggang.
"eh, ini mah modus namanya".
"enggak Ann ini biar kamu gak jatuh", Betrand pun tersenyum melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Sedangkan Anneth, ia mencoba menyembunyikan senyumnya dan berharap Betrand tak mendengar detak jatungnya saat ini.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di sekolah. Tapi pagar sekolah telah terlanjur tertutup.
"pak Eko buka dong gerbangnya".
"gak bisa den, ini udah jam berapa?".
"yah pak cuma telat 5 menit. Please lah pak, bapak ganteng banget tau gak".
"Saya mah dari dulu ganteng den, tapi tetep saya gak bisa bukain gerbangnya sampai pak Dito dateng".
"parah banget sih pak. Saya tarik kata-kata saya tadi, bapak gak ganteng".
"gimana, bisa di buka gak gerbangnya?", tanya Anneth pada Betrand.
"gak bisa Ann, Disuruh nunggu pak Dito katanya. Ann dari pada nunggu pak Dito mending  pulang aja yuk".
"Kok pulang sih? Udah sampai sekolah masa balik lagi".
"dari pada dihukum pak Dito".
"yaudah sana kalo kamu mau pulang, tapi aku bakalan tetep disini".
"atau kalo gak aku bantuin kamu masuk  lewat tembok belakang aja gimana? ".
"terus kamu? ".
"ya aku pulang dong Ann, aku kan bawa motor gak mungkin dong motorku dibiarin diluar".
"ya kamu bawa masuk jugalah motornya".
"gimana caranya Ann? Digendong?  Dikira akunya hulk apa ?".
"alasan aja kamu tuh, bilang aja kamu emang mau boloskan? Atau jangan-jangan tadi kamu emang ada niat mau bolos sebelum ketemu aku ya? ", menatap Betrand tajam.
"gak Ann, gak salah lagi maksudnya", Betrand tersenyum.
"tuh kan, yaudah deh aku tetep mau nunggu pak Dito aja disini. Kalau kamu mau pulang yaudah sana pulang".
"gak bisa gitu dong Ann, yang ada nanti kamu dihukum sendirian dong".
"kan yang dihukum aku bukan kamu".
"Ya tapikan Ann... ".
"tapi apa? ".
"ck, yaudah deh aku disini aja bareng kamu".
"dih, kamu kalo mau balik ya balik aja aku gak ngelarang kok".
"mana tega aku biarin kamu dihukum sendirian, kamu dihukum ya aku juga harus dihukum".

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pak Dito datang menghampiri kami dan ketiga siswa lain yang juga terlambat dengan wajah yang tak bersahabat. Pak Dito memperhatikan kami yang terlambat dan saat Pak Dito melihatku suasana terasa lebih mencekam.
"Betrand... Kamu lagi...kamu lagi bisa tidak sih sehari saja saya tidak melihat wajah kamu. Ada saja kelakuan kamu saya sampai bingung harus beri hukuman apa lagi biar kamu jera".
"maaf pak ".
"maaf terus kamu. Baiklah karena pagi cerah dan saya sangat menyayangi kalian jadi kita harus berolahraga. Kalian berlima keliling lapangan 20 kali".
"yah pak", protes Anneth dan yang lainnya.
"yes!!!", Senang Betrand karena biasanya ia dihukum lari 50 kali oleh pak Dito.
"Betrand untuk kamu 50 kali".
"yah pak kok gitu? ".
"oh 60 kali".
"pak?".
"apa mau protes lagi kamu".
"gak pak terimakasih".
Dan pada akhirnya Betrand harus pasrah dengan hukumannya. Mereka pun berjalan menuju lapangan untuk meksanakan hukuman. Saat berjalan menuju lapangan Betrand juga melihat Richi juga berlari di lapangan.
"woy Chi, ngapain loe olahraga lari disini?", tanya Betrand meledek.
"mata loe olahraga lagi dihukum gue nih. Gara-gara ketahuan masuk lompat pager tadi gue. Malah hukumannya jadi 2 kali lipet lagi, dari 20 ke 40".
Mendengar perkataan Richi tadi Betrand pun melihat Anneth yang berada disebelahnya juga memberi tatapan tajam padanya.
"untung aku gak ngikutin ide kamu tadi, gak bisa bayangin aku kalo harus lari 40 kali, 20 kali aja udah bikin engap".
"hehehe yang pentingkan gak jadi".
"malah ketawa dia, dahlah aku mau lari".
Anneth pun lari diikuti oleh Betrand di belakang. Betrand yang melihat Anneth kepanasan dan sesekali menyeka keringatnya berpindah kesebelah Anneth.
"kamu ngapain disini? Nanti ketahuan pak Dito kita bisa kena marah Betrand".
"biar kamu gak kepanasan terus biar jaga-jaga takutnya kamu pinsan jadi bisa langsung aku tolong", Anneth pun melihat keatas dan menyadari saat ini tak ada cahaya matahari yang menyinari wajahnya seperti tadi.
"kamu udah berapa putaran? ".
"aku udah 30 kali putaran, kamu berapa lagi? ".
"tinggal 3 kali putaran lagi abis itu masuk kelas".
"yaudah yang semangat yok",Anneth tersenyum.
"kamu juga semangat",mereka pun tersenyum dan berlari bersama hingga hukuman Anneth selesai.
"gitu aja terus...bucin terus... Anggap aja gak orang disini",teriak Richi pada Anneth dan Betrand.

Saat sedang berlari Anneth tiba-tiba berhenti berlari dan duduk di pinggir lapangan. Betrand yang melihat itu pun mengahampiri Anneth.
"kok berhenti,kenapa?".
"aku udah selesai".
"oh, yaudah masuk kelas gih disini panas. Kasian kamunya".
"terus kamu gimana,sendirian? ".
"Gak dong kan masih ada anak-anak yang lain ada Richi juga tuh. Masuk sana diluar panas".
"yaudah aku masuk dulu, semangat", Betrand pun menganggukkan kepala.

BERSAMBUNG..........

#jangan takut jatuh menghadapi sesuatu karena yang mencintaimu tulus akan tetap tinggal dan takkan membiarkanmu sendiri.  (de)

Al & AnnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang