Hello, Goodbye

605 83 34
                                    

" Boleh gue peluk lo untuk yang terakhir? "

" Sorry, gue harus ke kampus. Ada urusan. Gue pamit. "

" Bussiness my ass! ", umpatnya setelah mengingat permintaan Yuri tadi.

Ia tau ia telah melewatkan kesempatan terakhir untuk memeluk gadis yang di cintainya.

Bodoh memang.

Tapi apa boleh buat? Ia lebih memilih untuk menahan sakit daripada menyakiti lebih banyak orang.

Ia menyayangi Yuri. Lebih tepatnya mencintainya. Tapi meski begitu, ia tetap akan meninggalkan Yuri.

Karena menurutnya Yuri harus belajar mengemban sebuah tanggung jawab atas apa yang sudah ia perbuat.

Yena bisa saja memaafkan Yuri.

Tapi apa mungkin Yena bisa memaafkan anak yang nanti lahir dari orang yang Yuri bahkan dirinya pun tidak tau?

Anak itu memang tidak berdosa. Tapi saat ego mulai meraja, manusia bisa apa?

Maka dari itu, Yena lebih memilih untuk pergi.

Dan nanti saat ia kembali. Semoga saja hatinya sudah bisa menerima semuanya. Baik Yuri, anak itu, bahkan suami Yuri kelak.

;

Yuri membuka lebar jendela kamarnya. Membiarkan udara malam masuk untuk menggantikan sesak yang ia rasakan beberapa tahun terakhir.

Sejak hari itu, tidak sehari pun ia merasakan lapang di dadanya.

Ia menatap nanar ke arah rumah sebelah yang entah kapan lampu nya akan menyala kembali? Rumah itu kini terlihat gelap dan sepi.

Sesaat Yuri kembali kemasa dimana ia suka sekali berada dirumah itu. Dimana ia memencet bell nya puluhan kali, meneriakkan nama si empunya dengan lantang tanpa perduli protes dari tetangga.

Hingga bagaimana ia menghabiskan waktu serta menemukan kebahagiaan dirumah itu.

Yuri tersenyum perih ketika menyadari betapa ia merindukan seseorang bermarga Choi tersebut.

" Mungkin nggak yaa sekarang dia punya marga lain? ", gumam Yuri dalam sepi.

Sedang di tempat lain, masih di bumi yang sama, seorang wanita juga nampak menatap ke arah luar.

Memperhatikan bagaimana orang'orang berlalu lalang disana. Entah menghabiskan waktu sendiri atau bersama orang tercinta.

Matanya menangkap 3 sosok. Sepasang suami istri sedang menggenggam tangan seorang anak kecil di tengah'tengah sembari menyebrangi jalan.

Senyum kebahagiaan tercetak jelas di wajah mereka bertiga.

" Apa kamu sekarang juga sebahagia itu? ", gumamnya sendiri.

;

Yuri menyenderkan punggung lelahnya pada sandaran kursi. Membiarkan kepalanya mendongak ke atas sembari memejamkan mata menikmati sensasi tenang yang mungkin hanya ia rasakan untuk sesaat.

15 menit adalah waktu istirahat terlama yang bisa ia rasakan di sela'sela kesibukannya sebagai seorang psikolog saat ini.

Yaaa. Meski dengan beberapa keadaan yang terjadi di waktu lalu, ia tetap berhasil menyelesaikan pendidikannya bahkan hingga tahap Magister.

Dan saat ajaran baru atau penerimaan pegawai seperti ini lah ia akan menjadi 2 bahkan 3x lebih sibuk dari biasanya. Karena akan banyak calon mahasiswa/i atau karyawan/i yang akan mengunjungi kliniknya untuk test IQ, minat dan kepribadiannya.

YenYul | My World (나의세상) • GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang