🔱 45 🔱

352 27 0
                                    

ROSÉ POV

Menit-menit terakhir untuk jam pulang sangatlah berdebar. Pengantaran filsata dan pemikiran modern adalah mata kuliah yang sangat membuat kepalaku ingin pecah dan bagaimana pun aku tidak boleh gagal di mata kuliah manapun.

"Baiklah semuanya, materi sampai disini. Pertemuan selanjutnya kita akan membahasa materi baru."

"Ne, gangsa-nim. Kamsahamnida."

Aku langsung memasukkan semua buku dan alat tulisku kedalam tasku dan segera meninggalkan kelas. Hari ini, aku ada janji dengan Chanyeol di cafe yang kami biasa kunjungi saat di SMA. Hari ini aku menggenakan kemeja warna biru muda dan juga rok mini berwarna abu-abu serta sentuhan terakhir dengan sepatu hitam dengan kaus kaki hitam panjang sampai bawah lutut.

Sebelum aku menuju parkiran motor, aku pergi ke toilet wanita untuk melihat riasan wajahku dan juga aku ingin melakukan bisnis kecil disana.

Setelah selesai dengan bisnisku aku langsung menuju wastafel untuk membersihkan tanganku. Kemudian, aku mengeluarkan tas make-up ku dan aku mempoles sedikit wajahku dengan beda dan juga memberi sedikit lip-tint pada bibirku.

"Wow, who's this european girl? Why you use make up like you want go to date?"

"Jisoo? Tidak, aku hanya bertemu dengan Chanyeol." Balasku

"Rosé-ya, aku ingin bertanya kepadamu. Apa kau masih menyukai Chanyeol?"

"Museun seuriya? Tentu saja tidak, aku tidak memiliki perasaan kepada dia lagi dan juga sekarang aku punya Jaehyun." Terangku sambil menatap kearah Jisoo.

"Rosè-ya, aku hanya takut jika Chanyeol masih menyukaimu."

"Jisoo-ya, mana mungkin dia menyukai dan juga ia sudah tunangan dengan Wendy."

"Kau tahu, banyak desas-desus kalau Chanyeol dan Wendy sudah tidak bertunangan lagi. Aku takut jika Chanyeol menyatakan perasaan kepadamu."

Aku langsung tertegun mendengar perkataan Jisoo. Memang bukan dipungkiri lagi bahwa Chanyeol memang primadona dimanapun ia berada. Ia berasal dari keluarga terpandang, tampan, dan sangat berbakat dibidang musik dan olahraga bahkan ia hampir sempurna.

"Rosè-ya, bagaimana dengan kemarin? Apa Jaehyun tahu?"

"Ne, maja. Bahkan ia bersumpah hari itu akan membawa kepala mereka kehadapanku. Ya Tuhan! berarti aku selama ini di awasi olehnya. Bagaimana aku tidak bisa terpikirkan hal ini!?"

"Sepertinya kau diawasi oleh bawahanya dan ponselmu sudah dipasangkan chip pelacak olehnya." Balas Jisoo.

Kemudian, Jisoo menyarankan idenya dan aku langsung menyetujuinya. Setelah itu, aku langsung berjalan menuju parkiran motor sedikit Jisoo berjalan ke sisi lain untuk mencari orang yang mengawasi Rosè.

Aku di suruh Jisoo bersikap biasa dan  ponselku, aku berikan kepada Jisoo. Sampailah aku diparkiran motor, aku mengenakan helm dan setelah itu aku langsung menuju cafe tujuanku. Selama mengendarai motor, aku melihat ke kaca spion untuk memerhatikan adakah seseorang yang membuntutiku.

Ternyata benar, ada sebuah mobil sedan hitam yang membuntutiku dan untungnya Jisoo langsung menghadang mobil itu dan aku pun langsung menambah kecepatan vespa ku agar mobil itu tidak dapat mengejarku.

Butuh sekitar 20 menit akhirnya, aku sampai cafe itu. Sebelum masuk, aku memasang baret dikepalaku dan sedkit memeriksa riasanku.

"Thank you eomma, appa. You was make a super duper pretty daugther."

Aku masuk ke dalam cafe itu dan saat aku masuk kedalam, aku melihat Chanyeol melambaikan tangannya kepadaku.

Aku langsung menghampirinya dan mendaratkan bokongku dikursi itu. Ada  dengannya? Dia semakin tampan, senyumnya masih tetap sama saat aku menjadi kekasihnya.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang