🔱 42 🔱

335 26 0
                                    

ROSÉ POV

Aku sekarang berada didalam mobil Jennie dengan para sahabatku. Mengenai kejadian tadi, itu sangat menyenangkan walaupun kedua pipiku sangat sakit dan dipastikan menjadi lebam esok hari.

Lagu dari Billie Eillish - Getting Older yang disiarkan diradio menemani perjalanan kami menuju rumahku.
Kami fokus dengan pikiran masing-masing dan aku memikirkan kehidupanku kedepannya terutama hubunganku dengan Jaehyun. Aku tahu ini gila dan aku sangat takut dia akan meninggalkanku.

Diumurku nan 20 tahun sudah banyak yang aku lewati, hal-hal gila dan yang hampir menrengut nyawaku sudahku lalu begitu saja dan kemungkinan kedepannya akan lebih parah dari sebelumnya. Bukan aku untuk berpikiran negatif tetapi, Jaehyun tidak mudah ditebak dan ia penuh misterius dan memori janggal dalam benakku nan susah aku membacanya. Namun, aku percaya ini ada hubungannya dengan Jaehyun.

Mungkin aku bisa mulai menata dan membangun hal baru kedepannya agar aku bisa lebih percaya dengan diriku sendiri.

"Rosé-ya, ulineun dochaghaessda. Neo gwaenchana?"

"Eum, nan gwaenchana. Gomawo Jennie-ya."

"Eo, jalgayo."

Sebelum pergi, aku mencium pipi Lisa, Jennie dan Jisoo sebelum keluar dari mobil. Setelah turun, aku berlari pelan kedalam rumah karena ia tidak tahu mobil SUV mewah itu miliknya siapa. Sebenarnya aki sudah tahu itu milik Lucas tapi, ia berjaga-jaga siapa tahu Jaehyun menggunakan mobil milik Lucas.

Aku kini sudah depan pintu dan sebelum masuk kedalam rumah, ia mengeluarkan bedak milikku dan melihat dirinya pada cermin itu.

"Roycé pasti akan tahu." Keluhku.

Aku langsung membuka pintu dan aku langsung menuju kamar miliknya. Aku berjalan cepat menuju kamar dan mengambaikan Roycé yang sedang mengemil sambil menonton TV serta ada Lucas disana.

"Noona, neo nawasseo?" Langkahku terhenti dianak tangga pertama saat mendengar ucapan sang adik.

"Eo. Aku masuk ke kamar dulu. Nan jeongmal pigunhae (aku sangat lelah)." Balasku tanpa menatap mata sang adik dan setelah itu aku langsung menuju kamar. Sesampainya disana aku langsung memasang wajah panik dan ia mendaratkan bokongku di tepian kasur nan empuk itu.

"Nan eotteohke? Roycé pasti sudah curiga. Sebaiknya, aku langsung mandi dan bersikap biasa." Monologku pada diri sendiri.

Aku langsung melepaskan seluruh pakaianku dan bergegas menuju kamar mandi. Biasanya Jaehyun pulang kerja sekitar jam sore seperti ini, aku tidak ingin ia mengetahui hal ini pasti jiwa physcopath nya akan muncul. Aku tidak ingin ia melakukan aksi itu lagi.

Astaga, ini sangat sakit. Kedua pipiku sangat sakit hingga aku kesusahan membuka mulutku. Setelah mandi, aku mengelap tubuhku dengan handuk dan kemudian aku mengenakan bath robe. Sebelum keluar aku menuju wastafel untuk mengobati lukaku.

" Jugaessda!"

Pipiku terlihat bengkak dan luka bibirku!? Aku harus cepat-cepat mengobati lukaku dan setelah itu aku segera mengenakan piyama dan tidak lupa riasan kecil untuk menutupi lukaku.

Semua sudah siap dan kini wajahku terlihat biasa-biasa saja dan satu hal lagi, tanganku sakit karena memukul wajah mereka dengan keras dan sialnya nanti akan ketahuan saat makan malam karena aku tidak bisa menggunakan sumpit.

"Jam makan malam hampir tiba sebaiknya, aku meminta tolong Roycé saja yang memasak dan juga aku sudah lama tidak memakan masakan buatan Roycè."

Aku pun segara menuju tempat Roycé  berada. Saat aku membuka pintu aku melihat Roycé selesai menaiki tangga dan aku pun segera mendekatinya.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang