🪓 15 🪓

778 55 2
                                    

ROYCÈ POV

Sore ini aku berada dirumah bersama Noona dan Lucas. Setelah kejadian, kemarin noona terserang deman dan untung saja tuan Jaehyun langsung menangani noona. Sejujurnya, aku masih takut kepada mereka mengingat kejadian kemarin tetapi, saat aku bersama Lucas kemarin malam aku benar-benar terkejut apa yang aku dengar.

Lucas seolah-olah bersikap selayaknya kekasih kepadaku dan perubahan sikapnya semalam itu membuatku semakin takut kepadanya. Bodohnya diriku, aku merasa nyaman didalam pelukkan Lucas dan bahkan aku sendiri yang meminta untuk memeluknya. Sial, aku tidak boleh terlena seperti ini, bisa jadi ini hanya tipuan Lucas mengingat ia pandai bermain dalam situasi apa pun.

Sekarang aku sedang bermain bersama Oreo, aku merasa bersalah karena meninggalkan dia kemarin. Sungguh, aku tidak terpikir untuk membawa anggota keluarga terkecil itu.

"Ting- tong– ting-tong–"

Mendengar pintu bel berbunyi aku segera menuju pinti untuk melihat siapa tamu yang datang hari ini.

"Jeno–, Mark–,"

"Oh god, i think you was died Roycè. Oh, hi Oreo."

Mark memelukku dengan erat dan rasa khawatir telah dibayar semua saat melihatku masih hidup begitu juga dengan Jeno.

"Roycè, bagaimana dengan Rosè noona?" Tanya Jeno.

"Dia sedang terkena deman. Geojeonghajima, sekarang noona sedang istirahat. Ayo masuk, aku sangat merindukan kalian."

Aku, Mark dan Jeno segera menuju kamar. Saat kami masuk, kami terkesiap melihat Lucas baru selesai mandi dengan handuk terlilit sempurna pada pinggangnya. Aku akui jika tubuh Lucas sangat kekar dan sangat seksi.

Sial, bagaimana bisa aku langsung kepikiran hal yang menjijikan itu. Aku membuang jauh pikiran itu dan berusaha bersikap biasa, kami pun langsung duduk diatas kasurku. Kemudian, Mark dan Jeno mengeluarkan buku catatan dan memberikan kepadaku.

"Astaga, aku sangat bersyukur sekali mempunyai teman seperti kalian. Gomawoyo, Markeu–, Jeno-ya."

Tiba-tiba, Lucas melepaskan handuknya dan kini ia telanjang tanpa sehelai benang menutupi kulitnya.

"Argh— ya Lucas neo micheso? Mengapa kau memakai baju disini." Bentakku, namun ia bersikap santai dan tidak mempedulikan orang yang melihatnya.

"Wow, Lucas kau sangat jantan dan itu mu juga besar dan panjang" Puji Mark

"Ya Mark, bagaimana kau bisa memuji seperti itu?" Sambungku. Lucas hanya mengeluarkan smirk kepadaku saat Mark memujinya seperti.

"Ya, Lucas. Bagaimana caranya bisa membuat seperti itu?!"

"Ya Jeno! Mengapa kau harus bertanya seperti itu? Aish  jebal–, jangan membahas itu!" Jengahku

"Ya, Roycè ada apa denganmu? Itu hal biasa yang dibicarakan pria. Jangan-jangan itu mu berukuran kecil." Mark mulai menerka hal aneh-aneh kepadaku.

"Tidak, punya Roycè berukuran cukup besar." Sambung Lucas yang sudah mengenakan baju dan celananya.

Jujur saja, bukan aku yang tidak ingin membahas hal itu tetapi, aku merasa tidak nyaman dan merasa aneh saat membahas itu. Bagiku itu adalah privasi orang dan tidak bisa dibicarakan begitu mudah.

Lucas pun ikut bergabung dengan kami. Ia memilih duduk didekatku, aku sangat terkejut saat ia merangkul dan mencium pipiku dihadapan Jeno dan Mark. Rasanya darahku terkuras habis saat ini karena perlakuan Lucas.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang