🪓 20 🪓

704 51 4
                                    

Pukul 2 pagi, mereka sudah mendarat di Bandara Barcelona. Mereka semua turun dan sudah ditunggu oleh beberapa anak buah Jaehyun dan juga menyiapkan limosin untuk mereka.

Mereka berenam masuk dan segerea menuju hotel milik Jaehyun yang akan diresmikan hari ini. Rosè, Roycè, Jeno dan Mark masih dalam keadaan mengantuk. Jadi, mereka melanjutkan tidur didalam limo itu.

Tidak terasa mereka sudah sampai di hotel milik Jaehyun. Awalnya mereka berempat mengantuk jadi hilang rasa kantuknya karena melihat hotel mewah milik Jaehyun yang menjulang tinggi. Bangunan berwarna putih dan cahaya lampu yang terang layaknya emas semakin memperkokoh keindahan hotel itu.

Mereka pun masuk dan mengikuti pegawai yang akan membawa mereka menuju kamar. Mereka menaiki lift pribadi dan pegawai itu menekan tombol 20. Lift itu benar-benar cepat hanya perlu satu setengah menit mereka sudah sampai di ruangan untuk Jaehyun.

"Bagaimana tuan, lantai ini khusus untuk tuan dan hanya tuan yang bisa mengakses kesini bersama tuan Lucas." Jelas Wooyoung.

"Kerja bagus, Wooyoung. Bagaimana dengan acara nanti?"

"Semua sudah siap, kami hanya mengurus hal-hal kecil lagi dan memastika acara berjalan sempurna. Tuan, beristirahatlah nanti saya akan membangunkan tuan. Kalau begitu, saya harus melakukan perkerjaan lagi."

Wooyoung dan pegawai hotel itu langsung memberi hormat kepada mereka dan segera kembali ke lobby untuk mengatur acara pesta.

Disana ada 4 ruangan kamar, Jaehyun langsung membawa Rosè masuk kedalam kamar disisi kanan.

"Jeno-ya-, Mark-eu-, ayo kita tidur bersama." seru Roycè.

"Roycè-"

Mendengar suara itu, Roycè langsung menatap pria disebelahnya. Ya, Lucas, ia memberi isyarat jika Roycè harus bersama dirinya.

"Roycè-, Lucas-, kami berdua masuk dulu. Kami sangat mengantuk." Jelas Mark.

Mereka berdua pun masuk meninggalkan Roycè dan Lucas masih diluar. Kemudian, Lucas menggenggam tangan Roycè dan membawanya masuk ke kamar.

"Beristirahatlah Roycè."

"Aku harus ke kamar mandi."

Roycè pergi ke kamar mandi, ia menyelesaikan bisnisnya dan kemudian, mencuci tangan di wastefel. Saat ia melihat ke cermin ia melihat ada pantulan lemari. Wajar saja ada lemari, bisa dilihat betapa besarnya kamar mandi itu. Roycè membuka lemari itu dan disana ada beberapa peralatan mandi, parfume, bathrobe, handuk dan piyama.

Mata Roycè terpana melihat piyama yang berwarna hitam mengkilap itu. Ia pun segera menganti pakaiannya dengan piyama itu. Betapa sukanya Roycè dengan piyama itu. Tanpa memberi tahu, Lucas dengan santainya masuk kedalam kamar mandi dan Roycè lupa untuk mengunci pintu itu.

Lucas melihat Roycè sedang berfoto riang didepan cermin dengan piyama itu, sontak Roycè tersadar dan menghentikan aksinya itu dan sekarang ia mati ditempat karena Lucas melihat dirinya.

"Kau suka dengan piyama itu?"

"Iya, aku sangat menyukainya."

"Itu piyama milikku."

"Jinjjayeo, mianhe aku akan melepaskannya."

"Pakailah, barangku adalah barangmu juga dan-"

Lucas menghentikan pembicaraan dan ia mulai mendekati Roycè. Ia berjalan pelan dengan tatapan yang sangat sensual hingga siapapun melihatnya tidak akan berkutip sedikit pun.

"Tubuhmu adalah tubuhku juga, ice bear."
Lucas membelai wajah Roycè hingga tangan kirinya mengusap perut kekar milik Roycè.

"Please, Lucas don't do this."

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang