🪓 1 🪓

3.3K 171 2
                                    

Roseanne Park atau lebih akrab Rosé adalah seorang gadis berumur 20 tahun. Ia memiliki adik lekaki bernama Royceanne Park yang berusia 18 tahun, Mereka berdua lahir di Melbourne dan tumbuh besar disana. Mereka adalah kakak beradik yang sangat baik dan juga sangat mandiri. Tidak cukup dengan itu, mereka berdua dikaruniai otak yang cermelang.

Namun, semua itu tidak cukup bagi mereka karena kakak beradik itu tidak merasakan kasih sayang dari ayahnya. Saat Rosé berusia 10 tahun, ayah Rosé sudah pergi meninggalkan mereka karena kecelakaan kerja yang dialaminya. Gedung perusahaan tempat ayah mereka berkerja terbakar hingga menewaskan ayah mereka.

Saat kejadian itu, Rosé dan Roycé sangat menderita atas kehilangan orang yang sangat ia cintai begitu juga ibunya. Ibu Rosé berkerja sebagai apoteker di Melbourne, menjadi single parent tidak masalah bagi ibunya. Mungkin ini sudah garis Tuhan untuk mereka dan tugas mereka hanya menerima ujian ini dan menjadi manusia yang tangguh.

Saat SMA, Rosé pindah ke Korea sendirian atas kemauannya. Ia ingin belajar mandiri dan belajar untuk kehidupan barunya, tentu saja awalnya sangat sulit hingga ia bertemu dengan Jennie, Jisoo dan Lisa. Mereka bertiga adalah sahabat dekat Rosé terutama Lisa, ia berasal dari Thailand dan juga ia memiliki kesamaan dengan Rosé.

Dan kini Rosé sudah berkuliah di Hangkuk University ia mengambil jurusan Sastra Inggris dan sekarang ia menjadi mahasiswa semester tiga. Saat Rosè kuliah, Roycè juga memutuskan untuk kembali ke Korea untuk melanjutkan SMA dan kini ia sudah berada di kelas dua.

Mereka berdua tinggal dirumah milik ibunya. Sebelum pindah ke Australia, ibu Rosè dan ayahnya pernah tinggal di Korea selama dua tahun setelah pernikahan mereka kemudian, ayah Rosè dipindahkan ke Australia dan otomatis ibu Rosè juga ikut dan saat itu juga ibu Rosè juga ingin meneruskan study disana.

Rosè dan Roycè sangat mandiri dan Rosè tidak menghandalkan uang bulanan yang dikirim oleh ibunya. Rosè berkerja paruh waktu disalah satu restoran cepat saji, setelah pulang kuliah Rosè langsung pergi berkerja dari pukul enam sore sampai sepuluh malam.

Itu pun belum selesai, setelah sampai dirumah Rosè melanjutkan tugas kuliahnya dan akhirnya Rosè bisa tidur pukul dua belas malam dan esok harinya ia bangun pukul enam pagi dan selalu seperti itu.

ROSÈ POV

"Roycè, apakah hari sabtu kau sibuk?"

"Ani, waeyo? " tanya Roycè sambil mengunyah serealnya.

"Bagaimana kita jalan-jalan? Sudah lama kita tidak pergi bersama."

"Aku tahu, bagaimana kita pergi menonton. Aku lihat di internet Hotel Transylvania 3 sudah tayang."

"Jinjja? Aku bahkan menunggunya sudah begitu lama. Baiklah, kita akan pergi menonton. Bagaimana dengan sekolahmu?"

"Bagus. Noona sepertinya aku akan mengambil jurusan sama denganmu saat kuliah nanti."

"It's okay and i always support you what you wanna do. Asalkan itu tidak buruk."

"Noona, terimakasih atas sarapannya. Naega meonjo ganda."

"Eung, joshimeyo."

Untung saja hari ini masuk siang dan juga hari ini hanya ada satu kelas jadi, aku bisa membersihkan rumah. Dimulai dari mencuci piring, menyapu lantai dan menyiram bunga dan lain-lain.

Setelah itu, aku membersihkan kamarku dan juga mencuci dan menyetrika bajuku. Tidak terasa sudah pukul sepuluh pagi jadi, waktunya aku membersihkan diriku dan segera menuju kampus.

Walaupun kelasnya dimulai pukul satu siang tetapi, aku merindukan sahabat-sahabatku. Mereka sumber kekuatanku dan kebahagianku dan juga mereka sangat peduli dan menyayangiku. Jennie, Jisoo dan Lisa sudah banyak membantuku saat waktu aku masih SMA dan jasa mereka akan aku selalu aku ingat.

Kini aku selesai mandi dan juga aku sudah mengenakan pakaianku. Aku tidak pandai bergaya jadi, aku selalu berpakaian yang simpel dan juga aku sangat menyukai sneakers dari pada heels lalu, aku duduk dimeja riasku dan mengenakan make up yang sederhana karena aku tidak suka dengan make up yang terlalu bold.

Semua sudah siap dan sekarang aku melanjutkan langkahku menuju kampus. Saat aku hendak menuruni tangga langkahku terhenti karena mendengar sesuatu.

"Meow– meow– meow–"

"Astaga, Oreo. Aku lupa memberi makananmu."

Iya, Kucingku. Ia aku adopsi saat perjalanan pulang sekolah, saat itu aku mendengar suara kucing yang sangat lemah hingga membuatku penasaran dan mencari sumber suara itu. Saat aku menemukann sumber suara itu, aku melihatnya terbujur lemah dan ada beberapa luka dikakinya.

Dengan sigap aku segera menolongnya dan segera belari ke klinik hewan. Percayalah, aku bahkan menangis sambil menggendong kucing itu dan tidak peduli dengan bajuku yang terkena darah dari lukanya. Sesampainya diklinik aku langsung menyerahkan kucing itu agar segara ditolong.

Aku tidak tega melihat kucing yang tidak berdosa itu mati sia-sia oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Benar dugaanku, ia ditabrak sepeda motor dan dokter bilang kucing itu sangat beruntung karena ia cepat tertolong. Setelah, itu kejadian itu aku memutuskan merawatnya dan juga ia bisa menjadi temanku.

Tugasku memberi makan kucing sudah selesai dan sekarang aku segera menuju kampus. Sesampainya dikampus aku langsung menuju kantin yang biasa kami tempati.

"Lisa–" segera aku menghampiri Lisa.

"Eo, Rosè."

"Jisoo dan Jennie belum datang?"

"Belum, mungkin sebentar lagi mereka akan datang. Oh iya, kau tahu Choi Kyosaenim itu sangat galak, ia marah dikelas karena beberapa orang dikelasku telat menggumpulkan essay, untung saja aku selalu mengumpulkan tepat waktu. Jika aku menjadi mereka pasti aku akan mati ditempat."

"Kau tetap sama saja, Lisa. Kau tidak berubah sedikitpun. Bahkan kau pernah memarahiku karena aku menunda mengerjakan tugas. Aku rasa kau sangat cocok mengambil jurusan Hukum."

"Kau juga tetap sama Rosè, tidak ada berubah sedikit pun tentangmu. Aku rasa Jennie dan Jisoo yang banyak berubah. Lihatlah, bahkan ia harus menghafal seluruh buku-buku tentang anatomi tubuh itu. Aku sangat bersyukur tidak memilih jurusan Kedokteran."

Setelah cukup lama, mereka kami berbicara akhirnya Jennie dan Jisoo datang menghampiri kami. Aku bisa lihat apa yang terjadi dengan mereka, aku bisa mengetahui dari raut wajah mereka berdua dan juga tatapan pasrah mereka.

"Biarku tebak, kalian ada kuis mendadak?" Terkaanku.

"Kau tahu? Aku bahkan tidak tahu mengisi jawaban itu tadi. Aku sangat terkejut dengan itu, untung saja aku masih bisa mengisi beberapa soal." Jelas Jennie.

"Astaga, aku rasa ingin meledak dengan ini semua. Aku tidak suka dengan Park kyosaenim. Ia bahkan semena-mena dengan orang-orang dikelas. Aish, jinjja jjajeungna." Tambah Jisoo.

"Sudah lupakan itu, aku tidak ingin mendengar keluh kesah kalian. Aku ingin kita berbicara sesuatu yang menarik." Pungkas Lisa.

Kami berbicara dengan seru hingga tidak terasa sekarang hampir jam satu siang dan kelasku akan segera dimulai.

"Yeudeura, mianhe. Aku harus mengikuti kelas, nan meonjeo ganda."

"Okay, Rosè." Ujar mereka serempak.

Aku langsung melangkahkan kakiku menuju kelas yang sepuluh menit lagi akan segera dimulai, mengingat saat ini mengajar adalah gangsa Kim aku tidak boleh terlambat karena aku tidak ingin berurusan dengan gangsa dingin seperti dia. Bisa-bisa saja nilaiku jelek pada mata kuliahnya.

ROSÈ POV END

¤

¤

¤

¤

➡️➡️➡️

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang