🪓 2 🪓

1.7K 125 0
                                    

Pukul sepuluh malam, seperti biasa Rosè pulang dari tempatnya ia berkerja. Sebelum pulang kerumah ia mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan juga makanan untuk Oreo.

Rosè selalu memakai vespa berwarna putih sebagai alat transportasinya. Rosè selalu melewati gang-gang kecil yang biasa ia lewati untuk menuju rumahnya namun, hari ini gang itu sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Gang itu terlihat sangat redup cahaya dan juga suasananya lebih mencengkam.

Rosè tetaplah Rosè, ia adalah gadis yang tidak peduli dengan dunia mistis tetapi, ia percaya bahwa mereka pasti ada dan akhirnya Rosè melewati gang itu. Saat ia melintasi gang itu ia mendengar ada seorang yang sedang berteriak kesakitan. Sontak, Rosè langsung menghentikan vespanya dan ingin mendengarkan suara itu lebih jelas.

"Aku mohon– jangan siksa aku." Suara seorang gadis yang sangat lirih.

"TIDAK– kumohon jangan lakukan itu. Argh–  sa– kit."

Suara itu adalah suara teriakan seorang gadis dan Rosè semakin menelusuri sumber suara itu. Alangkah terkejutnya ia melihat  seorang gadis yang sedang diganggu oleh dua pria bertubuh jangkung dan membuat Rosè semakin  kaget ia melihat bahwa kedua lengan gadis itu d kuliti oleh kedua pria itu. Bahkan sang gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dengan keadaan ia saat ini.

Rosè tidak bisa diam ia harus menolong gadis itu. Ia mengambil batu dan melemparkan kearah tong besi yang besar itu hingga membuat suara yang cukup gaduh. Merasa aktivitas mereka terganggu salah satu pria jangkung itu menghampiri sumber suara itu. Rosè pun bergegas dan memukul kepala pria itu dengan balok kayu hingga ia tersungkur kebawah.

Misi pertama sudah berhasil sekarang ia melanjutkan misi keduanya untuk melumpuhkan pria yang sedang asyik menguliti tangan gadis itu. Tidak membuang waktu Rosè langsung memukul kepala belakang pria itu dan memukul kepala belakangnya sebanyak tiga kali.

Gadis itu sangat lemah dan darah begitu bercucuran dan cepat Rosè membawa gadis itu menjauh dari tempat itu. Rosè langsung menuju vespanya dan segera menaiki gadis itu keatas vespa.

"Ya, neo gwaenchana?"

"Cheolochuseyo– cheolochuseyo."  Ujar gadis itu yang sangat lemah.

Rosè langsung menaiki vespanya dan segera membawa gadis itu kerumah sakit terdekat. Sesampainya disana, Rosè berteriak meminta tolong diruang lobby hingga para perawat siaga membawa gadis itu menuju ruang ICU.

Setelah, gadis itu tertolong Rosè memanggil polisi dan membuat laporan tentang kasus pembunuhan. Setelah mendapat panggilan dari Rosè, sebagian petugas meluncur ketempat TKP dan sebagian menuju rumah sakit dan juga mengajukan beberapa pertanyaan dari polisi.

Semua sudah beres dan kini Rosè kembali kerumahnya. Sebelum Rosè pulang ia meminta kepada polisi agar gadis itu dijaga, kemungkinan dua pria jangkung itu adalah physcopath bisa saja ia rasa hasrat untuk membunuh gadis itu belum selesai.

Setibanya dirumah, Rosè langsung masuk dan mengunci pintu rumahnya. Melihat sang kakak begitu panik membuat sang adik ikut bingung dibuatnya.

"Noona, kenapa kau begitu ketakutan?"

"Aniya, hanya saja perasaan noona tidak enak. Apakah kau sudah makan?"

"Eung, dan mana makanan Oreo? Sepertinya ia sudah kelaparan." Setelah mendengar ucapan Roycè, Rosè langsung memberikan makanan kucing kepada adikknya.

"Kalau begitu, noona ingin mandi dulu." Jelas Rosè.

Sesampainya dikamar, Rosè langsung terduduk dipinggir kasurnya. Perasaannya sangat tidak baik dan juga ia yakin sekali jika mereka berdua tadi adalah seorang physcopath.

"Ya Tuhan, kumohon. Lindungi aku dan juga Roycè. Aku sangat takut sekali."

🪓🪓🪓

Jumat Sore, Rosè dan Roycè sedang duduk diruang keluarga sambil menonton acara favorit mereka. Kegiatan ini biasanya mereka lakukan pada hari weekend. Bersantai dan juga mereka bercerita tentang kejadian yang dialami mereka hingga Rosè membuka suara untuk menceritakan kejadian semalam.

"Roysie, sebenarnya kemarin malam itu noona menolong gadis yang hendak dibunuh oleh dua orang physcopath. And now i'm so scared, i'm so scared if them find me." Rosè pun menangis setelah menceritakan hal itu.

"Noona, don't worry. I'm here to protect you and take care of you so, please don't cry noona. You're so ugly when you crying." Jelas Roycè yang menenangkan kakaknya sambil mengejeknya. Usaha Roycè tidak sia-sia, ia berhasil membuat kakaknya tersenyum.

"Noona, nan baegopa."

"Baiklah, hari ini aku ingin sekali sup tahu pedas."

"So what you waiting for? Let's cook." Jika berurusan dengan makanan Roycè sangat bersemangat begitu juga dengan Rosè. Mereka berdua memiliki banyak kesamaan dan itu membuat mereka sangat dekat dan saat mereka jalan berdua di supermarket banyak yang mengira jika mereka sepasang kekasih.

Bagaimana tidak? Roycè sangat tinggi untuk usia 18 tahun, tingginya saja 182 cm dan juga ia memiliki wajah nan tampan walaupun ia mengenakan kacamata bulat dan bisa dibilang ia adalah versi Rosè sebagai pria.

Sedangkan Rosè memiliki tinggi 169 cm dan juga ia termasuk wanita tercantik pada saat SMA begitu juga tiga sahabatnya. Ditambah lagi, ia mewarnai rambutnya menjadi blonde. Kesan putri kerajaan Inggris melekat pada dirinya.

Akhirnya, mereka sedang bertempur dengan bahan makanan didapur. Roycè juga bisa memasak dan jangan tanyakan rasanya bagaimana, bahkan Rosè saja mengakui masakan Roycè lebih enak dari pada masakkannya.

Hidangan yang mereka buat pun sudah jadi. Tidak hanya sup tahu pedas, mereka juga membuat telur dadar, sosis goreng dan yang paling penting kimchi sebagai makanan wajib disetiap rumah.

Rosè dan Roycè menyantap masakan mereka, sembari menikmati makan malam Rosè dan Roycè juga selalu mengobrol bahkan sampai makanan mereka habis.

Setelah selesai makan, Rosè langsung membersihkan dapur dan mencuci piring.
Mengingat sekarang masih jam delepan malam, Rosè biasanya bermain dikamar Roycè. Ia biasanya berbaring dikasur bersama Roycè diatas kasur dan bernyanyi bersama kalau tidak mereka saling membantu mengenakan face mask sebelum tidur.

"Noona, kita jadikan pergi menonton besok?"

"Danyeonghaji, aku sudah berjanji besok kita harus pergi menonton. Roycè have you been feeded Oreo?"

"I've done do it."

"Meow– meow– meow–"

Mendengar suara kucingnya mengeong Rosè dan Roycè tertawa dibuatnya sepertinya kucing itu tahu mereka sedang membicarakannya. Kucing itu langsung menuju mereka yang sedang berbaring santai diatas kasur Roycè.

Alasan namanya Oreo karena ia memiliki dua warna bulu yaitu hitam dan putih. Dipermukaan sampai ekornya berwarna hitam sedangkan bagian dalam dan pergelangan kakinya berwarna putih. Kucing itu sangat lucu dan manja kepada mereka, jika ia ingin tidur pasti selalu disalah satu kamar mereka. Roycè sering memeluk Oreo saat tidur bahkan saat ia terjaga pasti ia mencari Oreo dan membawanya kembali tidur dengannya.

"Baiklah, noona kembali kekamar dulu."

"Eung, jaljayo noona."

"Eung, noona nado."

Sementara itu, diluar rumah Rosè sedang diintai oleh dua pemuda jangkung yang memakai pakaian serba hitam.

"Hyeong, aku sudah mengetahui kediaman gadis itu dan juga aku yakin sekali dia yang melakukan itu pada kita."

"Okay, c'mon my little brother we'll be party tonight."

¤

¤

¤

¤


➡️➡️➡️

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang