BAB 4. Rencana Pertemuan

129 44 28
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^

Keesokan harinya, sepeninggal ayahnya dan Andrew ke kantor, Anna langsung pergi ke apartemen Seth. Lelaki itu tampak sedang tidur saat Anna pertama kali datang, itu terlihat saat Seth membukakan pintu untuknya. Seth hanya memakai boxer, wajah dan rambutnya tampak acak-acakan. Tapi, tetap saja ia begitu mengagumkan di mata Anna. Sekejap bayangan tentang pesona Sebastian Agustine hilang dari ingatannya.

"Ayo cepat mandi sana. Dasar pemalas!"

Anna mendorong bagian belakang tubuh Seth yang berjalan ke arah sofa dengan malas. Ia kembali meringkuk di sofa, mencoba kembali tidur.

"Ya Tuhan Seth, ayolah. Bukankah hari ini kau ada latihan?"

Anna mengguncang-guncang tubuh Seth, dan akhirnya lelaki itu menyerah juga. Seth bangun dan duduk dengan malas.

"Kau tahu, aku baru tidur jam enam tadi pagi." Suara Seth terdengar serak.

"Kau tidak bilang padaku kalau ada jadwal manggung. Maafkan aku. Kau pasti masih mengantuk, ya?"

Seth mengusap wajahnya dengan telapak tangan lalu tersenyum ke arah Anna. Ia tahu gadis di hadapannya itu sedang merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Oh ya, bagaimana pesta ulang tahunmu semalam?" tanya Seth. Ia mengusap wajah Anna dengan ibu jarinya.

"Meriah. Seperti biasa." Anna menghela napas. "Andai kau ada di sana semalam, pestanya pasti jadi lebih seru. Suatu hari aku akan mengenalkanmu pada Papa. Aku berjanji."

Seth tersenyum. "Iya, sayang. Nanti kalau waktunya sudah tepat."

Seth langsung berdiri dan pergi menuju kamarnya dan tak lama terdengar suara pancuran air. Sekitar setengah jam kemudian Seth keluar dari kamar sudah dengan pakaian rapi.

"Ayo ikut aku, aku belum makan dari semalam. Perutku lapar sekali."

***

Anna dan Seth pergi ke sebuah kedai kopi yang berada tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Di sana ternyata ada Ashley yang sudah sampai lebih dulu. Gadis itu duduk seorang diri di sudut ruangan sambil menikmati kopi, saat Anna dan Seth memasuki kedai, ia dengan mudah bisa langsung melihat. Anna tidak punya janji dengannya, pertemuan ini hanya sebuah kebetulan.

Anna dan Seth terpaksa harus menghampirinya. Padahal, saat ini Anna sangat ingin berbincang berdua saja dengan Seth. Ia begitu merindukan lelaki itu. Ada banyak hal yang ingin Anna ceritakan padanya.

"Ash, kau di sini rupanya."

Ashley tampak senang melihat kehadiran Anna dan Seth.

"Hai, Anna." Ashley bangkit dan memeluk Anna sesaat. Anna duduk di meja yang sama dengan Ashley. Tapi, belum sempat Seth duduk, ponselnya sudah berdering. Anna memperhatikan Seth yang berjalan menjauhinya dan Ashley.

Beberapa saat kemudian, Seth kembali dengan terburu-buru.

"Anna, aku harus segera pergi. Latihan dimulai lebih awal. Bye!"

Tanpa mau menunggu jawaban Anna, Seth langsung saja mencium pipinya dan beranjak pergi keluar kedai. Apa-apaan dia itu? Anna merasa sangat kesal. Seth bahkan belum memesan makanan sama sekali. Padahal tadi lelaki itu bilang belum makan dari semalam.

"Latihan?" Suara Ashley membuat Anna sadar dari lamunannya. Anna mengangguk dengan malas.

"Payah! Kau tahu, aku begitu merindukannya sejak liburan kami dari Bali kemarin. Ia terlalu sibuk dengan band-nya itu. Menyebalkan!"

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang