Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^Hari itu hari Minggu. Seperti biasa Anna selalu menjadi orang terakhir yang membuka mata di pagi hari. Terkadang Anna berpikir kalau Sebastian adalah seorang suami yang sangat sabar memiliki istri pemalas seperti dirinya.
Keadaan rumah di hari itu cukup sepi. Saat pertama Anna turun, para pelayan sepertinya sedang bersembunyi di tempat teraman mereka, yaitu dapur. Sementara di luar hujan tampaknya sudah turun dari semalam. Sebenarnya ini adalah momen yang tepat untuk kembali ke tempat tidur dan meringkuk di balik selimut yang nyaman itu. Apalagi jika ditambah dengan kopi hangat, makanan ringan dan netflix. Itu akan menjadi hari Minggu yang sangat sempurna.
Anna tidak melihat Sebastian. Tapi, saat ia tiba di ruang makan, Anna melihat sarapan nampaknya sudah siap dari tadi. Tapi, belum ada yang menyentuhnya sama sekali.
Anna duduk di salah satu kursi dan mulai menikmati susu hangat yang sudah disiapkan untuknya. Untuk beberapa saat Anna duduk di sana, menikmati minumannya.
Sejak kepulangan Sebastian malam itu, Anna tidak mengerti kenapa tiba-tiba Sebastian memintanya untuk tidak pergi ke luar rumah kecuali didampingi oleh lelaki itu.
"Oh itu gila sekali, Sebastian! Aku bisa gila berdiam diri di rumah ini sepanjang hari!" ucap Anna dengan nada putus asa. Ia tidak mengerti alasan Sebastian yang tiba-tiba saja melarangnya ke luar rumah seperti itu. Atau jangan-jangan Sebastian tahu mengenai pertemuannya dengan Seth di hari sebelumnya? Memikirkan hal itu membuat Anna merasa takut.
Lelaki itu berjalan kesana kemari seperti sudah terlambat beberapa menit sambil memakai dasinya, membuat Anna mengikutinya seperti seekor anak anjing.
Tiba-tiba saja Sebastian berhenti dan langsung berpaling pada Anna, menatapnya tajam. "Kau boleh keluar hanya denganku atau dengan Martha. Tapi kalau kau mau pergi sendiri, jawabanku adalah TIDAK BOLEH."
Nada suara Sebastian sangat menakutkan dan Anna tidak mau lagi berdebat dengannya. Pergi ke luar dengan Martha? Yang benar saja! pikir Anna dalam hati. Orang-orang akan mengira ia pergi dengan ibunya dan yang lebih parah, Ashley pasti akan menertawainya kalau gadis itu sampai tahu.
Sejak saat itu Anna lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, menjelajahi setiap sudut rumah besar itu yang belum sepenuhnya terjamah olehnya.
Lamunan Anna terhenti saat ia melihat salah seorang pelayan lewat, segera saja Anna memanggilnya.
"Sara, kau melihat Sebastian?"
Pelayan bernama Sara itu berhenti dan segera menghampiri Anna.
"Tuan Sebastian ada di ruang gym, Nyonya. Beliau berpesan kalau saya harus memanggil beliau kalau Nyonya Anna sudah turun. Dan, sekarang saya berniat memanggil Tuan Sebastian."
"Tidak usah, Sara. Biar aku yang susul Sebastian. Kau boleh pergi mengerjakan yang lain."
Sara tersenyum pada Anna dan segera berpamitan untuk pergi. Sepeninggal pelayan itu, Anna langsung saja pergi ke ruangan yang Sara maksud.
Ruang gym itu adalah sebuah ruangan khusus tempat Sebastian biasa melatih fisiknya. Di sana terdapat beberapa alat kebugaran. Salah satu dinding ruangan ditutupi oleh cermin yang sangat besar menutupi seluruh dinding, dari lantai sampai mencapai langit-langitnya. Sehingga membuat ruangan itu tampak lebih luas.
Saat Anna memasuki ruang gym itu, ia melihat Sebastian sedang berlatih tinju. Ia tampak sangat serius memukuli punching bag yang bergantung dengan pukulannya yang mantap. Wajahnya tampak benar-benar serius dan tatapan matanya itu benar-benar berkonsentrasi penuh pada target di depannya itu. Seakan-akan benda itu adalah musuhnya yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇
Romance[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟏𝟐/𝟐𝟎𝟐𝟏] Lahir dan tumbuh dalam keluarga kaya raya membuat Savannah menjadi gadis yang sangat keras kepala. Itu karena sejak kecil ayahnya selalu memanjakannya dan tanpa segan memberikan semua hal yang ia inginkan. Namun...