BAB 11. Kopi Hitam

119 36 32
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^

Setibanya di rumah, Anna langsung disambut oleh salah satu pelayan Sebastian yang bernama Lita. Belum sempat Anna duduk, pelayan muda itu berkata dengan sopan, "Tuan Sebastian sudah sampai lebih awal, Nyonya. Beliau sedang beristirahat di kamar."

Sebastian sudah sampai lebih dulu? Oh, hebat sekali!

"Baiklah, Lita. Nanti aku akan menyusul. Terima kasih."

"Apa Nyonya butuh sesuatu? Mungkin minum?"

"Tidak, aku akan segera ke kamar saja."

"Baik Nyonya. Permisi."

Pelayan itu berlalu. Saat Anna baru saja berniat melangkahkan kaki ke tangga besar di rumah itu, tiba-tiba ponsel Anna berdering. Anna kaget melihat siapa yang sedang mencoba menghubunginya.

SETH!

Kenapa lelaki itu harus menelepon Anna sekarang? Di saat Sebastian sudah berada di rumah. Anna merasa bingung apa yang harus ia lakukan. Di mana ia harus mengangkat panggilan itu?

Anna segera memasuki kamar mandi yang berada di lantai bawah. Kamar mandi itu berada jauh dari ruang dapur jadi mungkin saja di sana akan aman karena para pelayan tidak akan mendengar pembicaraannya dengan Seth nanti.

Anna tahu kalau para pelayan di rumah itu adalah mata ketiga untuk Sebastian.

Saat Anna masuk ke dalam, panggilan dari Seth sudah mati dan Anna segera meneleponnya balik. Secepat kilat Seth mengangkat panggilan Anna.

"Halo, Anna sayang. Kau masih ingat aku?" sapa Seth pertama kali dengan nada suaranya yang sangat ceria.

Apa yang Seth katakan? Bagaimana bisa Anna melupakannya. Anna tidak pernah bisa tidur tenang setiap malam karena selalu memikirkan lelaki itu.

"Iya Seth, aku masih mengingatmu," jawab Anna sambil berbisik. Ia tahu kamar mandi ini kedap suara tapi tetap saja Anna merasa takut kalau akan ada seseorang yang mendengarnya. Apalagi kalau itu adalah Sebastian.

"Bagaimana rasanya menjadi Nyonya Agustine, Anna? Apa menyenangkan?"

Pertanyaan Seth membuat tenggorokan Anna terasa sakit. Ia merasa ingin menangis sekarang. Sejak dulu, Seth selalu menggodanya dengan sebutan Nyonya Logan karena mereka berdua selalu mengkhayalkan kalau nantinya mereka akan berakhir dengan sebuah pernikahan dan Anna akan menjadi istri dari seorang Seth Logan. Tapi, kenyataanya Anna sekarang malah menikah dan memakai nama belakang orang lain di belakang namanya.

"Jangan menggodaku terus Seth."

Terdengar suara tawa Seth di seberang sana.

"Baiklah, Anna. Aku minta maaf. Oh iya, kau masih berniat membantuku, kan? Kau masih ingat pembicaraan kita waktu itu? Tentang Sebastian Agustine."

"Ya Seth. Kau tahu aku selalu menunggu telepon balasan darimu."

"Maafkan aku, Anna. Aku hanya sedikit sibuk belakangan ini." Seth terdengar menyesal.

"Ya, aku tahu."

Tanpa sadar Anna tersenyum. Mengingat kesuksesan yang berhasil diraih Seth dan teman-temannya.

"Aku masih siap membantumu, Seth. Tapi, aku hanya tidak tahu dari mana harus memulai semuanya."

"Mulailah dari yang paling mudah dan bisa kau kerjakan sendiri, Anna. Berikan ia sedikit pelajaran. Kau mengerti maksudku? Aku tahu kau bisa melakukannya. Untuk langkah selanjutnya, biar aku yang tangani sendiri."

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang