Bab 27. Baby A!

202 40 85
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^

Beberapa minggu kemudian ...

Sejak makan malam itu, Anna dan Sebastian jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama. Mereka makan malam di restoran-restoran kecil di sekitaran apartemen Anna, lari pagi mengelilingi taman dan bahkan menonton film sampai pagi di kamar mereka. Mereka tidak terpisahkan satu sama lain, seperti sepasang remaja yang baru merasakan indahnya jatuh cinta.

Terkadang Sebastian menginap di tempat Anna atau sebaliknya, Anna yang menginap di kediaman Sebastian. Anna bisa melihat pancaran kebahagiaan di wajah Martha saat mengetahui mereka sudah kembali bersama, walau Anna masih enggan kembali ke rumah besar itu.

***

Saat ini Anna sedang duduk seorang diri di sebuah restoran. Sebastian memintanya untuk menunggu di sana karena lelaki itu mengatakan kalau ia nanti akan menyusul setelah pekerjaannya di kantor selesai. Sambil mengaduk-aduk minumannya, Anna tersenyum sendiri memikirkan kalau setelah ini ia akan bertemu lagi dengan Sebastian. Anna merasa seperti ada kupu-kupu yang sedang beterbangan di perutnya. Anna rasa ia sudah gila karena lelaki bernama Sebastian Agustine itu.

Anna selalu tidak sabar untuk bertemu lagi dengan Sebastian. Lelaki itu selalu mempunyai kejutan untuk Anna setiap kali mereka bertemu. Dan, itu membuat Anna jadi merasa lebih spesial. Anna merasa kalau Sebastian benar-benar ingin memperbaiki hubungan mereka. Tanpa Anna sadari ia sudah senyam-senyum sendiri, untunglah saat ia melihat sekitar tidak ada satu orang pun yang tampak memperhatikannya.

Anna mengeluarkan ponsel dan berniat untuk menelepon Sebastian karena lelaki itu sudah terlambat sepuluh menit dari yang seharusnya. Saat Anna sedang mencari kontaknya, tiba-tiba ada seseorang yang menutup kedua mata Anna dari belakang.

Anna tersenyum. Hatinya seperti membuncah senang. Anna tahu siapa yang melakukannya, ia kenal betul aroma parfum orang itu.

"Hmm ... Kau datang terlambat dan sekarang ingin main-main denganku ya, Tuan Agustine?"

Sebastian melepas tangannya dari mata Anna lalu ia langsung saja mencium istrinya itu. Sebastian tampak tersenyum malu, mungkin karena keterlambatannya.

"Maafkan aku, sayang. Aku terlambat karena ini." Sebastian memberikan Anna sebuket bunga mawar merah yang daritadi ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Ya Tuhan, bunga-bunga ini cantik sekali." Anna tidak bisa menutupi perasaannya. Tapi lalu ia berkata dengan sedih, "Tapi mereka sangat malang karena telah dijadikan alasan keterlambatan tuannya."

Sebastian tertawa lagi. "Kau benar sekali, sayang. Sebenarnya aku terlambat karena tadi klienku terjebak macet. Jadi, kami harus memulai pertemuannya lebih lambat. Dan, aku minta maaf."

Sebastian meraih tangan Anna lalu mengecupnya.

"Dan, kau mencoba menyogokku dengan bunga-bunga ini?"

"Bisa dibilang begitu."

Anna tersenyum mendengar jawaban Sebastian. Entah kenapa Anna merasa sangat bahagia sekarang.

"Oh iya, habis ini kita mau ke mana?" tanya Anna dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

"Pilihannya hanya dua kan? Kalau tidak bermalam di apartemen jelekmu itu, kita akan bermalam di rumahku. Apa ada pilihan lain?" Wajah Sebastian tampak malas.

"Apa kau lelah dengan semua ini?"

Entah kenapa Anna jadi merasa tidak enak hati padanya.

"Sejujurnya iya. Kau tahu, aku tidak suka membawa istriku ke hotel atau apartemen. Kita adalah sepasang suami istri, Anna. Aku ingin kau kembali ke rumah dan berhenti bekerja. Aku mau setiap aku pulang ke rumah, akan ada seseorang yang menyambutku dengan senyuman hangat dan mengurus semua kebutuhanku dengan baik. Dan aku mau orang itu adalah kau, Anna. Istriku. Aku bosan selalu saja Martha yang menyambutku."

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang