Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^Sebastian menjatuhkan tubuhnya ke atas sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu. Napasnya terengah-engah. Ia menyeka keringat yang mengalir di dahinya menggunakan handband di tangan sebelah kirinya.
Sebastian pergi dari kamarnya pukul 6 pagi untuk jogging mengelilingi taman di sekitar tempat tinggalnya. Ia memang selalu menyempatkan diri untuk sekedar lari pagi saat ia berada di rumah. Tadi, saat ia pergi Anna masih tertidur dengan sangat nyenyak.
Setelah berhasil mengatur napasnya, Sebastian meminum air dari botol yang ia bawa dan menyandarkan tubuhnya. Berusaha untuk santai. Pikirannya kembali pada kejadian di malam sebelumnya bersama seorang gadis yang baru saja dinikahinya.
***
Sebenarnya Sebastian tidak terlalu ingin juga bercinta dengan Anna tadi malam. Ia hanya ingin membuat Anna merasa dihargai sebagai seorang istri di malam pengantinnya dan sekalian juga Sebastian ingin memberikan sedikit "hukuman" atas apa yang telah dilakukan Anna selama ini di belakang ayahnya. Lagipula sex itu juga akan memberikan kepuasan untuk Sebastian. Dan membuat tidurnya lebih nyenyak. Jadi, ia tidak akan merasa rugi.
Tepat setelah ia membaringkan tubuh Anna, Sebastian langsung melancarkan segala usahanya untuk membuat gadis itu semakin tidak sabar untuk menerimanya. Dan, usahanya berhasil. Sebastian berpikir Anna benar-benar sudah dimabuk kepayang olehnya. Tapi, saat ia baru saja memasuki gadis itu, hal tidak terduga terjadi.
"AAHHHH!"
Erangan kesakitan itu terlontar dengan sangat lantang dari mulut Anna. Gadis itu mendorong tubuh Sebastian dengan sangat kuat sementara air mata mengalir dari kedua sudut matanya tanpa ia sadari. Mereka bertatapan. Sebastian pun tidak percaya apa yang baru saja terjadi.
Sial, ya Tuhan! Gadis ini masih perawan! pikir Sebastian dan tiba-tiba rasa bersalah menyelimutinya. Tapi, bagaimana mungkin? Ia memperlakukan Anna dengan kasar dan terlalu terburu-buru hingga membuat gadis itu merasa kesakitan dan menangis. Tapi, itu semua hanya karena Sebastian berpikir kalau Anna sudah sering melakukan itu sebelumnya.
Sebastian segera mendekati Anna lagi dan mengusap air matanya. Ia sadar noda itu ada di sana, di antara mereka.
"Maafkan aku, Anna. Aku tidak tahu." Sebastian mencium kedua mata Anna yang tampak masih syok. Apa gadis itu akan trauma? "Kita tidak perlu melakukannya jika kau merasa tidak nyaman."
Tanpa ia duga sebelumnya Anna malah meraih wajah Sebastian dan menciumnya dengan lembut. Gadis itu memejamkan matanya dan sekali lagi air mata mengalir dari salah satu matanya.
Tak lama Anna membuka matanya dan menatap padanya. Sebastian balik menatap Anna, ia berusaha membaca pikiran gadis itu tapi ia tidak berhasil kali ini. Tak lama, Anna memeluk Sebastian dengan tubuh hampir telanjangnya dan berbisik, "Apa yang kau katakan, Sebastian? Ini malam pernikahan kita dan kita patut merayakannya."
***
Ciumannya begitu lembut dan memabukkan. Mengingatnya saja membuat tubuh Sebastian bereaksi sekarang. Sejujurnya Sebastian jadi merasa kasihan melihat Anna. Ia tahu Anna masih sangat mencintai si gitaris itu dan sekarang gadis itu malahan menikah dengannya. Mereka bahkan hanya bertemu beberapa kali sebelum menikah. Tapi, gadis itu sendiri yang menerima pinanganku! Ya, tapi itu hanya karena Anna masih begitu menghormati ayahnya dan ingin agar lelaki tua itu merasa bahagia.
Sebastian berpikir mungkin Anna sebenarnya adalah seorang gadis yang baik. Ia bahkan rela mengorbankan kebahagiaannya demi membahagiakan ayahnya. Jika selama ini Anna selalu "bermain belakang" dengan ayahnya itu pasti hanya karena gadis itu sedang mencari apa yang tak bisa ia dapatkan rumahnya, yaitu "kebebasan".
![](https://img.wattpad.com/cover/289414969-288-k561029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇
Romance[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟏𝟐/𝟐𝟎𝟐𝟏] Lahir dan tumbuh dalam keluarga kaya raya membuat Savannah menjadi gadis yang sangat keras kepala. Itu karena sejak kecil ayahnya selalu memanjakannya dan tanpa segan memberikan semua hal yang ia inginkan. Namun...