BAB 19. (Tak) Sesuai Harapan

167 35 44
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^

Sepulangnya dari rumah sakit Anna kembali ke kediaman Agustine. Itu adalah permintaan terakhir Sebastian sebelum ia benar-benar mengizinkan Anna pergi dan gadis itu menyetujuinya. Bagi Anna, apa pun akan ia lakukan asal ia bisa terlepas dari lelaki yang paling dibencinya itu.

Malam sebelum Anna keluar dari rumah itu, ia tidak bisa tidur sama sekali. Hatinya terlalu senang, mirip seperti seorang gadis kecil yang tidak sabar menantikan pesta ulang tahunnya esok hari. Akhirnya setelah sekian lama, Anna berhasil juga keluar dari kediaman keluarga Agustine dan melepaskan diri dari pernikahan yang menyiksanya itu.

Bisa dibilang kalau malam itu Anna tidak tidur sama sekali. Ia sibuk mengepak pakaian yang akan ia bawa besok dan membayangkan rencana-rencana yang akan ia lakukan setelah keluar dari sana. Anna berusaha untuk tidak membawa banyak barang, lagipula semua yang ia miliki sekarang adalah pemberian Sebastian dan Anna sudah bersumpah untuk tidak membawa sepeser pun uang darinya nanti.

Anna benar-benar ingin mengakhiri hubungannya dengan Sebastian dan ia tidak mau lagi merasa berhutang apa pun pada lelaki itu. Anna sudah berbuat salah pada Sebastian tapi ia juga sudah berhasil menyelamatkan nyawanya. Paling tidak, hal itu bisa sedikit membayar kesalahannya selama ini. Jadi, menurut Anna semuanya impas.

Paginya, Anna sudah bersiap dengan semua barang-barangnya. Saat ia turun dengan membawa sebuah koper kecil yang berisi beberapa potong pakaian, ternyata di bawah Martha sudah menunggunya.

"Selamat pagi, Nyonya Anna."

Anna terus berjalan ke arah wanita itu. Sampai akhirnya mereka berdiri berhadapan sekarang.

"Jangan panggil aku dengan sebutan Nyonya, Martha. Aku bukan nyonyamu lagi. Panggil saja aku Anna. Ya, Anna saja."

Martha tersenyum pada Anna.

"Anda akan selalu menjadi satu-satunya Nyonya di rumah ini. Dan, hal itu tidak akan pernah berubah selamanya."

Terserah kau saja, Martha. Terima kasih banyak. Tapi, mulai saat ini aku akan meninggalkan rumah terkutuk ini dan tak akan pernah kembali lagi, bisik Anna dalam hati. Tapi ia tidak sampai hati berkata seperti itu pada Martha. Biarlah semua hal itu ia simpan untuk dirinya sendiri saja.

Anna menoleh ke arah lantai atas, mencari di mana Sebastian. Anna berniat untuk berpamitan padanya. Perasaan hati Anna sedang bahagia saat ini, jadi ia akan bersikap sedikit lebih bersahabat pada lelaki itu. Anna berpikir toh sehabis ini ia juga tidak akan pernah bertemu lagi dengan Sebastian.

"Apa Sebastian belum turun?" Mata Anna masih mencari-cari, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda keberadaan Sebastian di atas.

"Tuan Sebastian sudah berangkat pagi-pagi sekali, Nyonya. Tuan hanya meminta saya untuk memberikan ini pada Anda."

Martha memberikan Anna sebuah ponsel. Tapi itu bukanlah ponsel miliknya yang dirampas oleh Sebastian melainkan sebuah ponsel mahal keluaran terbaru lengkap beserta kardusnya.

"Ini bukan ponselku, ke mana ponsel lamaku?" tanya Anna pada Martha.

"Tuan Sebastian bilang layar ponsel Anda yang lama sudah hancur, Nyonya. Tuan tidak sengaja menjatuhkannya."

Anna menghela napas berat, ia tahu Sebastian sudah berbohong dan Martha hanya menyampaikan apa yang dikatakan tuannya. Ia hanya merasa kesal karena sekarang ia jadi tidak punya lagi kenangan saat ia masih bersama Seth dulu.

Dengan berat hati Anna mengambil ponsel itu dari tangan Martha. Biar bagaimanapun Anna masih membutuhkan benda itu untuk berkomunikasi nanti.

"Terima kasih banyak, Martha."

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang