BAB 30. Curahan Hati

212 36 89
                                    

Beberapa hari kemudian ...

"Aku tidak pernah tahu kalau kakakku ini jago juga memainkan pistol? Kau bisa menembak Seth dengan tepat di kakinya."

Andrew tertawa mendengar pujian yang Anna tujukan padanya.

"Kau tahu, Anna? Bukan aku yang menembak kaki mantan pacarmu itu tapi polisi. Aku hanya memegang pistol itu untuk berjaga-jaga tapi sebelum aku mendapat posisi yang pas, polisi di belakangku sudah lebih dulu menembak kakinya. Kakakmu ini tidak sekeren itu, Anna."

Andrew tertawa lagi dan kali ini jauh lebih keras. Ia menertawai Anna yang sudah percaya kalau ia yang menembak kaki Seth waktu itu. Karena setelah mendengar suara ledakan pistol dan melihat Andrew, seketika Anna jatuh pingsan. Mungkin karena tidak tahan dengan semua hal yang sudah terjadi. Jadi, Anna tidak tahu kalau ternyata ada polisi di belakang Andrew.

"Kau itu memalukan sekali, Andy!" ucap Anna dengan nada malas lalu meninju lengan kakaknya itu. Andrew masih tertawa geli di hadapan Anna yang sedang duduk bersandar di tempat tidur.

Saat ia sudah merasa puas, Andrew menghentikan tawanya lalu mengusap air mata di sudut matanya akibat tertawa terlalu geli tadi. Lalu Andrew meraih wajah Anna dan tampak memperhatikannya.

"Bagaimana keadaan adikku ini? Apa kau sudah merasa baikan?" Andrew memperhatikan Anna dengan seksama. Anna tidak menyangka kalau kakaknya yang menyebalkan itu ternyata mengkhawatirkan keadaannya juga.

"Aku sudah baikan, hanya sekarang jadi sering pusing dan mual. Tapi, kurasa itu bukan efek dari kejadian kemarin melainkan efek dari kehamilanku," jawab Anna sambil mencoba memijit keningnya.

"Kenapa kau mencoba untuk menghindari Sebastian lagi setelah kau tahu kalau kau sedang mengandung bayinya, Anna. Apa yang ada di dalam pikiranmu?"

"Aku takut Sebastian akan merebut anak ini dariku lalu setelah itu ia akan menceraikanku, Andy," jawab Anna takut-takut. Mendengar itu Andrew tertawa tidak percaya dan mengusap wajahnya sendiri dengan telapak tangan.

"Apa yang kau bicarakan, Anna? Kau tahu, sejak Sebastian kembali dari luar kota dan mengetahui kalau kau telah diculik oleh pacarmu yang gila itu seketika Sebastian memberitahuku. Dan, untunglah kami mendapat petunjuk dari salah satu orang suruhannya yang memang melihat kejadian itu dan mengikuti mobil Seth dari belakang. Sebastian sangat mengkhawatirkanmu, Anna. Dan, kau lihat apa yang sudah ia lakukan untukmu? Bagaimana bisa kau berpikir kalau ia akan berbuat jahat padamu dan bayi kalian? Dan lagipula, apa kau pikir aku dan Papa akan diam saja semisalnya Sebastian memang benar-benar akan merebut bayimu dan meninggalkanmu begitu saja?"

Anna terpaku dan merasa sangat malu sekali mendengar ucapan Andrew barusan. Anna sangat malu karena sudah berprasangka buruk pada Sebastian hanya karena terpengaruh oleh wanita di kafe waktu itu.

"Aku menyesal, Andy. Aku benar-benar menyesal dan merasa malu."

Anna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya tapi Andrew meraihnya dan menatap kedua mata Anna.

"Jadi, setelah semua hal yang sudah terjadi, apa kau masih mau mencintai Seth-mu dan tetap merasa ragu pada suamimu sendiri, Anna?"

Tiba-tiba saja Anna bergidik mendengar nama itu. Anna tidak pernah menyangka kalau ia pernah berpacaran sekian lama dengan seorang sakit jiwa seperti Seth. Anna tidak bisa membayangkan kalau kemarin ia tidak menikah dengan Sebastian dan tetap menjalin hubungan dengan lelaki itu. Entah apa yang akan terjadi padanya. Oh Ya Tuhan, terima kasih banyak karena telah menyelamatkanku!

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang