Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^Keesokan harinya Anna bangun kesiangan. Entah kenapa ia bisa tidur dengan begitu nyenyak di kasur keras seperti itu, mungkin Anna terlalu lelah. Selesai sarapan dengan makanan seadanya ia mulai bersiap pergi ke luar.
Anna harus mencari pekerjaan. Uang simpanannya lambat laun akan habis dan ia tidak punya apa-apa lagi untuk dijual. Anna terlalu sombong karena tidak mau menerima cek dari Sebastian waktu itu, padahal jumlahnya cukup banyak. Mungkin saja lelaki itu sudah tahu kalau Anna akan hidup susah seperti ini. Ah, tapi Anna tidak merasa menyesal. Paling tidak, ia keluar dari rumah itu dengan membawa harga dirinya sepenuhnya.
Anna berkeliling mencari pekerjaan dengan bis. Belum pernah sekali pun dalam hidupnya, bepergian dengan kendaraan umum seperti itu. Rasanya benar-benar tidak karuan. Ditambah dengan sengatan sinar matahari yang begitu panas menusuk kulitnya. Kepala Anna pusing sekali rasanya.
Sudah beberapa tempat Anna datangi. Dan, mereka semua menolaknya dengan alasan tidak ada lowongan. Padahal, di beberapa tempat Anna bahkan belum berhasil masuk ke dalam sama sekali, tapi petugas jaga sudah mengusirnya begitu saja. Andai orang-orang itu tahu siapa Anna, mungkin mereka bisa sedikit bersikap lebih sopan padanya.
Sebastian benar, tanpa nama besar ayahnya, Anna memang bukanlah siapa-siapa.
Tidak pernah Anna bayangkan sebelumnya kalau akan sesulit itu mencari pekerjaan. Padahal ia hanya melamar ke kafe atau restoran kecil. Tapi tetap saja tak ada satu pun yang berminat untuk mempekerjakannya.
Hari itu Anna sampai di apartemen pukul delapan malam dengan tangan hampa. Ia tidak berhasil mendapat pekerjaan. Tapi tak apa, besok Anna berniat untuk mencobanya lagi.
***
Saat Anna sedang menikmati air hangat di dalam bath tub, tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan suara seseorang yang mengetuk pintu apartemennya. Entah kenapa Anna jadi waspada seketika. Tidak ada seorang pun yang tahu tempat tinggalnya dan ia baru dua malam tinggal di sana. Mustahil ada orang yang datang mengunjunginya.
Pintu itu terus diketuk dengan nada pelan. Sepertinya orang itu tidak mau terlalu membuat Anna merasa terganggu. Tapi, dengan datangnya ia malam-malam begini sudah cukup mengganggu bagi Anna.
Anna keluar dari bath tub dan memakai jubah mandinya. Perlahan ia berjalan ke arah pintu dan mengintip orang itu dari lubang pintu. Anna melihat seorang lelaki berjas berdiri di depan pintu. Dandanannya sangat rapi dan berkelas. Ia pasti bukan orang sembarangan. Tapi, untuk apa dia ke sini malam-malam begini dan dari mana lelaki itu tahu tempat tinggalnya. Anna bahkan tidak mengenalnya sama sekali.
Tapi tidak apa-apa, yang penting itu bukan Sebastian seperti yang Anna khawatirkan sebelumnya.
Perlahan Anna membuka pintu dan lelaki itu tampak tersenyum padanya.
"Selamat malam, Nyonya Agustine. Nama saya Dennis, Dennis Sanders. Boleh saya meminta waktu Anda sebentar?"
Anna terpaku melihat sosok itu. Ia begitu tampan dan menarik. Dengan sepasang lesung di pipinya, membuat senyumannya begitu menawan.
"Nyonya Agustine?"
Suara Dennis memecah lamunan Anna. Anna berharap ia tidak tahu kalau Anna sedang mengagumi ketampanannya, karena kalau lelaki itu sampai tahu, Anna pasti akan merasa malu sekali.
"Oh ya, silakan masuk."
Dennis masuk ke dalam ruang tamu Anna yang sangat tidak pantas untuknya. Sepatu yang ia kenakan bermerk mahal dan dasinya terbuat dari sutra. Lelaki itu pasti bergaji besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇
Romance[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄 𝟐𝟑/𝟏𝟐/𝟐𝟎𝟐𝟏] Lahir dan tumbuh dalam keluarga kaya raya membuat Savannah menjadi gadis yang sangat keras kepala. Itu karena sejak kecil ayahnya selalu memanjakannya dan tanpa segan memberikan semua hal yang ia inginkan. Namun...