BAB 8. Pernikahan

129 40 34
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.
Happy reading ^•^

Pernikahan itu terjadi sebulan kemudian. Bisa dibayangkan, pesta pernikahan yang dibuat sesuai dengan selera James dan Sebastian itu menjadi pesta yang sangat mewah. Semuanya yang terbaik.

Gaun pengantin Anna dipesan dan dibuat khusus oleh perancang busana kenalan ayahnya yang berdomisili di Paris. Makanan dan minuman yang paling enak serta dekorasi yang sangat cantik.

Anna sedang duduk di ruang ganti. Menatap pantulannya sendiri di kaca cermin. Mereka sudah mengganti pakaiannya dan merias wajahnya. Ia tampak begitu cantik. Pertama kali Anna melihat sosok di cermin itu, ia bahkan hampir tidak percaya bahwa itu adalah dirinya sendiri.

Anna duduk terdiam di depan cermin. Perasaannya benar-benar tidak karuan saat ini. Apakah ia sudah gila? Apakah keputusannya benar? Apakah ia akan menyesali semua ini? Menikah dengan seorang Sebastian Agustine pastilah bukan perkara mudah untuknya. Mereka begitu bertolak belakang dan Anna berpikir Sebastian adalah lelaki yang benar-benar menyebalkan.

Tak berapa lama ada seseorang yang mengetuk pintu, James langsung saja masuk ke dalam ruangan. Ia tampak tertegun tidak percaya melihat putrinya itu.

"Anna, apa ini benar-benar Savannah putriku?"

Perlahan James berjalan ke arah Anna. Wajahnya memerah dan matanya mulai berkaca-kaca. Belum pernah sekali pun dalam hidupnya, Anna melihat ayahnya menangis kecuali di hari kematian ibunya. Lelaki itu pasti merasa sangat bahagia melihat anak gadisnya saat ini.

Pada posisi ini, Anna merasa tidak menyesal menerima tawaran Sebastian untuk menjadi istrinya. Selama ia bisa melihat ayahnya merasa bahagia seperti sekarang.

"Papa, ayolah jangan begitu. Papa membuatku ingin menangis."

Anna mengusap air mata kebahagiaan ayahnya. James meraih lengan Anna dan menatapnya dengan lekat.

"Jangan menangis, sayang. Maafkan aku. Aku hanya tidak bisa percaya bahwa putri kecilku yang cengeng dulu sudah sebesar ini dan sekarang ia akan segera menikah."

Anna tersenyum mendengar ucapan ayahnya. James benar, dulu sewaktu kecil Anna adalah seorang gadis kecil yang sangat cengeng. Ia sering sekali menangis. Saat Andrew menjahilinya, saat kucing kesayangannya mati, saat Anna terjatuh dari sepeda. Dan, setiap Anna menangis, ayahnya adalah satu-satunya orang yang datang untuk menghapus air matanya.

Dan, sekarang di saat ia akan menikah, ayahnya yang menangis dan sekarang Annalah yang mengusap air mata dari pipi ayahnya.

Keduanya tertawa sambil menahan air mata haru. Tak lama James menghela napas dalam dan segera berkata, "Ya sudah, sayang. Acaranya akan segera dimulai. Kita harus keluar sekarang."

***

Upacara pernikahan mereka berjalan dengan sangat cepat dan sekarang Anna sudah resmi menjadi seorang Nyonya Agustine. Satu hal yang masih janggal di telinga Anna saat para tamu undangan menyapanya dengan sebutan itu. Anna masih tidak bisa percaya kalau ia sudah menikah dengan lelaki yang merupakan anak dari sumber malapetaka dalam keluarga Seth.

Saat pesta resepsi berlangsung, para tamu lelaki mendatangi Anna dan memujinya karena sudah berhasil menjadi pelabuhan terakhir seorang Sebastian Agustine. Dan, Anna bisa melihat dari cara para tamu perempuan menatapnya. Mereka semua tampak iri melihatnya. Iri karena gadis dengan wajah pas-pasan seperti dirinya bisa menikah dengan lelaki seperti Sebastian Agustine.

"Itu pasti karena ia kaya raya."

"Kalau bukan karena nama besar ayahnya, Sebastian pasti akan lebih memilihku."

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐍𝐍𝐀𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang